1. Felix Robane

1K 189 12
                                    

Rambut merah dengan rahang tegas dan fitur wajah yang sempurna meski ia mengaku adiknya sedikit lebih tampan. Dan bicara soal adiknya itu, (name) yakin dia akan benar-benar mengamuk. Apalagi jika Claude tau kakaknya yang berharga menghabiskan malam dengan prajuritnya yang entah datang darimana.

'yah, dia jelas akan marah. Kasihan sekali kau tuan kesatria, mungkin kepalamu akan terpisah dari tubuhmu saat adikku tau insiden ini' batin gadis itu, matanya terpaku pada sosok disisinya. Sepasang netra kelabu yang perlahan terbuka menatap wajahnya. Wajah mengantuk yang terkesan lugu dan senyum polos seolah tak punya dosa. Entah mengapa (name) jadi ingin menonjoknya. "Tersenyumlah lagi, aku akan menonjok wajahmu tuan kesatria" ujar gadis itu dengan senyum merekah di wajah manisnya yang berhasil membuat pria berambut merah itu tersenyum kaku dengan wajah merona.

"A-aah ya maafkan aku nona, aku sudah sangat tak tau diri semalam"ujarnya sembari perlahan bangkit dan mengusap perban di bahunya. Pria itu menelan ludahnya dengan kasar, menyadari posisi mereka berdua yang sama-sama tak memakai sehelai pun benang di tubuh mereka dan hanya di tutupi oleh kain selimut semalam.

Ia melirik (name), gadis itu tampak berbaring tenang di sisinya, seolah tak panik dan khawatir dengan apa yang telah mereka lewati semalam. Padahal pria itu sangat yakin kebanyakan gadis akan merasa panik jika di jatuhkan pada posisinya. "Kau tidak panik atau marah nona?"

Mendengar pertanyaan itu, (name) mengernyit kebingungan "Khawatir? Itu tak seperti aku akan jatuh miskin jika aku menghabiskan malam denganmu" ucap gadis terkaya di kekaisaran sekaligus kakak perempuan yang di sembunyikan oleh kaisar. "Ngomong-ngomong, siapa namamu? Atau aku hanya harus terus memanggil dirimu tuan kesatria saja?"

Pria itu menggeleng pelan "nama ku Felix, Felix Robane dari kediaman Robane. Terimakasih karena kau semalam sudah mengobati ku dan maaf soal selanjutnya" (name) mengernyit, Felix? Nama itu agak familiar di telinganya. Di mana ia pernah mendengar nama itu? Dan lagi Robane? Ia tak yakin, tampang Felix mirip anak pungut

Gadis itu mengernyit, berusaha mengingat suara Claude yang sempat berceletuk di depannya saat berkunjung ke kediamannya. "Aku sudah menyerahkan tugasku pada Felix jadi aku bisa kabur dan mengunjungi kakak lebih awal"gadis itu menggeleng, mengusir suara Claude dari pikirannya. Lagian mengapa ia malah mendengar suara Claude yang seolah duduk di pundaknya dalam wujud chibi menggemaskan?! 'tidak mungkin kesatria yang terluka ini dekat dengan Claude. Tampangnya lebih mirip anak kucing yang tersesat. Ia tak mungkin punya pangkat cukup tinggi untuk dekat dengan kaisar' batin gadis itu tak mau percaya.

"Nona? Kau memikirkan sesuatu?" Tanya Felix tersenyum lugu yang membuat (name) makin percaya jika pria ini cuma seekor kucing hilang.

(Name) Tersadar seketika dari lamunannya dan tersenyum dengan binar hampa di matanya "ah iya, hanya mendengar suara orang tolol manja yang sialnya adalah adikku sendiri tiba-tiba membisikkan kata-kata mutiara di telingaku(⁠•⁠‿⁠•⁠)" Felix mengernyit dan memiringkan kepalanya ke samping "orang tolol? Pasti orang yang menyebalkan bagi Nona"

"Hachuu!!" Claude yang bersin saat sedang mengerjakan tugasnya di istana.

(Name) Tertawa pelan "kau cukup blak-blakan rupanya. Baiklah tuan Robane, aku (name). Aku tak punya marga karena aku memang bukan bangsawan" Felix mengernyit "tapi manor ini-

"Seperti yang ku bilang kemarin malam, ini peninggalan ayah angkat ku. Dia tak punya putri dan menyerahkan ini padaku sebagai hadiah saat ia mengadopsiku" ucap gadis itu tersenyum lebar, senyum mematikan yang membuat Felix agak merinding dibuatnya. Sepertinya gadis itu tak ingin ia bertanya banyak soal manor miliknya. "A-aah ya, kau sudah mengatakan itu kemarin. Aku pasti lupa"

"Siapapun akan lupa saat mereka harus bercinta dengan penuh gairah seperti semalam. Akal sehat saja hilang, apalagi yang ku katakan?"wajah Felix merona padam mendengar ucapan tanpa filter itu. Mengapa gadis ini begitu santai membicarakan hal itu padanya?!

"A-aku minta maaf soal itu, jika kau kecewa dan minta kompensasi. Aku akan memberi itu"

"Kecewa? Oh tenang saja, aku cukup puas dengan ukuranmu"

"BUKAN ITU MAKSUD KU!"teriak Felix dengan wajah yang lebih memerah dari sebelumnya, asap mengepul dari atas rambutnya seolah ia adalah sebuah panci berisi air panas yang baru saja di didihkan. "M-maksudku, jika nona ingin kompensasi karena aku merebut mahkota nona, aku akan memberikannya"

"Mahkota yang mana?" (Name) Mengernyit, salah paham dan malah memikirkan rentetan tiara dan mahkota bertahtakan berlian yang ia koleksi di ruang perhiasan miliknya.

Felix sampai tak mampu berkata-kata lagi, ia melongo melihat kepolosan gadis di hadapannya ini. "Maksudku, mahkota mu yang itu.."(name) mengernyit, sebelum akhirnya ia mengangguk paham dan berkata "aku tak butuh kompensasi seperti harta atau janji palsu. Tenang saja, adikku lebih kaya darimu dan aku tau itu"

"Bagaimana kau bisa yakin itu?" Felix tersenyum kaku dengan wajah pias. Ia melihat gadis itu bangkit dan menyebabkan selimut yang menutupi tubuhnya turun jatuh ke pangkuannya. Mata Felix terbelalak, rona merah menyebar kembali di wajahnya saat ia melihat gadis itu bangkit berdiri dan berjalan menuju lemari di sana. Tak peduli jika ia tak memakai sehelai pun kain saat melangkah kesana dan mengambil sebuah gaun piyama putih lalu mengenakannya. "Tentu saja aku yakin, kau tak perlu khawatir." Ujarnya sembari tersenyum miring.

Felix mengalihkan pandangannya ke arah lain, tak ingin melihat gadis itu meski pada akhirnya ia tetap ketahuan melirik beberapa kali. "Aku akan pergi, servant ku akan mengantarkan pakaian untukmu dan turunlah ke ruang makan, aku menunggumu disana" ucap gadis itu sembari berjalan pergi dan keluar dari sana. Pintu besar kamar itu tertutup setelah ia keluar dari sana, menyisakan Felix yang membenamkan wajahnya pada bantal empuk disana. Wajahnya masih merona, darah menetes dari hidungnya sementara matanya tampak berkaca-kaca.
.
.
.
.
"Ibu, kurasa aku jatuh cinta dengan gadis liar ini. Besok aku akan membawanya untuk kau jadikan menantu"Felix

".....rasanya aku kesal sendiri entah kenapa, lagian dimana buaya merah itu pergi?" Claude di sisi lain yang tiba-tiba meremat kertas dokumennya dengan erat.

TBC
Felix pelan pelan aja nak, lawan kamu buas banget soalnya😭😭

Claude tuh ga rela kalo kakaknya yang syantik ulala tiba-tiba lu borong pulang ke rumah😭

Jangan lupa vote nya minna (⁠人⁠ ⁠•͈⁠ᴗ⁠•͈⁠)

The First Night With The Knight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang