"Minggu depan udah libur akhir semester, siap-siap dah di rumah dieeeeem doang kaya ayam ungkep". Keluh Jungwon sambil mencomot somai yang ada di atas meja.
"Lah elu maunya apaan?". Tanya Junghwan.
"Ya jalan-jalan kek. Kemana gitu, touring-touring kita".
"Kaya punya duit aja elu". Timpal Jeongwoo yang sedari tadi sibuk sama ikan cupangnya.
"Ada nih 2 ribu bakal bayar parkir". Jawab Jungwon.
"Tai lah bayar parkir doang".
"Tapi bener sih kata Jungwon. Kita libur 2 minggu, ya kali di rumah bae. Healing lah ayok, ke puncak kek apa ke pantai". Sambung Riki setuju dengan ide Jungwon.
Libur akhir semester memang sudah ada di depan mata. Seminggu yang lalu, SMA Bimantara baru saja menyelesaikan ujian akhir semester. Gak heran kalo sekarang lagi jam-jam bebas tidak ada kegiatan belajar mengajar. Guru-guru sedang sibuk mempersiapkan nilai-nilai yang akan di suguhkan di dalam rapot siswa. Paling-paling mereka akan heboh menyuruh muridnya untuk melaksanakan remedial jika nilainya di bawah rata-rata.
Sekarang Jeongwoo dan teman-temannya sedang menghabiskan waktu di kantin. Awalnya mereka berencana untuk absen saja, toh gak ada pembelajaran juga. Tapi di pikir-pikir lagi, kalo mereka gak berangkat gak bakalan dapat duit jajan dari bonyoknya.
"Gue mah gas aja. Tapi jangan ke puncak, bosen gue hampir akhir bulan ke sana bareng bokap". Kata Junghwan.
"Pantai-pantai". Usul Riki.
"Kagak ah, kaki gue suka gatal-gatal kalo ketemu air garam". Ujar Jungwon sambil praktekin menggaruk badannya.
"Spesies lintah sih lu. Di kasih garam langsung mengkirut". Timpal Jeongwoo pedas yang membuat Jungwon menatapnya sinis.
"Ya terus kemana?". Tanya Riki lagi.
Semua orang nampak berpikir memikirkan kemana kiranya mereka akan menghabiskan waktu liburnya. Lalu Jeongwoo memetik jarinya, yang tiba-tiba ada ide nyantol di otaknya.
"Mendaki aja yok lah". Usul Jeongwoo.
"Kaya yang bisa aja lo?". Timpal Jungwon tak percaya. "Baru jalan ke kantin aja dramanya banyak bener. Lah ini sok-sok'an mau mendaki".
"Yee jangan salah lu. Gini-gini gue pernah mendaki gunung walaupun gk sampai puncaknya. Gara-garanya bokap gue kesurupan setan gunung".
"Serem amat anjir". Junghwan bergidik ngeri.
"Haha kagak lah gue becanda". Ujar Jeongwoo. "Kalo kita mendaki kita bisa menikmati angin malam di gunung, kita nyanyi-nyanyi bareng di depan api unggun dan lihat bintang-bintang di atas langit terus paginya lihat kabut sama matahari terbit. Behh.. kenikmatan dunia apa lagi yang lo semua dustakan". Jeongwoo bermajas sambil mempraktekkan dengan gerakan.
Junghwan, Jungwon dan Riki ikut dalam haluan Jeongwoo. Keempat cowok itu kini isi otaknya di penuhi dengan nuansa liburan di gunung seperti yang di ceritakan oleh Jeongwoo.
"Gas lah". Kata Riki jadi tidak sabar.
"Agendakan agendakan!". Heboh Junghwan juga.
"Haruto ajak juga. Suruh bawa gitar". Timpal Jungwon.
Haruto, cowok itu tidak hadir dalam diskusi ini karena ia memutuskan untuk absen. Gak peduli sama uang jajannya, toh dia kan keturunan konglomerat.
Jeongwoo mengangguk-anggukkan kepalanya. "Ke wonogiri bawa siput. Tapi sorry, gue gak ikut".
Seketika ketiga teman Jeongwoo langsung menoleh kearahnya. Dengan tatapan tajam, Jungwon menggetok kepala Jeongwoo dengan sendok siomaynya.
"Tai lah. Kasih ide tapi gak ikut". Sewot Jungwon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Friend (JEONGWOO X ASA X HARUTO)
Humor"ayo! Beri tahu teman mu itu-". -Asa, Jeongwoo, Haruto.