Chapter 02 : (Y/n) dan Candunya

16 5 0
                                    

(y/n) lantas keluar dari toilet dan kembali berjalan menuju loker, ia merogoh sesuatu dari dalam tasnya itu dan lantas membawanya keluar melalui pintu belakang restoran. Gadis itu bersandar di tembok restoran seraya menatap langit malam, terasa cukup dingin walau pada nyatanya dirinya memakai kemeja berlengan panjang.

Ia lantas mengambil sebatang rokok dari kotak yang sebelumnya dibawa di tasnya itu, dinyalakannya pematik yang lantas diarahkan pada rokoknya. Baginya ini adalah suatu ketenangan yang tak akan didapatkan dari apapun dan siapapun, meski pada nyatanya (y/n) selalu dikelilingi orang-orang di sekitarnya dalam hatinya ia tak pernah berharap sedikitpun untuk mengenal mereka.

Baik Kenma maupun Kuroo pada akhirnya hanyalah manusia yang hanya ia kenal untuk sebatas keperluannya, meski tak jarang mereka bermain bersama tetapi pada akhirnya (y/n) akan selalu memasang tembok besar yang tak akan bisa mereka lewati sekalipun.

(y/n) mendongak menatap langit malam yang tampak cerah saat ini, dilihatnya bulan yang juga tak kalah indah di sana, "Sudah musim gugur ya? Selamat (y/n) kau lagi-lagi masih bertahan." Gumamnya lantas mematikan rokok yang sudah tersisa sedikit itu dan membuangnya ke tempat sampah.

Gadis ini kembali masuk dan mencuci tangannya terlebih dahulu sebelum akhirnya ia kembali berjaga di belakang mesin kasir hingga waktu menunjukkan pukul 1 malam dan akhirnya teman shift selanjutnya datang membuat dirinya lantas pamit undur diri.

"Terima kasih sudah bekerja keras (y/n)-chan!"

"Ha'i, kalau begitu aku pulang dulu, ja matane!"

(y/n) berlalu meninggalkan restoran cepat saji itu, sebelum pulang tadi dirinya sudah berganti kostum dengan pakaian olahraga miliknya. Beginilah keseharian gadis itu, setelah selesai bekerja shift malam (y/n) biasanya akan pulang dengan melakukan jogging menuju apartemennya yang berjarak 13 km dari restoran cepat saji. Ia akan berjogging sejauh 7 km sebelum akhirnya sisa perjalanan itu ia habiskan dengan menaiki sepeda yang ia parkirkan di taman.

Banyak cara yang (y/n) tempuh untuk bisa berangkat ke restoran cepat saji itu, terkadang ia bersepeda sejauh 13 km atau bahkan yang ia lakukan seperti saat ini, semua tergantung suasana hatinya. Ia melakukan itu semua semata-mata karena ia masih cukup peduli dengan kesehatannya, lebih dari itu ia melakukan ini karena saat berolahraga ia merasa pikiran buruk yang selalu hinggap di benaknya itu keluar bersamaan keringatnya saat berolahraga.

Singkat cerita, akhirnya gadis ini tiba di apartemennya tepat pada pukul setengah 3 pagi yang membuatnya lantas segera membersihkan diri dan bersiap untuk tidur di jam 3 pagi. (y/n) tertidur dengan lelap melupakan semua hiruk pikuk kehidupannya yang menjadi akar kesengsaraannya itu.

Pagi hari tepat pukul 9 alarm ponselnya berbunyi nyaring membuat gadis ini mau tak mau terbangun dari tidur lelapnya itu, ia terbangun sembari menghela nafas kasar.

Setelah mengecek ponselnya dan membaca info bahwa kelas hari ini diundur, ia lantas merasa lega dan kembali berbaring sembari menatap langit-langit kamarnya.

drrtt...drrtt...

Tetsurou🐈‍⬛ is calling...

"Hah astaga apa yang dia mau?" Gumamnya kesal lantas mengangkat telfonnya.

"Nani?" Tanya (y/n) to the point.

"Hidoi na."

"Apa yang kau inginkan pagi-pagi begini?"

"Dirimu..."

"Dasar gila, cepat katakan sebelum kumatikan!"

"Baiklah baiklah, bisakah kau membukakan pintu untukku? Aku mulai pegal."

"Maksudmu?"

"Aku di depan pintu apartemenmu (y/n), cepat buka pintunya."

Ucapan terakhir Kuroo tak ditanggapinya, (y/n) lantas bangkit dari tempat tidur untuk memakai sweater yang tergantung di lemarinya dan segera turun untuk membuka pintu unitnya itu. Didapatinya Kuroo yang tersenyum manis membawa buket bunga dandelion dan kantong berwarna hitam di tangan yang lain.

𝙃𝙞𝙧𝙖𝙚𝙩𝙝 (𝙈𝙞𝙮𝙖 𝙊𝙨𝙖𝙢𝙪 𝙓 𝙁𝙚𝙢! 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙚𝙧)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang