Bab 3

84 14 16
                                    

Suara merdu kicauan burung sangat indah menyapa indera pendengaran. Udara yang sejuk membuat semua orang masih betah bergulung di bawah selimut beralas kan kasur dan bantal yang empuk. Begitu juga dengan Nava. Mata indah nya masih tertutup rapat seakan enggan terbuka untuk melihat sang mentari pagi yang mulai menampak kan diri. Suara kicauan burung sedikit pun tidak membuat tidur si cantik Nava terganggu. Malah itu terdengar seperti melodi indah di telinga nya.

Sampai terdengar suara lembut menyapa indera pendengaran Nava. Nava mulai mengerjap kan mata nya. Membuka perlahan, terlihat sosok sang Bunda sedang tersenyum memandang nya.

" Nava ... ayo bangun sayang. Udah pagi loh ini. Kamu kan harus pergi ke kampus sayang ... !!" ucap sang Bunda dengan lembut dan penuh kasih sayang kepada Nava.

" Iya Bunda, Nava akan segera bangun dan bersiap-siap untuk ke kampus ya ", jawab Nava kepada Bunda nya. Nava bergegas menuju ke kamar mandi dan bersiap. Setelah selesai semua nya Nava tidak lupa untuk sarapan bersama Ayah dan Bunda nya. Lalu berpamitan pergi ke kampus nya.

Ayah dan Bunda Nava merasa sangat senang melihat perubahan atas diri Nava selama setelah setahun yang lalu terpuruk menderita karena kehilangan sosok sang tunangan nya.Ayah dan Bunda Nava menyangka anak mereka sudah menerima dan mengikhlas kan kepergian Lingga sang tunangan. Namun semua dugaan mereka salah besar. Karena sampai kapan pun Nava masih menyimpan sebuah harapan yang besar bahwa sang tunangan pasti kembali. Dan rasa sayang juga cinta nya terhadap sang tunangan tidak pernah luntur sedikit pun. Nava terpaksa bersikap seolah-olah dia telah menerima semua kenyataan yang terjadi pada hidup nya. Agar Ayah dan Bunda nya tidak khawatir terus menerus seperti setahun yang telah lewat.

" Bagaimana Bun ... apakah Bunda sudah memberitahu kepada Nava soal pertunangan itu?? ", tanya Ayah kepada Bunda Nava. Ayah dan Bunda Nava sudah memiliki rencana untuk menjodoh kan Nava kepada putra anak teman nya. Ayah dan Bunda Nava mengetahui tentang orientasi seksual Nava sejak Nava masih sekolah tingkat menengah pertama. Nava tidak suka perempuan, tapi suka dengan sesama jenis nya. Maka nya sekarang juga Nava di jodoh kan kembali dengan seorang lelaki sama hal nya sewaktu bertunangan dengan Lingga dahulu.

Bagi Ayah dan Bunda nya itu tidak menjadi masalah asal melihat kebahagiaan putra satu-satu nya mereka.

" Nanti saja Yah ... kita bicarakan sama-sama setelah Nava pulang kuliah ya!! ", jawab Bunda. Ayah menanggapi jawaban Bunda dengan anggukkan kepala nya.

Selang beberapa jam ....

Nava bergegas meninggalkan kampus menuju pulang ke rumah nya. Hari ini seperti biasa Nava melakukan semua aktivitas nya tanpa ada hal istimewa yang terjadi. Sesampai di rumah Nava langsung masuk ke kamar nya. Membersih kan diri dan beristirahat sejenak.

Malam hari pun tiba, Nava bersama Ayah dan Bunda nya makan malam. selesai makan mereka berkumpul di ruang keluarga. Ayah dan Bunda akan menceritakan semua keinginan mereka. Dan berharap Nava menerima nya.

" Nak ... ada yang mau Ayah bicarakan, dan Ayah harap sebisa mungkin kamu bisa memikirkan nya!! ", Ayah memulai percakapan. Nava masih terdiam mencerna semua perkataan sang Ayah barusan. Ada apa ini tanya nya di dalam hati.

" Baik lah Ayah silah kan. Nava siap mendengar kan nya " tutur Nava. Ayah mengambil nafas panjang terlebih dahulu sebelum mengutarakan apa yang akan di sampaikan nya.

" Nava ... Ayah dan Bunda sudah sepakat ingin menjodoh kan kamu dengan putra salah satu teman Ayah. Dan jika kamu setuju maka pertunangan akan di laksanakan dalam beberapa Minggu ini. Sang Ayah berucap dengan sangat hati-hati. Beliau tau betul Nava tidak semudah itu untuk menerima semua ini.

Deg ... Deg ...

Jantung Nava seakan berhenti berdetak seketika. Akhirnya apa yang di takuti nya selama ini terjadi. Rasa nya Nava ingin menjerit dan menangis sekuat-kuat nya. Namun dia sebisa mungkin menahan nya.
Nava tidak mau terlihat lemah dan tidak mau melihat lagi Ayah dan Bunda nya kembali bersedih. Cukup sudah setahun terlewatkan mereka melihat betapa hancur nya hidup Nava sejak kehilangan sang tunangan tercinta.

" Apakah Ayah dan Bunda akan bahagia jika Nava menerima perjodohan ini??? ", tanya Nava sambil memberi kan senyuman nya. Walau Ayah dan Bunda nya tau senyuman yang di berikan putra mereka adalah senyuman palsu demi menutupi rasa sesak di dada nya.

" Kami akan bahagia, jika kamu bahagia sayang "!!, jawab sang Bunda. Nava kembali tersenyum melihat Ayah dan Bunda nya.

" Baik lah ... kalau begitu Nava menerima nya ", jawab Nava kembali. Tidak menunggu jawaban dari Ayah Bunda nya, Nava langsung meminta izin masuk ke kamar nya.

Di dalam kamar Nava menumpah kan semua air mata yang di tahan nya sejak tadi. Nava mendekap fhoto sang tunangan kemudian mengelus wajah di fhoto tunangan nya. Air mata Nava tidak berhenti mengalir dengan deras nya. Sehingga membasahi fhoto sang tunangan.

" Kak ... maafin Nava. Maaf Kak ... hiks ... hikssss ... Nava tidak bermaksud mendua kan Kakak. Nava hanya ingin melihat Ayah dan Bunda bahagia Kak. Cinta, sayang, hati dan semua nya yang ada di diri Nava hanya milik Kakak seorang. Tak ada seorang pun yang bisa menggantikan posisi itu sampai Nava mati Kak, percaya lah Kakkkk ... hiks ... hiksssss ... ", dengan terisak dan tersedu-sedu Nava berbicara sambil menatap fhoto sang tunangan. Malam itu Nava habis kan dengan menangis pilu. Tanpa sadar akhir nya Nava tertidur dengan tangan nya mendekap erat fhoto sang tunangan.

Hai ... Haiiii semua nya
I'm back, ada yang kangen cerita ini ngga sih?? Maaf jika cerita nya jelek 🙏🙏🙏
Maklum lah aku baru pemula.

Jika merasa cerita nya bagus jangan lupa vote dan komen nya ya!!!🙏🙏🙏🥰🥰🥰

KAPTEN CINTA KU ( END ) MGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang