Chapter 4 | Menghindar

7 0 0
                                    

Nama NEVIRA sekarang begitu melekat di hati ketiga sahabat itu. Neva, Putri, dan Risa selalu menghabiskan waktu bersama di sekolah. Siklus pertemanan mereka saat ini kurang lebih pergi ke kantin, mengerjakan tugas (Neva yang lebih banyak mengerjakan), dan sekarang sedang merencanakan liburan akhir pekan bersama. Tak pernah disangka oleh Neva bahwa pertemanan dengan kedua temannya itu akan semenyenangkan ini. Dalam hatinya, ia begitu bersyukur karena telah memulai hubungan dengan mereka.

"Hmm," Putri tengah berpikir dalam imajinasinya. "aku punya ide! Gimana kalau kita liburan ke pantai aja!" ujarnya, sambil membayangkan dirinya tengah menaiki banana boat di atas laut.

Neva yang mendengar ide itu membelalak dan segera mengarahkan pandangannya ke arah lain. Tidak mungkin itu baginya, batin Neva. Risa yang ikut mendengar ide temannya itu menggeleng-gelengkan kepalanya mantap.

"Gak m-a-u! Nanti kulitku jadi gosong kayak roti bakar! Lagian gak akan diizinin sama mamiku," tanggap Risa, membuat Putri segera memanyunkan bibirnya.

Mendengar balasan Risa, Neva merasa lega.

"Yahh, terus ke mana donggg?" lanjut gadis itu sambil berseru kecewa dan jadi malas harus memikirkan ide lain.

"Pedicure aja sihh!" usul Risa.

"Pedicure melulu! Lihat ini kuku aku udah di-pedicure minggu lalu!"

Putri menunjukkan seluruh jarinya sambil menggerak-gerakannya. Risa kin garuk-garuk kepala.

Ketika melihat kedua temannya yang buntu, Neva jadi ikut berpikir, destinasi mana yang mereka sebaiknya tuju. Sesuatu yang tidak terkena paparan sinar matahari dan tetap menyenangkan....

Ah! Neva terpikirkan sesuatu.

"Guys!" seru Neva kepada dua temannya.

 Mereka yang masih berdebat seketika menolehkan pandangannya ke arah Neva.

"Kita nonton film aja gimana?" usul Neva sambil sumringah.

"THAT'S BRILIANT!" pekik Putri tepat di samping telinga Risa.

Gadis itu langsung menutup telinganya dan mengusap-usapnya. "Biasa aja Putrii!" Risa kemudian menjewer temannya.

"Aduduh! Maaf! Maaf!" Putri meminta ampun.

Akhirnya, mereka bertiga sepakat untuk menonton film bersama di bioskop pada hari Sabtu. Mereka membuat janji temu langsung di bioskop pada pukul 12 siang karena film akan dimulai satu jam setelahnya. Neva sampai tepat waktu kemudian disusul oleh Risa dan Putri yang datang paling terakhir karena katanya, ia sempat khilaf melihat toko baju yang menggemaskan. Lagi-lagi Risa menjewer temannya itu. 

Mereka lalu mengobrol dengan satu sama lain sambil menunggu film yang mereka akan tonton. Putri, sebagai permintaan maaf, membelikan kedua temannya itu popcorn dan mereka pun senang (lumayan gratiss). Semuanya berjalan menyenangkan seiring berjalannya waktu hingga untung sabut timbul, untung batu tenggelam, Neva malah melihat seseorang yang paling dia hindari selama satu minggu ini. Orang yang paling dia tidak ingin temui. Orang yang ia harap bisa menghilang dari pandangannya saat ini, Rain.

"Yeyeyy nonton filem barengg, nonton filem barengg!" Putri sangat antusias sampai tidak sadar ada minuman terjatuh di depannya dan membuat kakinya tersandung.

"ASTAGA PUT!" teriak Risa, melihat temannya tiba-tiba sudah terjatuh di hadapannya.

Sementara, Neva, dari tadi masih menatap kosong tiket filmnya tanpa mengetahui kalau salah satu temannya sekarang sedang nungging akibat terjatuh.

"Woi Neva," panggil Putri dengan gaya nunggingnya.

Neva yang mendengar namanya disebut memalingkan wajahnya dan seketika terkejut melihat Putri dengan keadaannya yang seperti itu.

Light Behind the RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang