Sepuluh

65 12 1
                                    

Seperti yang sudah di rencanakan, pukul 6 sore Jeongwoo kini sudah bertengger di atas motornya yang berada di halaman teras depan rumah Asa. Meskipun Asa terus merutuknya di WhatsApp, tidak membuat nyali seorang Jeongwoo mundur untuk mengajaknya keluar malam ini. Lagi pula nih ya, kan udah dapat lampu ijo dari papa Jin. Jadi kenapa Jeongwoo harus takut bawa Asa untuk jajan?.

Gak lama Asa keluar, dengan balutan celana kulot Jeans dan baju crop top yang di tutupi cardigan ala korea membuat gadis itu nampak fashionable sekali.

Di belakangnya di ikuti oleh Seokjin dan Sana. Melihat itu, Jeongwoo langsung ambil ancang-ancang buat meminta izin keduanya.

"Om, saya ajak jalan dulu anak perawannya". Kata Jeongwoo sambil salim ke Seokjin.

"Ingat jam sembilan harus sudah balik". Tegas Seokjin, si Jeongwoo cuman ngangguk sambil menyengir.

"Sekalian cariin pacar ya Woo si Asa biar gak jomblo terus". Timpal Sana tersenyum menggoda anak dan suaminya yang kali ini mendelik ke arahnya.

"Mama..". Asa merajuk, kesal sekali karena mamanya itu terus menggodanya gegara di ajak jalan Jeongwoo.

"Becanda..". Kata Sana sambil tersenyum.

"Ya udah deh keburu jam 9 ntar gak jadi pergi". Ujar Jeongwoo.

Asa dan Jeongwoo pun segera pergi. Dengan motor andalannya Jeongwoo yakni si scoppy merahnya membelah malam kota Jakarta. Suara klakson kendaraan saut menyaut memberikan aksen ramai di sana sini.

Munafik jika Asa tidak menikmatinya. Gadis itu terus tersenyum sepanjang perjalanan. Meskipun sempat merajuk pada Jeongwoo karena ajakannya yang terlalu tiba-tiba. Tetapi suasananya lebih menyenangkan di banding sebelumnya dimana Asa yang pergi diam-diam tanpa persetujuan papanya. Tapi kali ini ia merasa aman dan damai dalam perjalanan tanpa harus di kelilingi rasa takut.

Selang beberapa waktu, Jeongwoo memarkirkan motornya tepat di depan pedagang kaki lima yang ramai akan pengunjung. Maklumlah makanan khas yang di janjikan Jeongwoo pada Asa, cukup banyak sekali peminatnya. Terutama untuk kalangan anak muda seperti mereka.

"Mau berapa porsi?". Tanya Jeongwoo setelah mendaratkan pantatnya pada kursi plastik yang tersedia. Begitu juga Asa, yang turut duduk di depannya.

"Satu aja". Jawab Asa. "Belum tentu gue suka juga".

"Nyesel lu satu doang mah". Ujar Jeongwoo meledek. "makan gultik mah gak cukup 1 porsi, minimal 7 Sa".

"Seenak itu emang? Kak Ruka sering banget cerita, makanan favoritnya sekarang tuh gultik semenjak pacara sama bang Jihoon". Tanyanya lagi karena Asa memang belum pernah mencobanya. Dan ini adalah kali pertamanya ia akan menyicipi makanan khas dari daging sapi itu.

"Bang Jihoon mah udah hafal semua kuliner di sini. Apa lagi gultik, di tambahnya lo makannya bareng ketupat atau lontong. Di jamin kenyangnya bikin nagih terus".

Asa berdecak, kebiasaan sekali cowok di depannya ini kalo sudah berceloteh tidak tau tempat. Mulutnya yang gak berhenti menyerocos itu membuat Asa meringkuk malu, karena menjadi pusat perhatian di sebelah pengunjung yang lain. Heboh sekali memang si Jeongwoo.

"Udah sana lo pesen". Kata Asa sudah sewot.

Jeongwoo pun mengacungkan jempolnya, lantas ia segera menuju penjual gultiknya. Setelah beres ia kembali duduk di depan Asa.

"Eh woo lo tau gak?". Ucap Asa dengan serius, membuat Jeongwoo menatapnya.

"Kenapa Haruto sama Wonyoung putus ?". Timpal Jeongwoo seperti peramal yang sudah tau maksud dari pernyataan Asa. Ya cewek ini terus heboh, dengan kandasnya hubungan temannya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tell Friend (JEONGWOO X ASA X HARUTO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang