FTW - 2

721 60 1
                                    

            Suasana di istana Queras mendadak hening saat Pangeran Loir menurunkan titahnya. Pangeran tampan itu agaknya sudah lelah dengan semua usahanya yang hanya mengandalkan prajurit istana, dan sekarang waktunya ia turun tangan.

"Pangeran..., apa maksud Pangeran?"

Yang Mulia Ratu Fleuria menatap cemas pada putranya. Berharap sang putra mau menarik kembali ucapannya. Begitu pun dengan sang raja yang hanya bisa menghela napas berat.

Entah apa yang merasuki pikiran Pangeran Loir hari ini, tapi mimpi semalam membuat matanya terbuka. Mimpi yang seperti menunjukkan jalan keluar dari masalah kerajaan dan desanya. Sebenarnya ia sendiri tidak yakin, tapi mendengar perkataan seekor semut yang ditemuinya di dalam mimpi membuatnya berpikir.

Sebenarnya juga, Pangeran Loir tidak begitu percaya pada dongeng atau cerita-cerita mitos yang banyak berkembang di kalangan rakyatnya, tapi setelah mimpi semalam ia jadi berpikir, bahwa tidak menutup kemungkinan jalan keluar dari kekeringan yang melanda desanya bisa teratasi dengan mempercayai sebuah dongeng lama yang hampir tenggelam.

Dalam mimpi itu, seekor semut mengatakan kalau tidak perlu mencari peri ahli sihir atau peri ahli lainnya, yang perlu dicari Pangeran Loir hanya lah sebuah kitab yang tersimpan dengan baik di perpustakaan istana.

Kitab Iluvatar.

Kitab yang hampir satu abad penuh tidak pernah lagi tersentuh. Kitab keramat peninggalan para tetua Queras. Kitab yang berisi banyak rahasia pengobatan, ilmu sihir putih dan hitam, para bangsa Centaur lama yang sudah tidak pernah muncul di dataran Fairy Land, dan klan Valinor, malaikat penjaga bersayap putih bercahaya.

Seumur hidupnya, Pengeran Loir tidak pernah melihat atau bahkan mendengar adanya kitab Iluvatar. Seumur-umur baru semalam ia mendengar nama itu. Kalau saja semut itu tidak memberitahunya, sampai kapan pun telinganya akan sangat awam dari kata Iluvatar. Menurut si semut, jawaban atas permasalahan apa saja akan terjawab dalam kitab tersebut, tanpa terkecuali. Dan mungkin Iluvatar akan menjadi satu-satunya jalan terakhir untuk bisa mendatangkan hujan.

Pangeran Loir mendesah berat, terbang rendah mendekati Ratu Fleuria, lalu duduk menekuk lutut di hadapan sang ibu.

"Ibunda tidak perlu khawatir, aku hanya mengunjungi perpustakaan sebentar. Setelah aku menemukan kitab itu, aku janji akan cepat kembali."

"Tapi perpustakaan Queras dijaga ketat, Pangeran. Tidak sembarang peri bisa masuk ke sana. Peri penjaga di sana terkenal buas dan galak. Ibu hanya khawatir akan terjadi sesuatu padamu...."

Meski Perpustakaan Queras masih berada dalam teritori kerajaan, tetapi tidak sembarang peri bisa memasukinya. Raja sekalipun tidak memiliki wewenang khusus untuk mengunjunginya. Ada banyak buku dari setiap peradaban yang tidak boleh dijamah. Ada banyak kitab dari setiap hal tersembunyi yang masih menjadi teka-teki. Ada banyak rahasia dalam setiap buku tersimpan di sana, menunggu untuk dikuak. Tetapi, tidak semua alasan bisa membuat siapa saja bisa memasukinya tanpa pemeriksaan dan pengawasan. Kecuali dengan cara-cara tertentu.

Pangeran Loir mengenggam jemari ibunya erat, seolah mengisyaratkan untuk percaya padanya. "Sudah kukatakan, Ibunda tidak perlu cemas, aku akan baik-baik saja."

"Kalau begitu biarkan Hugo dan Ramses mengawalmu. Kemampuan mereka sedikit mengurangi kekhawatiranku.

Suara baritone Raja Albiz memecah kesenyapan sementara yang sempat tercipta antara Pangeran Loir dan Ratu Fleuria. Keduanya saling menatap kemudian tersenyum mafhum.

Find The WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang