Jangan skip narasi ya..
Happy reading****
Artha sedang uring-uringan diatas ranjang empuknya. Setelah pulang dari rumah Anin, hatinya menjadi tidak tenang. Baru saja hatinya merasa lega karena bertemu dengan kekasihnya, namun dibuat kacau lagi karena pernyataan dari Anin tadi.
"Dia siapa?"
"Arga, mantan gue."
Detak jantung Artha berpacu dengan cepat. Pikirannya kembali pada sesosok Dhita yang juga muncul dalam hidupnya baru-baru ini. "Mantan lo?"
Anin mengangguk. "Iya, gue kaget, takut. Soalnya, dia udah meninggal beberapa bulan yang lalu sepengetahuan gue. Tapi sekarang dia muncul lagi. Dengan wujud yang sama tapi dengan sikap yang berbeda."
Anin menatap Artha dengan tangan yang menggenggam erat tangan cowok itu. "Dia neror gue."
Apa-apaan ini? Ada yang meneror kekasihnya? Apa tujuan dia? Beberapa hari yang lalu Dhita kembali muncul, terus sekarang, masa lalu gadisnya juga ikut muncul. Apa semesta sedang mempermainkannya sekarang? Tidak bisakah dia menjalin hubungan yang tentram?
Berbagai pertanyaan muncul pada benak Artha saat ini. Ingin meminta penjelasan lebih lanjut namun Ayah Anin datang tergesa-gesa untuk mengajak Anin pergi. Pikiran-pikirannya tersebut buyar ketika mendengar suara rusuh di lantai bawah. Laki-laki yang mengenakan atasan merah maroon itu melirik jam dinding di kamarnya. Waktu menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Hal apa yang menyebabkan keributan itu terjadi malam-malam begini.
Cowok itu pun bangkit dari tidurnya, keluar kamar untuk melihat apa yang terjadi.
"Aku nggak habis pikir sama kamu, kenapa kamu selalu nyalahin Artha dalam segala hal?!"
Artha mengernyitkan dahinya ketika mendengar namanya disebut oleh Ibunya. Salah apa lagi dia kali ini?
"Dia hidup saja sudah salah!"
Suara tamparan menggema pada ruangan besar itu.
"BERANI KAMU NAMPAR SAYA?!"
Artha mengepalkan tangannya dengan kuat. Persetan dengan rasa sakit akibat kuku-kuku jarinya menusuk telapak tangan. Rahangnya mengeras, namun dapat terlihat matanya berkaca-kaca. Laki-laki itu pun turun dari tangga dan menghampiri kedua orang tuanya itu.
"BERANI, KARENA KAMI YANG SALAH DISINI!" balas Mami Artha.
Saat tangan kekar Miko terangkat untuk menampar Alia, dengan cepat Artha menahan tangan Ayahnya itu sebelum telapak tangannya benar-benar menyentuh kulit Ibunya.
"Stop! Kenapa kalian bertengkar malam-malam?" Suara gemetar Artha menghentikan keduanya.
Miko menghempas tangan Artha yang masih menahan pergelangan tangannya dengan kasar. "Ya karena kamu penyebabnya!"
"Sudah! Muak aku sama semua ini, benar-benar nggak ada hari tenang sedikitpun. Kenapa kamu berubah? Kenapa kamu nggak lembut seperti dulu? Kamu Ayah Artha, kan? Kenapa kamu selalu nyalahin dia, hah?!" Wanita itu mengeluarkan unek-uneknya selama ini.
"Karena dia bukan anak kandung saya." Kalimat yang berhasil lolos dari bibir Miko itu mampu membuat tangan Alia kembali menampar pipi suaminya.
Dengkul Artha lemas. Seperti tidak mampu menopang berat tubuhnya sendiri. Air mata yang dia tahan sejak tadi kali ini langsung turun.
"APA KAMU BILANG? AYAH MACAM APA KAMU—"
"DIA BUKAN ANAK SAYA! DIA ANAK HASIL HUBUNGAN TERLARANG KAMU SAMA PRIA BAJINGAN ITU!"
KAMU SEDANG MEMBACA
JANUARTHA
Teen Fiction"Kita punya satu kesamaan, sama-sama penyembunyi masalah." ... Gelar buaya darat, mungkin panggilan yang tepat untuk seorang Januartha. Hidupnya tak jauh dari seorang gadis dan seorang guru BK. Spegner Squad adalah nama circle yang dibentuk olehnya...