Chapter 01 : Amaya (y/n)

34 5 0
                                    

Coretan pensil yang sejak tadi ditorehkan oleh gadis ini nyaris memenuhi seisi kertas, ia terlalu sibuk dengan sketsanya itu padahal sejak tadi dosen tengah sibuk menjelaskan materi perkuliahan hari ini.

Jujur saja, (y/n) tak sedikit pun berminat masuk ke jurusan ini. Ia hanya menuruti permintaan mendiang kakeknya yang telah lama tiada, mungkin bisa dibilang dengan masuk ke sini secara tidak langsung kenangan akan kakeknya itu akan terus hidup walau pada kenyataannya seperti ini.

"Aku bahkan tidak pandai merangkai kata, nilai Bahasa Jepangku pun semasa sekolah biasa saja, hah ini sudah tingkat dua dan aku masih belum merasa tertarik juga."

(y/n) membatin sembari terus melakukan kegiatannya itu hingga akhirnya dosen tersebut berhenti bicara, seketika itu pula tangan (y/n) refleks berhenti.

"Amaya (y/n), temui aku di ruangan setelah ini." Ucapnya tegas berhasil mengambil seluruh atensi di kelas besar tersebut.

(y/n) mengangguk pasrah, sudah sejak tingkat pertama dosen ini selalu mengganggu kehidupan tenangnya di kampus. Padahal ia hanya ingin menjadi mahasiswa biasa-biasa saja, tetapi pada akhirnya ia harus terlibat dengan hal yang ia hindari itu.

Pria bertubuh tegap itu lantas berlalu pergi meninggalkan kelas diikuti suara ricuh para mahasiswa.

"Astaga (y/n)-chan, apalagi yang kau lakukan?" Ucap salah seorang gadis di sebelahnya.

"Daijoubu ka (y/n)-chan?"

"Hn, aku dengar sekali dosen itu menandai mahasiswa maka mata elangnya tidak akan berpaling darinya!!"

"What a nighmare!"

"Daijoubu (y/n)-chan, aku akan membelamu di garis paling depan!"

Sahutan demi sahutan terus bermunculan dari berbagai sudut kelas, mereka dengan kompak menaruh rasa simpati terhadap (y/n). Mengapa demikian? Tentu saja karena kepribadian gadis ini yang tampak mencolok di mata orang-orang, bagi (y/n) mungkin ia memang menilai dirinya biasa saja, tetapi bagi teman-temannya (y/n) lebih dari itu.

Bagaimana mereka menggambarkan sosok (y/n) yang luar biasa dengan segala keterampilannya itu adalah hal biasa yang akan selalu terdengar di berbagai sudut fakultas jika kalian bertanya pada mereka.

(y/n) tersenyum manis seraya merapihkan peralatannya itu, "Daijobu minna, jangan berlebihan ini bukan yang pertama kalinya." Sahutnya diikuti senyuman manis di wajah imutnya itu.

"Sore ja, matane!"

Tanpa mau terlibat dengan banyak orang lebih lama lagi, (y/n) lantas keluar dari ruangan diikuti sorakan semangat dari teman-temannya itu. Ia terus melangkah menuju ruangan dosen tadi diikuti helaan nafas panjangnya itu.

"Sumimasen." Ucapnya sembari mengetuk pintu ruangan tersebut.

"Hn." Terdengar suara dehaman yang membuat (y/n) lantas masuk ke dalam sana dan tersenyum menghadap pria itu.

"Amaya (y/n), apa yang baru saja kau lakukan di kelasku?"

(y/n) tampak terdiam sesaat, "Ya? Tentu saja aku mendengarkan ucapanmu sensei."

"Astaga (y/n), ini sudah tahun kedua dan kau masih saja seperti ini." Pria ini tampak menghela nafas lelah menatap gadis berusia 20 tahun yang kini tampak menyengir tak berdosa.

"Sudah kubilang, aku tidak berniat memasuki jurusan ini." Jawabnya membuat pria ini memandangnya dengan wajah datar.

"Kau harus berusaha lebih baik lagi untuk membuktikannya (y/n), bagaimana mungkin seseorang yang tidak berniat masuk ke sini justru menjadi peraih nilai tertinggi berturut-turut sejak ujian masuk? Namamu bahkan selalu berada di urutan pertama perankingan."

𝙃𝙞𝙧𝙖𝙚𝙩𝙝 (𝙈𝙞𝙮𝙖 𝙊𝙨𝙖𝙢𝙪 𝙓 𝙁𝙚𝙢! 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙚𝙧)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang