FTW - 3

616 55 0
                                    

            Dee mengencik pelan di atas rak-rak buku yang berdebu. Melangkah pelan di pinggir-pinggir jejeran buku. Sesekali terbatuk kalau-kalau ada debu menyebalkan yang menyumbat hidungnya.

"Astaga, tempat ini berdebu sekali," desisnya di keheningan ruangan yang pengap. Sepasang hazel hijau zamrudnya menyusuri dengan teliti jejeran buku, membaca setiap judul buku yang tertulis timbul menggunakan huruf erh, huruf kuno Fairy Land.

KRIIIEEEKK...

Dee kontan mendelik saat suara deritan buku menusuk indera pendengarnya. Ia melangkah mundur dan bersembunyi di sela-sela jejeran buku yang kosong.

Lamat-lamat suara kepakan sayap terdengar. Dee semakin bersembunyi dalam. Matanya bergerilya liar mencari sesuatu yang bisa dijadikan senjata.

Ia menahan napas saat sekelebat bayangan melintas. Oh, tidak, itu pasti peri penjaga, pikirnya. Remasan di ujung baju daunnya semakin menjadi saat bayangan itu semakin dekat. Ya Tuhan, selamatkan aku!

"Siapa di sana?"

Itu suara peri penjaga!

SREETT

SREET

BUGH

"KYA—mmph!"

"Jangan berteriak, atau kita berdua akan ketahuan."

Suasana hening menyelimuti mereka. Sampai suara peri penjaga tidak lagi terdengar, tangan yang membekap mulut Dee terlepas. Lantas saja Dee mengambil napas banyak-banyak.

"Hosh hosh hosh... kau mau membunuhku, huh?! Seenaknya saja membekap mulutku tanpa permisi, kau pikir kau siapa?!"

Sosok di hadapan Dee itu hanya mengangkat alis, menatap aneh wajah Dee yang memerah. "Siapa kau?" tanya balik sosok itu.

Dee berdecak. "Harusnya itu kalimatku, Tuan! Aku yang lebih dulu masuk ke sini. Siapa kau?" ketusnya tajam.

Siapa kau? Ck! Tidak ada yang tidak mengenalku di Fairy Land, Peri bodoh!

"Kenapa diam?" tanya Dee penuh selidik.

"Kau tidak mengenalku?" tanya balik sosok di hadapan Dee, Dee menggeleng. "Benar-benar tidak pernah melihat wajah tampanku?"

Oh, ayolah, Pangeran Loir, jangan bercanda di situasi yang tidak tepat!

"Memangnya siapa kau sampai aku harus mengenalmu? Kau bukan pangeran dari Queras, 'kan? Dan apa tadi, tampan? Sepertinya kau butuh kaca, Tuan," tantang Dee sinis, lalu keluar dari persembunyian sambil tersenyum meremehkan dan kembali menyusuri jejeran buku.

Pangeran Loir menganga tidak percaya, lalu menggeram jengkel. Ini pertama kalinya ada yang tidak mengenali siapa dirinya dan tidak mengakui ketampanannya. Ini penghinaan namanya.

"Kau sendiri siapa?" Pangeran Loir ikut keluar dari persembunyian, mengepak pelan di belakang Dee.

Dee berbalik. "Aku?" tanyanya retorik.

Pangeran Loir berdecak. "Bukan, bayangan di belakangmu," tukasnya jengkel. Dee hanya mengangkat malas bahunya, kemudian kembali menyusuri rak.

"Hei, tentu saja kau yang kumaksud! Kau pikir ada siapa lagi di sini, heh?!" Dee menutup kedua telinganya, menatap geram Pangeran Loir yang berteriak kesal.

Find The WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang