Empat

764 97 15
                                    

Hari ini Ryo di jemput Bapaknya pulang sekolah dengan wajah yang cukup suram. Bahkan dari kejauhan saja Ryo bisa melihat wajah cemberut Bapaknya yang biasanya cengar cengir itu.

"Bapak kenapa?" Tanya Ryo saat ia sudah duduk di belakang Guanlin.

"Gapapa" motornya melaju meninggalkan sekolah Ryo.

"Tumben gak mancing?"

Guanlin menghela. "Alat pancing Bapak di buang semua sama Papimu"

Oh jadi itu alasannya kenapa ini Bapaknya suram bener. Hmm berarti habis ribut nih kedua orang tuanya, dan nanti pasti di rumah jadi diem-dieman.

"Berantem dong?"

"Hm" jawab singkat Guanlin.

"Bapak sih! Mancing mulu! Mancing mah mancing ikan, ini mancing perkara mulu sama Papi"

"Ya gimana, Bapak nganggur"

Ryo mendengus, "ya udah beli lagi aja pak" usulnya.

"Duit Bapak di bawa Papimu semua"

Ryo semakin terbahak, haduh perang besar ini sih namanya kalau sampai Bapaknya ini gak dikasih duit jajan sama sekali sama Papinya.

"Jangan ketawa! Bantuin Bapak bujuk Papi"

"Kalau Ryo bantu, untungnya Ryo apa?"

"Ya untung, keluarga kamu jadi cemara kata orang orang mah"

Lagi Ryo terkekeh, duh Bapaknya ini bisa aja. Ya emang menurutnya juga keluarganya ini cemara meskipun sering berantem. Tapi untung aja berantemnya bukan karena orang ketiga.

"Nanti Bapak jajanin kamu deh, tapi bujuk Papimu dulu"

"Jajanin apa dulu?"

"Terserah kamu mau apa"

"Oke!"

Tidak lama mereka berdua sudah sampai di rumah, dapat mereka temui Renjun yang tengah menonton sinetron di ruang keluarga yang juga jadi ruang tamu itu.

"Ganti baju dulu yo terus kalau mau makan, makan aja. Papi udah masak" ucap Renjun tanpa menoleh kesamping karena ada suaminya. Masih sebel dia tuh sama bapak bapak itu.

"Siap Papi!"

Guanlin berlalu begitu saja, masuk ke kamarnya. Membuat Renjun semakin kesal. HARUSNYA YAA HARUSNYA Guanlin mencoba membujuk Renjun karena udah bikin Renjun kesal. Tapi ternyata itu orang malah diem aja gak mencoba bujuk dan ikut ngediemin dia.

Gak kerasa sampai udah dua hari Ryo ngerasain Bapak sama Papinya ini saling perang dingin. Bahkan Papinya aja udah dua hari tidur sama Ryo mulu buat ngehindarin Bapaknya. Emang mancing sialan nih masalahnya! Ryo jadi bingung harus dukung siapa.

"Bapak sama Papi sampai kapan mau berantem?" Tanya Ryo memecah keheningan di meja makan.

Keduanya kemudian saling pandang dan masih terdiam. "Ini kalau sampai besok masih diem dieman gini, mending Ryo cari Bapak Papi baru deh" ancam Ryo yang jelas bercanda namun mampu membuat keduanya panik.

"Ngawur kamu!" Tegur Renjun.

"Ih abisnya berantem gak kelar-kelar. Dosa tau Pi Pak kalau berantem lebih dari tiga hari"

"Masih dua hari kurang sehari"

"Ck!" Ryo berdecak kesal. "Udah ah Ryo gak nafsu makan lagi. Pak, ayo anterin Ryo les" lanjutnya kemudian berdiri mengambil tas di kamarnya.

"Nanti pokoknya kalau Ryo pulang les, Bapak sama Papi harus udah mesra-mesraan lagi ya. Kalau enggak, itu burung burung Bapak Ryo terbangin sama koleksi tas Papi Ryo buangin!" Ancamnya.

KELUARGA TIGA per EMPAT - GUANREN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang