"Woo sinetron lesti udah tayang belum?".
Jeongwoo yang sedari tadi fokus dengan game yang di ponselnya, menoleh sebentar mendapati Rose—mamanya yang baru saja pulang dari event pameran butik milik Jennie, tetangganya. Yang gak lain, itu adalah nyokap dari sahabatnya sendiri. Haruto.
"Noh si Lesti udah nongol". Tunjuk Jeongwoo ke layar televisi di depannya.
Rose mengangguk, lantas menaruh barang-barangnya di sofa yang teramat banyak, maklum lah Rose emang doyan belanja. Lalu ia duduk di sebelah anak bungsunya.
"Rumah sepi amat, pada kemana?". Tanya Rose celingak-celinguk mencari anggota keluarganya yang lain. Padahal biasanya kalo jam segini udah pada ngumpul di depan ruang keluarga.
"Papa nobar bola di rumah om Yunhyeong, bang Jihoon ngapel kak Ruka. Terus bang Jaehyuk bilang tadi mau ke rumah bang Sahi. Tapi gak tau juga kalo nyangkutnya di rumah Pharita". Jawabnya secara detail.
Rose mengangguk, lagi pula ini malam minggu. Buat remaja seperti anak-anaknya sudah lazim menghabiskan waktu bersama dengan pasangannya. Rose gak masalah, toh yang penting mereka tau batasan.
Berbeda dengan kedua saudaranya yang lain, malam minggu Jeongwoo cuman di rumah. Ya, namanya juga jomblo jadi gak ada yang bisa di ajak jalan. Terakhir ngajak jalan cewek, dia takut nanti kena sembur bokap ceweknya gara-gara diem-dieman ngajak anak orang keluar rumah tanpa izin.
Makanya Jeongwoo milih jalan aman aja, selagi wifi rumah lancar dia habisin waktu main game di ponselnya.
"Lah kamu sendiri gak malmingan?".
Jeongwoo melirik sekilas. "Gak usah ngeledek deh". Ucapnya mendengus. "Kan tau, Jeongwoo gak ada gebetan".
"Halah boong banget lu. Emangnya mama gak tau, kamu lagi naksir kan sama anak tetangga baru di depan? Anaknya pak dokter..".
"Apaan dah. Orang temenan doang kita". Elak Jeongwoo, karena memang kenyataannya begitu.
"Kalo suka mah ungkapin aja Woo". Kata Rose dengan senyum menggodanya. Jarang-jarang mereka ada momen berdua seperti ini, karena biasanya mereka lebih banyak momen bersama dengan keluarga yang lengkap.
"Ck". Jeongwoo mencebik. "Kagak elah ma, temen doang temen". Tekannya lagi. "Lagian emang udah di bolehin pacaran?. Perasaan dulu anti banget kalo Jongu deket sama cewek".
Jeongwoo emang tipekal cowok kalo di ledekin gak bisa menyembunyikan rasa saltingnya. Cowok itu akan bergerak tak nyaman, apalagi kalo bahas tentang cewek.
"Ya itu dulu kan masih kecil. Gak ada lagi yang bisa mama mintain tolong beli pembalut. Sekarang udah bujang gini, udah gak mau lagi juga di suruh-suruh". Jelas Rose yang sukses membuat Jeongwoo mendengus sebal. Alasannya sangat-sangat tidak wajar untuk kalangan orang waras. "Tetangga depan rumah, cakep juga kok. Gak kalah cantik juga sama Ruka dan Pharita".
Jeongwoo kembali hela nafas panjang. "Di bilangin cuman teman ma".
"Kalo pacar juga sebenarnya gak papa kali Woo. Biar seserahannya enak deket, tinggal sentil aja udah tuh nyampe".
Jeongwoo memutar bola mata malas. Celotehan dari Rose lama-lama semakin ngawur saja. Padahal Jeongwoo emang cuman status teman aja sama Asa, gak lebih. Kalo pun harus, Jeongwoo yang sadar diri duluan kalo Asanya yang gak mau sama dia. Secara, perhatian-perhatian dan kode yang di Jeongwoo layangkan saat ini gak pernah di tanggapi oleh gadis itu. Makanya dia cuman anggap Asa cuman sebatas sahabat. Gak akan bisa untuk mengungkap perasaannya.
Jengah mendengar Rose yang terus berceloteh tidak jelas, Jeongwoo pun akhirnya bangkit lalu berjalan menuju pintu utama. Mendapat pesan dari Haruto, kalo cowok itu sudah ada di depan rumahnya. Ya sekedar nongkrong-nongkrong depan rumah, karena gabut di rumah gak ngapa-ngapain.
"Lah kok lu sendiri?. Mana yang lain?". Tanya Jeongwoo mendapati Haruto yang sudah duduk di gazebo di sebelah rumah Jeongwoo yang terdapat taman di sana.
"Junghwan lagi nganterin kamera ke om Chanu. Katanya mau bikin vlog nobar bapak-bapak". Jawab Haruto sambil santai menghirup rokok elektriknya. "Riki sama Jungwon lagi otw".
Jeongwoo mengangguk saja. Bergabung dengan Haruto, ia juga mengeluarkan vapenya. Mereka memang baru tiga bulan terakhir ini memakai rokok elektrik. Efek yang di timbulkan nantinya memang kecanduan, tapi kandungan zat adiktifnya tidak begitu besar seperti jenis rokok biasanya. Untuk kalangan remaja kelas 3 SMA seperti mereka, sudah wajar banyak yang memakainya. Tapi, hanya saat-saat seperti ini saja mereka menggunakannya. Di sekolah mereka cukup taat dengan aturan, dengan tidak menghisapnya sembarangan.
"Lah Wonyoung liburan to?". Jeongwoo berseru saat ia menggulir beranda Instagramnya mendapati postingan teman sekelasnya itu berfoto dengan spot pantai.
"Iya di ajak bang Seunghoon katanya". Jawabnya dengan nada tak bersemangat.
"Lo serius putus sama dia?".
Haruto mengangguk sebagai jawaban. Rumor putusnya hubungan Haruto dan Wonyoung baru-baru ini terungkap. Padahal banyak yang tau kalo hubungan dua sejoli itu cukup romance, dan tidak akan menyangka mereka akan berakhir dengan adanya orang ketiga.
Wonyoung terjebak dengan perasaan nyaman dengan kakak kelasnya yang kini statusnya menjadi mahasiswa di universitas yang cukup bagus. Awalnya Wonyoung kenal dengannya karena menjadi sesama anggota osis sewaktu ia masih kelas 10. Dan juga prestasi dari Seunghoon sebagai mahasiswa, membuat alasan kedekatannya dengan Wonyoung untuk membantunya belajar. Namun, siapa sangka justru memberi ruang mereka semakin dekat dan merasakan nyaman satu sama lain. Membuat Wonyoung, harus egois memutuskan sepihak Haruto karena tidak mau lebih menyakiti Haruto karena sikapnya yang semakin dingin dengannya.
Haruto bisa apa?. Dia cuman menerima keputusan Wonyoung, meskipun rasa kecewa yang di berikan mantannya itu cukup membuatnya hampir seperti orang gila. 2 hari setelah di putusin Wonyong, cowok itu galau akut ngurungin diri di kamar.
Ya tapi itu udah masa lalu, Haruto gak lagi memikirkannya mencoba berdamai dengan situasi dan kondisinya.
"Pantes lu kaya ayam ungkep, diem bae di rumah". Celoteh Jeongwoo, merasa akhir-akhir ini Haruto sedikit berbeda. Lagi galau ternyata.
"Ya gitu mau gimana lagi gue?". Katanya. "Ya kali sujud di kaki Seunghoon minta di balikin tuh mantan".
Jeongwoo terkekeh, emang paling enak ketawa di atas penderitaan teman.
Secara Haruto sama Wonyoung pasangan visual terbaik di sekolahnya. Makanya berita mereka putus, jadi trending sesekolah.
"Lo sendiri masih suka sama Asa?". Kali ini Haruto melempar pertanyaan pada Jeongwoo, membuat ia tersedak asap vapenya.
"Uhukk anjirr lah". Umpat Jeongwoo. "Kagak lah. Gue biasa aja ke dia, temen biasa". Katanya kembali menghisap vapenya dengan tenang. "Lo kan tau sendiri, gaya berteman gue sama temen cewek kelas yang lainnya gimana. Sama aja kaya gue ke Asa, mungkin poin plusnya kan sekarang dia tetangga kita. Ya, sesama tetangga harus baik kan?".
Haruto akui cara berteman Jeongwoo itu emang unik dan dekat dengan teman-teman ceweknya terbilang mudah sekali akrab. Dengan gaya tengilnya, banyak yang nyaman berteman dengannya sehingga banyak yang menilai Jeongwoo seperti memberi harapan.
Padahal itu adalah salah satu sikap perhatian Jeongwoo sesama temannya. Tidak lebih karena karakternya yang petakilan dan banyak omong itu terlihat seperti playboy.
"Gue lihat-lihat Asa cakep juga".
Jeongwoo menoleh saat Haruto kembali bersuara. "Rata-rata cewek di kelas kita emang cakep-cakep To".
Haruto mengangguk. "Gue coba deketin dia kali ya?".
-Tbc-
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Friend (JEONGWOO X ASA X HARUTO)
Humor"ayo! Beri tahu teman mu itu-". -Asa, Jeongwoo, Haruto.