Kalau setiap cerita punya prolog, kaya nya untuk cerita kali ini, si pelaku enggan memberikan prolog. Dia lebih, memilih memberikan ceritanya langsung. Nggak juga sih, si pelaku awalnya ragu-ragu menceritakan kisahnya dengan si penulis. Tapi, karena udah terlanjur, jadi, si penulis mau membagikannya aja.
Hidup di dunia ini tuh banyak dramanya, banyak bohongnya, banyak luka nya, banyak trauma nya. Intinya semuanya itu udah kelebihan. Padahal, sesuatu yang berlebihan itu nggak bagus.
Hai, semuanya. Kenalin, aku si pelaku. Si bungsu berasa sulung. Omong-omong, perkenalkan, nama ku Zivilia Krisana, kalian bisa panggil aku sesukanya. Tapi, rata-rata temanku memanggil dengan Zivi atau Lia.
Semoga kisahku menjadi pelajaran untuk kalian. Untuk si bungsu, tolong maafkan mereka yang telah membuatmu memendam segala mimpi dan cita-cita mu. Maaf kan mereka ya, mereka tak bermaksud begitu.
Untuk bungsu, teruslah bertahan hingga nafas terakhir mu. Karena, kau tak tau hal indah di luar sana. Di dunia ini, di bumi ini, masih ada manusia yang menyayangimu, masih ada yang peduli padamu. Jadi, aku berharap si bungsu kecil ini, terus bertahan.
Untuk bungsu, jika lelah, tak apa. Istirahat lah. Bumi memiliki waktu malam, ketika bulan menampakkan dirinya, kamu bisa beristirahat sejenak. Jika air mata tak bisa lagi untuk di tahan, maka lepaskanlah, mereka berhak turun dari mata indahmu dan membasahi pipimu. Menangislah. Tak apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bungsu
FanfictionBenar, benar adanya. Seharusnya Zivilia tak berada disini, di dunia yang penuh dengan mahluk menakutkan yang memiliki banyak kepribadian. "Alah, udahlah, nyerah aja gue. Cape banget, jadi bungsu rasa sulung," keluh wanita yang berumur 18 tahun itu d...