2. Nona Penjual Roti

1.1K 202 10
                                    

Felix mengenakan satu set pakaian bersih yang seorang servant bawakan untuknya, dengan sedikit ragu mengikuti kemana servant itu memimpin dirinya melewati lorong manor yang megah. Jelas Felix bukan orang yang baru akan hal berbau kemewahan, tapi rasanya cukup aneh dan mencurigakan. Ia tak pernah mendengar nama (name) dalam list bangsawan, meski bukan bangsawan sekalipun, bukankah gadis itu bilang ayah angkatnya seorang bangsawan?lantas mengapa ia tak pernah mengetahui itu? Seharusnya, meski anak angkat sekalipun, lady muda seperti (name) pasti akan di kenal di kalangan bangsawan.

Kecuali..

Kecuali jika identitas gadis itu memang sangat tertutup dan ia justru tak sengaja bertemu dengannya.

Felix menggeleng cepat, mengusir pikiran negatif yang mengancam akan memasuki pikirannya. Pikirnya, tak akan sopan jika ia mencurigai penolongnya kemarin malam. Lagian, di manor ini sejak tadi ia hanya bisa melihat penjaga dan para pelayan berkeliaran kesana kemari.

"Sir, apa yang sedang anda pikirkan?" Servant yang mengantarnya bertanya, pria berambut hitam dengan uban putih yang menghiasi rambutnya tampak menoleh kearah sang kesatria, wajah tuanya terlihat tenang dengan sorot matanya yang penuh selidik memperhatikan Felix dengan seksama. Merasa di perhatikan, Felix pun menggeleng dan menjawab "saya hanya sedang berpikir tentang nona, saya tak pernah mendengar namanya di debut bangsawan sebelumnya. Bahkan seorang anak angkat bangsawan akan mengikuti debut kebangsawanannya, lantas mengapa saya tak pernah mendengar nama lady?"

"Anda seorang bangsawan?" Servant itu malah berbalik bertanya, membuat Felix mulai tersenyum canggung dan menjawab "Saya dari keluarga Robane.."

Mata servant tua itu agak terbelalak karena terkejut "loh? Saya pikir keluarga Robane dekat dengan lady. Padahal nyonya Felicia Robane sering berkunjung kemari dan menemani lady setiap sebulan sekali kadang lebih, mereka cukup dekat" mata Felix melotot kaget. Ibunya?! Sering kemari?! APA ITU ARTINYA DIA DAPAT LAMPU HIJAU SEBELUM MENCOBA BERSUJUD MINTA KAWIN DENGAN (NAME) PADA IBUNDANYA YANG AGUNG ITU?!EKHEM-! Maaf, kita belum memperhitungkan bendera merah dari Claude nantinya_-"

"Ibu saya? Tapi saya tak pernah mengenal lady, dan ibu tak pernah membicarakan apapun soal calon menan- ekhem, maksudku nona.." servant tua itu memicing menatap Felix dan manggut-manggut paham 'nyonya Robane kan pengasuh yang mulia Claude sejak kecil, jelas beliau juga dekat dengan nona. Tapi kenapa anaknya tak tau?jangan bilang, pria ini anak pungut?'sungguh pikiran yang sangat positif:)

"Saya malah terkejut anda adalah putra nyonya Robane." Ujar pria itu, tak berapa lama kemudian mereka pun sampai di ruang makan. Terlihat sosok (name) sudah duduk di meja makan dengan gaun sederhana favoritnya. Beberapa pelayan terlihat menghidangkan sarapan di atas meja.

Melihat kedatangan Felix, Gadis itu pun menoleh dan tersenyum padanya "oh Sir Felix, kau terlihat bagus dengan baju itu. Kemarilah dan cepat sarapan, bagaimana kondisi bahu mu?"

Felix dengan wajah merona tampak duduk di kursi yang berseberangan dengan gadis itu "yah, itu sudah cukup baik, terimakasih lagi untuk sebelumnya nona. Aku sangat berhutang padamu" (name) tersenyum hangat dan mulai memakan makanannya. Seorang pelayan menuangkan teh telang di cangkirnya, cairan teh yang berwarna biru mencuri perhatian Felix yang tengah memotong daging di piringnya.

"Aku mendengar jika teh telang berwarna biru, tapi ini pertama kali aku melihatnya. Apa nona menyukai teh itu?" Tanya Felix

"Yah, aku menyukainya. Rasanya sedikit masam dan pahit, seperti memasukkan biji buah asam kedalam mulutku dan itu meleleh dengan cepat seperti mentega" ucap gadis itu, ia tersenyum tipis sembari mengangkat cangkirnya, binar di matanya tampak begitu bening dan indah. Ditambah dengan siluet cahaya matahari yang menyinari sosoknya, seolah ilusi bunga mawar biru bermekaran muncul di sekitar sosoknya yang berhasil membuat jantung Felix hampir berhenti berdetak karena jatuh cinta.

"A-aah?! Begitu ya?" Ujar Felix tersenyum tipis dengan rona merah di pipinya. Orang yang melihat ekspresi lugu kesatria ini jelas takkan berpikir ia adalah ajudan kaisar yang memiliki julukan kesatria berdarah merah. Dia terlihat lebih mirip seekor anak kucing disini!

(Name) Mengangguk beberapa kali dan kembali fokus terhadap makanan di piringnya, sarapan itu berlangsung  dengan tenang, sesekali Felix akan mengajak gadis itu bicara, memuji kecantikannya di dalam hati sembari sesekali salah fokus dan hampir menuangkan teh nya di atas daging miliknya.

Melihat kecerobohan Felix, (name) pun tertawa "pffth, sir Felix sangat lucu ya? Apa kau suka menuangkan teh di atas daging?"

Felix terbelalak kaget dan reflek menjauhkan cangkir teh nya dari atas piring, setidaknya ia tak jadi menuangkan itu di atas sarapannya! "Oh maafkan aku nona" ujarnya dengan wajah memerah menahan malu karena tingkahnya yang konyol.

Pria itu berdehem sembari menurunkan cangkir teh nya, matanya memperhatikan sosok gadis itu dan fokus pada pakaian yang ia gunakan. Sekali lagi, itu terlalu sederhana untuk pemilik manor sebesar ini. "Sebenarnya nona, mengapa kau memakai gaun sederhana seperti itu jika kau memiliki manor besar ini?"

(Name) Kemudian menjawab "karena aku tak mau kelihatan mencolok saat menjual roti di toko ku. Dengar ya tuan, meski kaya dan punya manor megah ini, tak menjamin aku takkan bosan. Jadi daripada aku mati kebosanan, aku memilih membuka toko kue. Itu pun sudah susah payah karena adikku yang cerewet itu terus menolak"

Felix tersenyum kaku "adik yang cerewet? Sejak kemarin kau terus membicarakannya. Tapi aku tak melihat ia di manor ini?"

(Name) Bergeming, melirik Felix sejenak lalu mendengus dan menjawab "karena dia tak tinggal disini, dia punya pekerjaan yang sangat penting sampai-sampai aku harus menendang bokongnya karena malah pulang di waktu ia banyak pekerjaan"

Felix tertawa kecil, "jadi adikmu sering kabur ke sini jika pekerjaannya menumpuk? Aku jadi agak kasihan jika ia punya asisten yang harus terpaksa menyelesaikan pekerjaan itu seorang diri karena adikmu pergi" dan Felix, kau asisten yang sering menjadi korban itu_-"

"Lain kali datanglah ke toko ku, itu ada di ibu kota dan pasti cukup mudah untuk menemukannya" ujar gadis itu, pikirnya Claude takkan marah kan jika ia menarik seorang kesatria untuk menjadi pelanggannya.

Felix dengan senang hati mengangguk, pria berambut merah itu tersenyum hangat dengan rona tipis di pipinya "jika mungkin, aku juga ingin bertemu adikmu"

"Itu jika kau beruntung, dia seperti macan buas dan menggigit. Jadi jaga jarak mu 20 langkah darinya"
.
.
.
.
"Felix dimana?"Claude disisi lain yang sudah sangat gatal ingin kabur dari pekerjaan yang menumpuk tapi Felix tak kunjung kelihatan

TBC
Ada dua opsi seandainya Felix ketemu Claude. Yang pertama bertahan tapi modyar, yang kedua kabur tapi di kejar:(

Jangan lupa vote nya minna (⁠人⁠ ⁠•͈⁠ᴗ⁠•͈⁠)

The First Night With The Knight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang