Serangkai kata yang indah dari curahan isi hatinya ia tulis didalam buku favoritnya. Menulis adalah bagian dari hidupnya dan tidak semua laki-laki menyukainya. Dari semua laki-laki yang mudah mengutarakan perasaannya, sedangkan ia tidak. Tidak mudah untuk mengutarakan perasaannya kepada orang lain dan dia lebih memilih memendamnya, sehingga salah satu cara terbaik untuk mencurahkannya yaitu dengan cara menulis.
Memasuki umur remaja tidak mudah, banyak pertanyaan dibenaknya. Terutama apa itu cinta dan dia harus mencintai siapa, yang seperti apa. Dan saat ini dia sedang mencarinya, mencari seseorang yang benar-benar membuat dia terjatuh ke dalamnya.
Panggil saja ia Varesh lebih tepatnya Varesh Andikara Kavindra. Dari namanya saja sudah tampan, gak usah ditanya wajahnya seperti apa, kalau kata saudara-saudaranya wajah Varesh mirip seperti almarhum kakek atau ayah dari papa nya. Memiliki hidung mancung, bulu mata lentik dan memiliki rahang yang tegas. Tidak salah jika banyak gadis yang menyukainya.
Varesh tidak pernah menyia-nyiakan hari liburnya, bagi ia hari libur adalah hari dimana Varesh menghabiskan waktu untuk menulis. Dirumah atau lebih tepatnya di kamar, Varesh berkutat dengan buku dan pena yang ia pegang.
"Varesh, lagi apa sayang?" tanya seorang wanita cantik yang melangkah masuk ke dalam kamar Varesh.
Arunika Kavindra, cinta pertamanya Varesh. Seorang wanita berusia 38 tahun, dikenal dengan sebutan Mama Arunika, wanita yang memiliki bisnis butik dan sudah memiliki beberapa cabang di Jakarta.
"Hai ma, biasa ma Varesh lagi nulis,"
Mama Arunika berjalan ke arah anaknya yang sedang fokus dengan pena nya. Sontak aktivitas putranya membuat dirinya tertarik.
"Mama boleh lihat gak?" ucap Arunika dengan senyuman manisnya.
Varesh mengangguk. "Ya, boleh dong ma,"
Arunika mensejajarkan tubuhnya dengan Varesh yang sedang duduk. Bibir wanita itu semakin tersenyum saat melihat hasil tulisan putranya.
"Bagus banget sih, ini buat siapa?"
"Engga ada ma, Varesh cuman mau nulis aja kok,"
Arunika terkekeh. "Bohong, kamu lagi suka sama siapa hm?"
Mendengar pertanyaan dari Mamanya, Varesh menghentikan aktivitas menulisnya lalu memutar tubuhnya untuk menghadap Mama nya.
"Em, kalau Varesh lagi jatuh cinta. Gimana ma, boleh kan ma?" tanya Varesh dengan sedikit ragu.
"Ya boleh dong, kenapa gak boleh? Kamu sudah besar sayang," jawab Arunika.
Varesh tersenyum. "Thank's ma,"
Arunika merangkul bahu putranya lalu mengusap kepala Varesh dengan sayang.
"Kalo mama boleh tau emang siapa perempuan beruntung itu?" tanya Arunika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Varesh Andhikara Kavindra
General FictionVaresh Andikara Kavindra, seorang remaja laki-laki yang memiliki kehidupan dengan tulisannya. Dari semua laki-laki yang mudah mengutarakan perasaannya, sedangkan ia tidak. Tidak mudah untuk mengutarakan perasaannya kepada orang lain dan dia lebih me...