ㅡTwist n Turnㅡ
Gemerlapnya malam diiringi bintang bertaburan diatas bersama kilaunya cahaya rembulan yang menerangi kala itu.
Seorang pria tengah berdiri menatap kearah segerombolan gadis yang sedang bermain gobak sodor, dengan kedua tangan dilipat didepan dada bak tengah memantau salah satu diantara mereka.
"Aduh!" celetuk salah satu dari gerombolan gadis yang tengah bermain tadi terjatuh, membuat lututnya terluka hingga berdarah. Namun dengan sigap pria yang tengah menatap kearah mereka tadi langsung menggendongnya untuk diobati sesegera mungkin.
"Sakit?" tanyanya kearah gadis yang sedang ia obati.
Gadis itu tersenyum sambil menyibakkan rambut panjangnya kearah belakang. "Udah enggak. Makasih ya," katanya mengarah ke sosok yang tengah berada dibawahnya.
Setelah selesai diobati, pria tadi berdiri berhadapan dengan gadis itu. Mereka saling menatap dan hanya gadis itu yang tersenyum kearahnya, sedangkan dirinya tidak.
"Terimakasih.."
"Aku, Malika Masayuki, panggil aja Mika. Salam kenal 'ya?" ucapnya sambil mengulurkan tangan.
Bahkan tanpa dibalas, sosok pria tadi tiba-tiba pergi meninggalkan Mika disana sendirian.
Ia berlari meninggalkan UKS sebisanya.
Rasanya nggak karuan. Jantungnya tak bisa berhenti berdetak semenjak menatap gadis tadi dari jauh, rasanya seluruh perhatiannya hanya tertuju pada gadis itu. Mika. Hanya nama itu yang terlintas dipikirannya selalu.
Kemudian ia bersandar pada tembok ruang musik yang sudah dipastikan jauh dari lapangan tempat Mika bermain tadi.
Dia memegang jantungnya yang sekarang ini tengah berpacu cepat. Seakan tak kunjung melemah, dia hanya bisa menarik nafas sambil menyandarkan tubuhnya menatap kearah langit yang terlihat semakin indah.
"Cahaya malam ini sama indahnya denganmu, Mika."
✧◝(⁰°⁰)◜✧
Diatas meja belajarnya, ia tengah menggores tinta pada buku bergaris yang selama lima hari terakhir selalu rajin ia isi. Tak ada hentinya mencurahkan isi hatinya pada buku diary yang menjadi temannya kala itu, Prima juga tak mau berhenti untuk menghabiskan cemilan yang disediakan Bundanya tadi hingga hanya tersisa satu berada ditangannya.
"Loh? Habis??"
Prima beranjak dari bangku meja belajarnya dan membawa piring cemilan itu untuk diisi kembali.
Setelah selesai mengisi piring cemilannya, gadis itu keluar dari dapur hingga mendapati Bundanya tengah memajang sebuah pigura foto dua anak kecil yang..
Sebentar, Prima harus menghampiri Bundanya lebih dulu untuk tau lebih lanjut siapa orang didalam foto tersebut.
"Bunda pajang foto siapa?" tanya Prima sambil memakan roti yang tadi diisinya lagi.
Bundanya yang mengetahui keberadaan anaknya datang, ia menoleh lalu menunjuk pigura itu. "Ini foto Nila sama Darris waktu dulu,"
"Foto ini diambil waktu Nila umur tiga tahun dan Darris sekitar umur hampir lima tahun,"
"Dulu Nila punya temen laki-laki yang selalu Nila ajak main, bahkan Nila ajak pergi kemana-mana. Namanya Darris, dia bahkan sangat sopan diumurnya yang terbilang masih kecil.."
"Kalau Nila ingat, dulu Nila pernah terluka karena sembarangan pegang bunga.. Dan Darris ada disana sama Nila. Tapi sepulangnya kalian bermain, Bunda malah marahin Darris karena gabisa jaga Nila dengan baik."
"Padahal Nila-nya yang bandel."
Prima menoleh lalu mendengus sebal, "Enggak! Orang Nila anaknya baik-baik!"
Bundanya tertawa lalu mengusap puncak kepala Prima. "Nila dari dulu selalu keras kepala dan juga pelit. Tapi lucunya saat bersama Darris, Nila selalu diam dan mengalah. Bunda bingung kenapa Nila bisa begitu padahal Nila belum ngerti. Dulu aja Bunda minta jajannya Nila, nggak pernah Nila kasih.."
"Nila selalu bilang, "Nila lebih mau, Bunda!" sambil ngebentak.." jelas Bundanya sambil tertawa.
Prima yang merasa dulu dirinya begitu egois dan nakal, ia menyuguhkan piring cemilan yang dia bawa kearah Bundanya dengan kedua tangannya sembari menggigit roti untuk menahan rotinya agar tidak jatuh.
Bundanya yang melihat kelakuan lucu Prima malah kembali terkekeh pelan. Masih sambil mengusap kepala Prima, Bunda berkata, "Andai Darris nggak pindah, mungkin Nila masih sama Darris sampai sekarang.." ungkap Bundanya lalu mengambil roti Prima dan pergi.
Setelah melihat punggung Bundanya menjauh, Prima meneliti pigura dengan foto dua anak yang sudah dipastikan itu Prima dan Darris dulu. Tapi.. Dimana Darris sekarang?
Bahkan diumurnya Prima yang hampir beranjak lima belas tahun ini, ia masih belum tau dimana keberadaan Darris setelah pindah dari komplek rumahnya.
Kalau harus jujur.... Prima rindu keberadaan Darris.
Mereka yang harus terpisah pada umur lima tahun itu, sedikit menyiksa Prima yang dari kecil selalu sendirian. Tapi semenjak hadirnya Darris, Prima merasa hidupnya tak lagi sepi.
Namun sayangnya itu hanya berlalu sebentar.
✧◝(⁰▿⁰)◜✧
KAMU SEDANG MEMBACA
Twist & Turn -Beomryu- ft.Yeonji
Fanfic[TWIST N TURN ON GOING] -------- Lika-Liku kisah cinta Denira Primadona memandang Bharratala Darris sebagai pria yang dia cari dahulu. Bukan, ia hanya tidak menyangka bahwa anak laki-laki yang menjadi teman kecilnya dulu adalah musuh bebuyutannya ki...