prolog

61 4 0
                                    

vote vote vote

komen

follow









































"senja mengajarkan kita bahwa keindahan itu hanya menetap sementara, bukan menetap untuk selamanya. namun, hidup adalah seni melukis tanpa penghapus. oleh sebab itu aku memilih untuk melihat keindahan langit tanpa memandang waktu. karena keindahan langit menetap abadi tanpa penentuan waktu dan kondisi, sampai takdir mempertemukan dunia pada akhir"

__________

"Aku gabisa terus terusan gini! aku juga ada batas kesabaran, Jeandra."

"Lo lupa? Berkat gua, hidup lo dan ibu lo itu ga melarat, hidup kalian tercukupi karena gua! Tapi apa balesan lo? Ga tau diri!" Jeandra mengangkat tangannya dan bersiap melayangkan tamparan pada windy

Windy hanya bisa memejamkan mata, menunggu tamparan itu sampai pada wajah nya.

Namun ia perlahan membuka mata nya saat sentuhan kasar itu tidak kunjung datang pada wajahnya. Ia hanya melihat Jeandra yang mendengus kesal sambil menatapnya penuh amarah.

Windy menundukkan kepalanya... Tidak berani menatap ke arah Jeandra yang sedang dikuasai oleh amarah itu.

Jeandra mencengkram kuat rahang windy agar menatap ke arahnya

"sakit J-Jeandra!!" Windy mencoba memberontak, namun usaha nya sia sia.

"jangan pernah ucapin hal itu lagi ke gua, atau lo bakal ngerasain akibatnya!!" tekan Jeandra lalu menghempas rahang windy dengan kasar

"akh..." windy merintih kesakitan, namun ia memberanikan diri untuk berkata kembali "kenapa..." Jeandra yang baru saja ingin meninggalkannya, menghentikan langkah, dan berbalik menatap windy dengan tatapan dingin nya.

"kenapa cuma kamu yang bisa nyakitin aku?! aku ga pernah ngemis ke kamu! aku cinta sama kamu! tapi apa?! kamu cuma jadiin aku pelampiasan kan?! kamu selalu berpikir aku butuh harta kamu, tapi aku ga butuh, Jeandra!! aku butuh waktu sama kamu, aku bisa cari uang dengan usaha aku sendiri, tapi kamu ga pernah ngerti! untuk apa hubungan ini diteruskan kalau aku jatuh cinta sendirian?!!" setelah mengucapkan semuanya, butiran bening jatuh dengan deras begitu saja di pipi mulus windy

Jeandra melangkahkan kaki nya dan mendekati windy

Windy berjalan mundur, namun sialnya, ia sudah berada di pojok

"jatuh cinta sendirian? emang apa yang lo tau tentang cinta?" Jeandra bertanya dengan nada rendah

/PLAKK

wajah windy tertoleh ke samping saat mendapat tamparan keras dari kekasihnya itu

Tidak hanya melayangkan tamparan, Jeandra juga menghajar windy bagaikan samsak yang bisa ia berikan pukulan dengan sesuka hati nya.

Setelah merasa puas, Jeandra meninggalkan windy yang terkapar tak berdaya begitu saja.

Namun, Jeandra sempat berkata sebelum ia benar benar pergi

kisah di antara kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang