Tidurlah

1.9K 220 22
                                    

Sakura menunggu dengan penuh sabar meskipun hatinya sudah berdebar tidak karuan, Sasuke duduk tepat di sampingnya menatap piring yang tadi dirinya isi dengan tomat panggang.

Berharap Sasuke akan memakan pemberiannya, seperti saat dulu dia mengupaskan sebuah apel di ranjang rumah sakit tempat Sasuke dirawat.

Sakura ingin memperbaiki hubungannya dengan Sasuke, dia tidak mau ada kerenggangan diantara mereka karena kesalahpahaman.

Sakura mengutuk dirinya yang tidak berpikiran sehat, saat memilih untuk keluar desa dan menyusul Naruto untuk memintanya berhenti melaksanakan janji mereka.

Sakura bodoh...’ Inner Sakura mengutuk dirinya sendiri.

Tatapan Sakura mengarah pada Naruto yang masih asik makan  daging panggang sambil saling mengoceh dengan Kiba.

Naruto yang merasakan tatapan itu, menoleh dan menatap Sakura yang wajahnya sudah membeo seperti burung beo.

Kemudian, Naruto mengernyit menjadi heran. Pandangannya lalu mengarah pada Sasuke dan piringnya.

Bertanya dengan sangat luguh, “Teme, kenapa tomatnya tidak dimakan?”

Sasuke menoleh dengan tatapan yang Naruto tidak mengerti, ‘Kau mau aku memakannya?’

Sasuke menjadi sedikit kesal saat melihat wajah bodoh Naruto, ‘Babi kau Dobe!’

Dia mengambil sumpit dan mulai memakan satu tomat panggang Sakura dengan wajah datar yang sama sekali tidak bersahabat.

Naruto tersenyum lebar dan dia memberikan beberapa daging panggang miliknya ke piring Sasuke.

“Habiskan juga punyaku, aku sudah sangat kenyang. Ini pestamu, jadi kau harus makan banyak Dattebayo!”

“...”

Semua orang menatap mereka, Sakura yang paling terkejut. Karena setelah Naruto meletakkan potongan daging panggang di piring Sasuke.

Pemuda pujaannya langsung menggunakan sumpit untuk mengambilnya dan langsung memakannya.

Sementara tomat panggang pemberiannya, baru di makan Sasuke setelah Naruto bertanya tadi.

Kepala Sakura menjadi linglung, sementara Sai remaja itu hanya mengamati situasi. Fokus Sai ada pada Sasuke, karena gerak geriknya yang mencurigakan.

Dan sepertinya situasi sekarang harus dicairkan, jadi Sai berusaha mengalihkan perhatian.

“Um, Sakura...”

Sakura menoleh pada Sai, “Ada apa, Sai?”

Sai diam sebentar lalu akhirnya berbicara, “Itu, tentang diriku...”

Naruto yang mendengar itu langsung menoleh pada Sai dan kemudian dia berkata dengan wajah tersenyum lebar;

“ Kau tetap berada dalam tim kami Sai, Iyakan Teme!”

“Hn.”

Sai berpikir Sasuke sepertinya orang yang cukup sulit dan tidak mudah untuk bisa akrab dengannya.

Apa Uchiha Memnag sedingin itu? Kaku sekali.’

Sasuke tidak tahu seperti apa pikiran Sai, tetapi sepertinya Sai bisa dia ajak untuk bekerja sama. Ya, paling tidak kulit pucat itu tidak akan menjadi ancaman untuknya.

Setidaknya untuk saat ini.

“Terima kasih, Sasuke.”

Hn...

Krik! krik!

Suara jangkrik terdengar dari luar restoran Yakiniku Q. Kesunyian datang memenuhi ruangan mereka, seperti tidak ada kehidupan saja.

Kembali Untukmu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang