Cembilan

749 99 19
                                    

Ryo turun dari motor dan memberikan helm yang ia kenakan kepada Guanlin. "Pak, nanti pulangnya agak sore ya. Jam 5 sore lah" ucapnya.

"Mau ngapain?"

"Ada kerja kelompok. Boleh minta tambahan uang juga gak?" Pintanya.

"Bukannya udah dikasih uang saku sama Papi?"

"Jaga-jaga kalau kurang"

Guanlin menghela kemudian merogoh kantungnya, "cuma ada dua puluh ribu" ucapnya sembari mengulurkan uang pecahan dua puluh ribu itu.

"Gapapa. Makasih pak"

Guanlin hanya mengangguk, ia kemudian melajukan motornya meninggalkan sekolah Ryo setelah memastikan Ryo sudah masuk ke dalam gerbang sekolah.

"Lo udah belajar Sak?" Tanya Ryo kepada rekan sebangkunya, Sakuya yang sudah duduk dengan rapi di kursinya.

"Ya belajar kemarin doang yang di tempat les"

"Hari ini rasanya gue pengen bolos deh"

"Ngawur! Jangan gitu lo, gue aduin Mas Ren baru tau rasa lo!"

"Jangan gitu dong ancemannya!" Ryo kemudian menghela, "eh hari ini jadi ke lab komputer?"

"Jadi. Pak Ali kan minta pelajarannya di pindahin ke sana biar lebih leluasa ngajarinnya"

"Sip! Gue bisa main game disana"

"Main game mulu lo!" Ryo hanya terkekeh hingga bunyi bel masuk dan mereka mulai pelajaran.

Sedangkan agenda Guanlin dan Renjun hari ini juga cukup padat. Guanlin dengan agenda mancing bersama teman komunitas mancingnya, sedangkan Renjun ia hari ini akan membantu endorsean milik Haechan.

Guanlin mengantarkan Renjun ke studio milik Haechan sekitar jam 10 pagi dan ia langsung pergi menuju kolam pemancingan setelahnya.

"Eh ternyata bener Jay kata lo ini joran enak banget buat mancing. Gak berat tapi kuat jadi tarikannya enak" ucap Guanlin kepada teman disampingnya.

"Ya kan! Mana gak mahal"

"Dapet berapa lo?"

"Gak sampe dua juta kok. Tuh udah dapet se set mana bonusnya juga banyak"

"Wah mantep. Info dah belinya dimana" Guanlin kembali menarik joran yang ia pinjam dari temannya itu sebelum getaran ponsel di sakunya membuat ia berdecak, "eh ini ambil alih dulu. Gue ada telfon" lanjutnya kepada Jay kemudian ia mengangkat panggilan itu.

Guanlin mengerutkan keningnya sejenak dengan nomor telefon yang tidak ia kenal itu.

"Halo?"

"Halo? Ini benar dengan orang tua Ryo?"

"Ryo siapa?" Tanya Guanlin mencoba memastikan.

Hening sejenak, terdengar suara grasak grusuk di sebrang sana membut Guanlin sedikit menaruh curiga.

"Hirose Ryo Lai"

"Oh? Iya benar. Kenapa ya?"

"Ananda Ryo mengalami kecelakaan di jalan melati arah Bogor dan keadaannya sekarang cukup parah"

Seketika tubuh Guanlin menegang mendengarnya, bahkan otaknya seakan tidak bisa memproses apapun itu.

"Halo? Pak?"

"Halo? Anda jangan main main ya! Ini masalah serius! Kalau mau nipu jangan begini!"

"Kami tidak menipu pak"

"Terus anak saya di bawa kemana sekarang? Kok bisa kecelakaan? Bukannya anak saya masih di sekolah?"

"Kecelakaan tunggal pak, dan untuk itu kami tidak tau mungkin anak Bapak bolos sekolah tanpa sepengetahuan Bapak"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KELUARGA TIGA per EMPAT - GUANREN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang