4. Insting tajam sang Kaisar

613 136 11
                                    

Yang paling berharga bagi Claude saat ini? Jelas itu kakak perempuannya. Lalu yang paling di takuti Claude untuk saat ini? Itu juga sama. Cuma (name) yang bisa menjewer telinganya dan memarahinya seperti induk itik yang khawatir anaknya hilang saat belajar berenang di sungai yang tenang.

Semua orang takkan pernah mengira bahwa pria yang berhasil melengserkan kakak laki-lakinya sendiri dari tahta dengan cara yang begitu kejam akan takut dengan panci seorang gadis yang bahkan tak sampai tinggi pundaknya.

Kalau ditanya kenapa Claude takut pada (name), ia pasti akan menjawab "aku tak takut, aku memang kuat. Tapi kekuatan itu bukan untuk melukai kakakku" lalu Anastacius dari balik layar akan mengangkat papan bertuliskan 'Tukang kibul, jangan percaya!aku sudah jadi korban ugal-ugalan!' dengan ekspresi yang memprihatinkan.

Hidup sejak kecil berada di sisi (name) sudah membuat Claude mengembangkan insting adik manja- ekhem! Maksud ku saudara protektif. Apalagi melihat kakaknya yang manis tapi ganas itu tumbuh menjadi bunga yang menunggu lebah mengambil sarinya. Makin posesif Claude yang ada. Ia bahkan memesan beberapa alat pancung jika sewaktu-waktu butuh melakukan eksekusi bagi siapapun yang menyentuh Dahlia indah itu.

Mana rela Claude jika (name), sang kakak yang sudah menjaganya dari balik bayangan, sang kakak yang saat ia bayi selalu mengganti popoknya-, oke, yang itu lupakan saja. Intinya Claude takkan pernah rela jika kakaknya tiba-tiba dekat dengan seorang pria.

Claude itu punya prinsip yakni 'kakak takkan menikah kecuali dengan orang yang sangat ku kenal.' tapi bayangan wajah Felix langsung tercoret dari pikiran Claude saat itu juga.

Hari sudah menjelang siang, Claude terlihat menenggelamkan diri dalam pekerjaan, meski sejak tadi ia sudah menggeram seperti orang kerasukan. 'ugh, aku mencium bau-bau skandal. Aku harus melakukan sesuatu untuk melindungi kakak perempuanku yang manis itu dari buaya darat yang tersenyum cabul kearahnya. Lagian dimana Felix?! Aku hanya memberinya tugas kecil! Jangan bilang dia mati di ngap kuda nil?' sungguh pikiran yang sangat positif pemirsa:)

Yah, kita tak bisa menyalahkan Claude. Baterai kewarasannya sudah habis karena instingnya yang tajam mengatakan bahwa kakaknya sedang tidak baik-baik saja.

Kaisar itu juga harus terjebak dengan tumpukan tugas. ingin rasanya ia mengamuk dan berteriak keras. Tapi baru saja ia akan merobek beberapa dokumen penting, Pintu ruang kerjanya dibuka dan memperlihatkan Felix yang masuk dengan senyum tanpa dosa.

".....salam bagi matahari kekaisaran" ucap Felix dengan wajah berseri-seri, matanya memicing dan bertubrukan dengan sorot mata Claude yang mencium bau persaingan dari kawan lamanya itu. "...ekhem yah, kemana saja kau sejak tadi?"ucap kaisar itu, ia menormalkan ekspresinya meski matanya memicing dan terus bertubrukan dengan mata Felix 'sejak kapan dia ingin adu mata denganku? Apa dia sedang ingin bersaing dalam sesuatu?' batin Claude kebingungan

'aku takkan kalah darimu yang mulia, aku ini pengalaman pertama dari nona (name). Gadis itu milikku dan aku akan menggandeng tangannya di perlaminan.' batin Felix sembari melebarkan senyumannya. Seolah ada petir yang saling bertubrukan di antara mereka. 'Felix sejak kapan kau jadi bajingan tak tau diri seperti ini? Kenapa aku merasa kau seperti akan merebut sesuatu yang berharga dariku?' batin Claude sembari meremat dokumennya dengan erat.

"Sekarang bisa kau jelaskan kenapa kau terlambat kembali hari ini?" Ucap Claude, dia masih mempertahankan wajah datarnya dan berusaha mempertahankan sikap dingin miliknya. Meski Felix sendiri sudah menangkap sorot mata penuh persaingan di mata sang kaisar.

Felix mengusap bahunya dan berkata "sebenarnya aku sempat terluka dalam pengejaran para pemberontak itu. Tapi seorang malaikat manis dan cantik rupawan meski mulutnya agak tajam menyelamatkan ku dari maut. Yang mulia, kurasa aku jatuh cinta dengan gadis itu" ucap Felix, sedikit menyeringai dan bertingkah tak tau diri. 'meski kau rajaku dan teman masa kecilku, aku takkan kalah jika itu menyinggung calon istriku' batin Felix

Claude yang mendengar itu tampak kebingungan. Apa itu ada urusannya dengan dia? Cinta Felix kan urusan Felix? Kenapa ia harus mendengar itu? "Kau tau aku tak peduli." Ujarnya berusaha terlihat apatis

"Ah ya, maafkan aku yang mulia. Aku terlalu larut dengan pesona gila gadis itu sampai tak sadar terus mengatakannya. Kau harus menemuinya suatu saat nanti. Jelas itu saat aku menikahinya" Felix tertawa kecil dan Claude menatapnya dengan alis mengernyit kesal. 'ugh, dia beruntung dia saudara satu ibu asuhku. Jika bukan karena ibunya adalah pengasuhku dulu, sudah ku buang dia ke gorong-gorong' Claude meremat dokumennya dengan erat. Entah kenapa ia kali ini sangat ingin menampar wajah Felix. Ajudannya ini seperti sedang kerasukan!

Claude bergeming, pria yang menjabat sebagai kaisar Obelia itu perlahan menggulung beberapa kertas kosong sembari berkata "Felix, kemari sebentar" ucapnya dengan mata yang sekilas memancarkan kilap berbahaya.

Felix yang tak menyadari bahaya itu dan masih memiliki sisa tau diri dalam dirinya pun mendekat, tanpa merasa curiga apapun karena berpikir Claude hanya akan memberikannya tugas atau membicarakan hasil sebelumnya. "Ya, yang muli-"

BUAGH!!

Gulungan kertas kertas yang ada di tangan kaisar Obelia itu melayang dan kemudian dengan sangat cepat memukul kepala Felix dengan keras, membuat pria berambut merah itu tersungkur dan berakhir nyusruk mencium karpet dengan penuh cinta. "Y-yang mulia?! Kenapa kau melakukan itu?!" Ucap Felix sembari mengusap kepalanya yang benjol.

Ia menatap Claude dengan mata berkaca-kaca, sementara sang kaisar justru mendengus dengan wajah datar "syukurlah akhirnya kau sadar. Ku pikir kau tadi kerasukan"

"Aku tidak kerasukan!! Aku sungguh bertemu gadis yang akhirnya membuatku jatuh cinta" ucap Felix dengan frustasi, kesatria itu terus mengusap kepalanya yang benjol sementara wajah Claude malah semakin menggelap.

BUAGH!

"YANG MULIA KENAPA KAU MEMUKULKU LAGI?!" Pekik Felix sembari memegangi benjol berundak di kepalanya.
.
.
.
.
"Entahlah, instingku berkata aku harus menggeplak mu dengan penuh cinta"

"Cinta bapak kau"

TBC
Felix mulutnya di jaga sayank, ketularan (name) ya?:)

Jangan lupa vote nya minna (⁠。⁠ŏ⁠﹏⁠ŏ⁠)

The First Night With The Knight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang