Chapter 08 : Trapped

8 5 0
                                    

Kedai akhirnya tutup tepat saat jam menunjukkan pukul 3 sore dan kini Osamu maupun (y/n) tengah sibuk membersihkan kedai seperti biasanya, tidak ada percakapan lagi semenjak tadi pagi, keduanya terlalu sibuk dengan pelanggan dan sepertinya (y/n) pun tidak dalam suasana hati yang baik.

"Osamu-san." Panggil (y/n) ketika Osamu mengunci pintu kedai.

"Hn?"

"Apa aku boleh ikut belanja bulanan?"

Osamu mengangguk, "Kukira kau akan langsung pulang."

"Iie, aku sedang tidak ingin di rumah." Jawabnya sembari tersenyum canggung.

Keduanya lantas berjalan beriringan menuju halte untuk menunggu bus yang akan mengangkut mereka menuju supermarket yang terletak di tengah kota.

"Osamu-san apa yang kau lakukan selama libur kemarin?" Tanya (y/n) sembari menunggu bus.

"Tidak ada, aku hanya menonton tv."

"Apa kalian tidak pulang ke rumah orang tua?"

"Iie, okaasan sedang liburan bersama teman-temannya di luar kota."

(y/n) mengangguk-ngangguk mendengar jawaban Osamu dan saat itu pula bus yang sejak tadi mereka tunggu pun akhirnya tiba.

Keduanya kembali terdiam menikmati pemandangan kota yang dipenuhi ornamen natal dan tahun baru, untungnya badai salju diperkirakan terjadi nanti malam, maka dari itu mereka menutup kedai lebih cepat agar terhindar dari badai.

Keheningan menyelimuti hingga akhirnya bus berhenti di halte tempat tujuan mereka. Keduanya lantas turun dan berlalu masuk ke dalam supermarket, (y/n) dengan sigap mengambil troli dan kembali berjalan di samping Osamu.

"Jadi apa saja yang harus kita beli?" Tanyanya dengan semangat.

"Kenapa kau tiba-tiba begitu bersemangat?"

"Datte aku jarang sekali pergi ke pusat kota dan belanja merupakan sebuah kesenangan tersendiri." Ucapnya diikuti kekehan.

"Tentu saja karena bukan kau yang membayarnya."

Helaan nafas Osamu disambut (y/n) yang kini tertawa geli mendengarnya, tentu saja sangat menyenangkan karena (y/n) hanya bertugas mengambil barang-barangnya sementara Osamu harus membayar semuanya.

Mereka pun akhirnya mengitari supermarket mencari barang-barang dalam catatan belanja yang Osamu bawa, (y/n) tampak sesekali terkekeh geli ketika mendapati Osamu yang membandingkan harga kedua produk dan sesekali menggerutu karena kenaikan harga di beberapa barang yang ia cari.

"Nee nee Osamu-san, nande kita tidak menambah pekerja lagi? Bukankah kita seringkali kerepotan seperti tadi?"

"Kau yang akan membayar gajinya?"

(y/n) mengerucutkan bibirnya kesal, ia tak menyangka mendapat jawaban telak seperti itu.

"Aku serius Osamu-san!"

"Aku juga serius."

"Huft, memangnya Osamu-san tidak kerepotan bekerja di dapur sendiri menyiapkan pesanan ini dan itu apalagi Osamu-san sudah tidak lagi muda..." Suara (y/n) kian mengecil begitu mengucapkan kata terakhirnya, membuat Osamu merengut menatapnya.

"Maksudnya kau mengatai ku tua?"

"Iie iie, bukan seperti itu." Jawab (y/n) kelabakan tapi ia tidak bisa menghindar karena nyatanya memang itu yang ia maksud.

Osamu menghela nafas seraya menggelengkan kepala tak habis pikir, "Kau ini memang ya."

"Kau kira usiaku berapa tahun sampai berbicara seperti itu?"

𝙃𝙞𝙧𝙖𝙚𝙩𝙝 (𝙈𝙞𝙮𝙖 𝙊𝙨𝙖𝙢𝙪 𝙓 𝙁𝙚𝙢! 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙚𝙧)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang