02🌥️

6 1 0
                                    

happy reading..

Viona meringis, tangan nya yang sejak tadi digunakan untuk menjambak rambut Vela kini sudah dialihfungsikan untuk melepaskan cengkraman tangan Arsen pada lengannya yang benar-benar erat.

Vela akhirnya bisa bernafas lega, setidaknya diantara ratusan bahkan ribuan orang di sekolah ini, masih ada satu orang yang cukup berani untuk melawan Viona. Dan mau menolong nya di saat-saat seperti ini.

Gadis itu beringsut mundur, sedikit menjauh dari Viona. Meskipun sudah tidak mengaung karena ada Arsen, tetapi taringnya masih terlihat. Takut-takut nanti ia akan dijambak lagi, kepalanya benar-benar sudah ngilu dan dia tidak ingin merasakan lagi. Bisa-bisa botak.

"Lepas, Arsen. S-sakittt!!." Viona merengek sambil meringis kesakitan, Arsen tidak main-main mencengkeram lengannya.

Arsen melepaskan cekalan tangannya.
Ia menatap tajam pada Viona yang sedang mengelus lengannya, kedua tangan pemuda itu dimasukkan ke dalam saku celananya.

"Gue udah bener bener muak ngurusin Lo yang selalu cari masalah. Kapan sih, Lo berhenti buat bully orang?." ujarnya tajam.

Viona kini beralih menatap Arsen, ia mencebikkan bibirnya manja.

"Dia udah bikin makeup aku yang limited edition itu disita, Arsen." Gadis itu berkata lembut dan beringsut memeluk lengan Arsen manja. Ia menunjuk Vela, memberikan tatapan tajam pada gadis berkacamata itu yang kini sudah menunduk.

Leana mengernyit di tempatnya, ia menyaksikan itu semua dalam diam dan selalu saja terselip satu pertanyaan di otaknya setiap kali melihat kejadian yang mirip seperti ini berkali-kali.

Viona ini.. punya kepribadian ganda ya?.

Pasalnya, setiap kali merundung orang ia akan menjadi macan tutul yang sangat beringas pada mangsanya. Tapi ketika Arsen datang dan menghentikan perbuatannya seperti tadi, ia akan berubah menjadi lemah lembut dan manja dalam sepersekian menit bahkan detik. Bahkan tidak sungkan bergelayutan seperti monyet di lengan Arsen.

Benar-benar bucin!!.

Arsen benar-benar muak dengan gadis yang bergelayut menja di lengannya ini. Tiada hari tanpa mencari masalah, dan masalah-masalah itu pasti akan menyeret dirinya juga. Arsen bosan menghentikan gadis ini merundung orang lain. Tapi mau bagaimana lagi, ini sudah tugasnya sebagai ketua osis untuk mendisiplinkan siswa-siswi di SMA Garuda Kencana.

Arsen menyentak tangan Viona di lengannya dengan keras.
Viona hampir terjengkang jika saja antek-anteknya tidak dengan cepat menahan tubuhnya. Gadis itu berdecak sebal.

"Itu emang sesuai peraturan sekolah kalo nggak boleh bawa makeup di sekolah, dan dia cuma menjalankan tugasnya sebagai anggota osis." Ujar Arsen. Dia menatap Viona tajam.

Arsen mengalihkan pandangan nya pada Vela.
"Pergi. Bersihin badan Lo." titahnya. Vela buru-buru pergi setelah berterimakasih pada Arsen dan ia dibantu oleh teman nya.

Sebelum benar-benar pergi, mata Vela sempat bersitatap dengan mata Viona yang memberikan ancaman melalu matanya yang melotot tajam. Seakan-akan gadis itu berkata, 'urusan kita belum selesai'.

Vela sendiri buru-buru menunduk dan pergi setelahnya. Menyeramkan!.

"Ihhh tapi itu kan salah dia, kalo aja dia nggak cepu ke bu ririn, pasti makeup aku nggak akan disita." Suara Viona yang dibuat mendayu-dayu, dan seakan mengadu dengan manja itu mengalihkan perhatian Arsen dari seseorang yang kini pergi dari area kantin.

2L (LEANA & LOVE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang