📃 01 ; impian.

210 40 2
                                    

━━━

─ pikiran singkat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

─ pikiran singkat

HUJAN mereda dari pukul 06.35,
cahaya matahari kembali bersinar terang
hingga terasa panas yang secara mudah membakar kulitnya.

Di kamar bertembok warna krem, seprei polos berwarna merah muda yang kini acak-acakan, berbagai skincare dan makeup yang sedikit berantakan tak lupa dengan lighting yang masih menyala terang.

[Name] [Last Name], dia adalah penghuni kamar tersebut.

Seorang gadis yang akan menginjak usia 21 tahun itu tengah berdiri menatap sekeliling kamarnya. "Berantakan juga .... hadeh." [Name] bersedekap dada, lalu mulai merapikan kamarnya.

Kepala pusing lagi. Waktu tidurnya berantakan kemarin. "Editing belum ... Ada produk yang harus diboycott juga, tapi kontraknya belum selesai bjir." [Name] merapikan kamarnya sembari menggerutu.

Kemarin dirinya tak sempat untuk overthinking terhadap hasil gap year-nya kali ini karena memiliki prioritas lain yang harus didahulukan. Lagipula dirinya sudah benar-benar berserah diri kepada Tuhan apapun hasilnya.

Jika tidak diterima PTN ia akan langsung banting ke universitas luar negeri walaupun berisiko karena pengucapan bahasa Inggrisnya tidak begitu baik.

"Capek banget, tapi capek-capek gini gue lumayan untung .... walaupun dulu terkadang ada yang kek babi, tapi untung sekarang gak kek gitu."

[Name] menjadi beauty content creator sebagai pekerjaannya sehari-hari, hal ini sudah ia lakukan sejak memasuki SMA. Dipikir-pikir jika dirinya mendapatkan sebuah endorsement atau ratecard ia dapat membayari sedikit demi sedikit kehidupannya.

Segala pekerjaan asal halal akan dirinya kerjakan karena yang penting uang dan kemakmuran hidupnya tetap ada.

Dirinya sedari kecil tidak mempunyai banyak privilege seperti teman-temannya yang lain, maka dari itu dirinya berusaha belajar dari segala sumber asal terverifikasi demi masa depan yang ia rangkai sendiri. Ia akan berusaha untuk mewujudkan walaupun sambil sambat.

Ia ingin sudah benar-benar sukses kala dewasa. Banyak keinginan yang ingin ia wujudkan, apalagi yang berhubungan dengan orang tuanya.

Dulu kala masih awal-awal menjadi anak baru gede, ia ingin membawa orang tuanya───khususnya Sang Ibu ke luar negeri bersamanya, menjalani kehidupan damai nan nyaman. Ibunya tak perlu bekerja hingga keringat membasahi lantai kala pulang ke rumah, cukup dirinya saja.

Kakak-kakaknya sudah punya kehidupan dengan keluarga masing-masing, [Name] selalu berdoa agar rumah tangga mereka tetap terjaga. Sekarang tinggal dirinya yang belum menggandeng tangan laki-laki.

Neneknya yang syukurlah masih sehat hingga sekarang walaupun sudah terbaring penuh di kasur empuknya sekali-kali menyuruhnya untuk datang sambil menggandeng tangan seseorang seperti Kakak-kakaknya dulu.

Ya ... sejak kecil dirinya disuruh jangan pilih-pilih lelaki, karena dulu saat Kakak pertamanya yang bahkan masih lumayan jauh di bawah 30 tahun belum membawa gandengan sedangkan teman sebayanya sudah mempunyai satu anak, dia terus di suruh untuk mencari pasangan oleh Sang Nenek.

Bersyukur sekali lagi Sang Kakak pertama akhirnya menemukan pasangan hidupnya dan menikah lalu hidup bahagia. Setelah itu, selang beberapa tahun kemudian Kakaknya yang lain menyusul.

Semuanya berumah tangga dengan baik, siap, dan tentunya juga siap dalam segi finansial.

[Name] tentunya yang kekeh dan tak acuh terhadap ungkapan "ojo pilih-pilih lanangan, lek enek seng gelem langsung iyo ae. Ojo koyok Mbakmu kae (jangan pilih-pilih cowok, kalau ada yang mau langsung iya aja. Jangan kayak kakakmu itu)" yang diucap oleh Neneknya beberapa kali.

(A/N, mbak itu kakak perempuan).

[Name] masih tetap pada standardnya, selain karena ia merasa tidak ada yang tertarik dengan dirinya, makin hari standarnya terhadap lelaki semakin tinggi sehingga sulit untuk melangkah ke sana.

Lebih baik dirinya mencari yang sesuai dengan typenya daripada memaksakan diri ke orang lain demi ego orang tua yang takutnya meleset dan melukai pasangannya yang tak sesuai dengan standardnya.

Lagipula dirinya masih sangat muda! Masih banyak hal yang harus ia eksplor!

[Name] yakin jodoh itu tidak kemana, ia akan mendapatkan pasangan yang setara maka dari itu ia berusaha memperbaiki dirinya.

Jika dirinya secantik Jang Wonyoung bisa saja jodohnya nanti setampan Park Sunghoon.

(A/N, ini cuma perumpamaan!)

[Name] juga berharap dirinya mendapatkan seseorang yang tepat dan tidak mengatakan kata kotor seperti lelaki di luaran sana.

Seorang gentleman yang bahkan tidak perlu ia ajari bagaimana menjadi seorang gentleman.

Ah, memangnya ia bisa? Bisa, dirinya juga sedang mengurangi kata kasar yang ia keluarkan dari mulut seksinya.

Yang penting percaya diri dulu.

━━

━━ tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

━━ tbc

singkat, padat, sehat-sehat harapan keluarga!
@piearinejjang

❛❛ je t'aime ; rezef hill ╮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang