𝐊𝐞𝐥𝐚𝐬 𝐍𝐨𝐯𝐞𝐥 𝐂𝐚𝐦𝐩 𝐇𝐮𝐧𝐭𝐞𝐫 𝐀𝐧𝐠𝐤𝐚𝐭𝐚𝐧 𝟐

⚠︎ 𝔐𝔬𝔡𝔲𝔩 12

✦•┈๑⋅⋯꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷⋯⋅๑┈•✦

𝕾𝖊𝖓𝖎 𝕯𝖎𝖆𝖑𝖔𝖌 𝕿𝖔𝖐𝖔𝖍 𝕹𝖔𝖛𝖊𝖑

✦•┈๑⋅⋯꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷⋯⋅๑┈•✦

𝕯𝖎𝖆𝖑𝖔𝖌 merupakan kata serapan dari bahasa Yunani yakni "dia" dan "logos", yang artinya cara manusia dalam menggunakan kata. Sejarahnya berasal sebagai narasi, filosofi atau lambang dedikasi yang dapat ditemukan di Literatur Yunani Kuno dan Literatur India, khususnya pada seni kuno yaitu Retorika.

Menulis dialog adalah sebuah bentuk seni, tapi untungnya ada beberapa metode dan teknik yang telah teruji dan dapat kalian gunakan saat ini untuk meningkatkan pidato dalam novelmu. 

"𝐈𝐧𝐠𝐚𝐭, 𝐝𝐢𝐚𝐥𝐨𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐚𝐢𝐤 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤𝐥𝐚𝐡 𝐚𝐥𝐚𝐦𝐢, 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐢𝐧𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐢𝐛𝐮𝐚𝐭. 𝐌𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬 𝐝𝐢𝐚𝐥𝐨𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐚𝐢𝐤 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐧𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐣𝐮𝐠𝐚 𝐤𝐞𝐫𝐚𝐣𝐢𝐧𝐚𝐧." 

— 𝗦𝘁𝗲𝗽𝗵𝗲𝗻 𝗥𝗮𝗷𝗮

Ada mitos yang sering beredar tentang menulis dialog dalam cerita. Katanya, dialog harus terdengar alami dan natural, kayak obrolan sehari-hari. Namun, jujur, dialog yang beneran realistis seringkali kurang menarik. Iya sih, penting untuk mengerti cara orang ngomong di dunia nyata: bagaimana alirannya, susunannya, dan bahasa sehari-harinya. Dialog yang bagus dalam cerita fiksi itu dibuat untuk menciptakan cerita lebih hidup. 

Jadi, meskipun alaminya kayak obrolan di dunia nyata, tapi dibentuk sedemikian rupa supaya bisa ngerekam drama dan mendorong cerita ke arah yang lebih seru. Nah, kalau mau belajar cara nulis dialog dalam cerita, coba lihat cara penulis skenario kerja. Mereka langsung ke inti, terus bergerak, nggak buang-buang kata.

⁺‧₊˚ ཐི⋆♱⋆ཋྀ ˚₊‧⁺

𝟏. 𝐃𝐢𝐚𝐥𝐨𝐠 𝐀𝐤𝐭𝐢𝐟

𝐃𝐢𝐚𝐥𝐨𝐠 𝐀𝐤𝐭𝐢𝐟 adalah dialog seperti pada umumnya kita menulis sebuah naskah. Dialog ini artinya kita menuliskan percakapan antartokoh. Cara penulisannya dengan membuka dan menutup dialog dengan tanda kutip. Huruf awal selalu ditulis dengan kapital. Oke, kalau kita bahas teknik menulis dialog aktif, ini penting banget buat bikin cerita kita jadi hidup! Jadi, begini, dialog aktif itu fokusnya pada aksi dan emosi karakter. 

Contohnya, bukan "Dia duduk di kursi sambil diam", tapi lebih ke "Dia melompat dari kursi dengan wajah berseri-seri". 

Nah, teknik ini bikin pembaca langsung terlibat dalam cerita dan bisa ngerasain suasana di dalamnya. Jadi, inget ya, aktifkan dialogmu untuk bikin cerita makin seru!

⁺‧₊˚ ཐི⋆♱⋆ཋྀ ˚₊‧⁺

𝟐. 𝐃𝐢𝐚𝐥𝐨𝐠 𝐓𝐚𝐠

𝐃𝐢𝐚𝐥𝐨𝐠 𝐓𝐚𝐠 adalah sebuah ekspresi atau ungkapan yang mengikuti sebuah dialog supaya dialog tersebut dapat lebih hidup, lebih bisa dibayangkan serta juga lebih bisa memiliki jiwanya. Nah, penggunaan dialog tag ini sebenarnya menjadi poin penting untuk menulis cerita sekarang ini. Semakin variatif dan tidak monoton, membuat cerita semakin tidak membosankan. Contohnya, misalkan kalian menemukan kata "Ujarnya" atau "Sambil berbisik di depanku" dan lain sebagainya yang mengiringi dialog. 

Dialog Tag adalah frase atau ekspresi yang mengikuti dialog untuk menginformasikan identitas si pengucap dialog. Penggunaan dialog tag yang benar dapat membuat dialog lebih hidup dan membantu pembaca memahami siapa yang sedang berbicara.

⁺‧₊˚ ཐི⋆♱⋆ཋྀ ˚₊‧⁺

𝟑. 𝐃𝐢𝐚𝐥𝐨𝐠 𝐀𝐤𝐬𝐢

𝐃𝐢𝐚𝐥𝐨𝐠 𝐀𝐤𝐬𝐢 adalah dialog yang tidak diikuti frasa yang menginformasikan identitas, melainkan dialog yang diikuti dari si pengucap. Dalam hal ini, setelah dialog terdapat kata-kata atau bahkan kalimat yang berupa aksi pada sebuah percakapan. Pada dialog aksi ini, tanda baca akhir yang biasa digunakan setalah dialog selesai adalah tanda titik (.). Oleh karena itu, penulisan huruf pertama setelahnya harus kapital. Secara singkat, mau di mana pun letaknya, dialog aksi harus menggunakan huruf awal kapital. Jika setelah dialog adalah aksi maka penulisannya diawali dengan huruf kapital.

⁺‧₊˚ ཐི⋆♱⋆ཋྀ ˚₊‧⁺

𝟒. 𝐃𝐢𝐚𝐥𝐨𝐠 𝐁𝐚𝐭𝐢𝐧

𝐃𝐢𝐚𝐥𝐨𝐠 𝐁𝐚𝐭𝐢𝐧 adalah dialog yang diucapkan di dalam hati si tokoh. Bisa juga disebut monolog karena hanya satu orang yang bicara. Cara penulisan dialog batin tidak dijelaskan dalam PUEBI. Jadi, kebanyakan ini hanya soal selingkung penerbit.

Kaidah penulisan dialog yang diucapkan secara langsung sangat jelas: diapit dengan tanda petik. Namun, bagaimana cara menulis dialog batin yang diucapkan dalam hati? Bagaimana dengan dialog lewat telepon? Bagaimana dengan dialog melalui pesan WhatsApp?

Menurut Ivan Lanin, ada dua cara penulisan yang biasa digunakan berbagai penulis untuk dialog selain ucapan langsung. Ada yang menuliskankannya dengan huruf miring dan ada pula yang menuliskankannya dengan diapit tanda petik. Versi lainnya mengatakan teknik penulisannya adalah sebagai berikut:

Ini merupakan yang paling banyak digunakanpenerbit. Pada naskah yang memakai PoV 3, biasanya penulisan dialog batindengan mengitaliknya. Setelahnya, boleh ditambahi dialog tag "batinnya" atau "ucapnyadalam hati". Namun, hal ini tidak wajib karena dengan mengitalik kalimatnyasaja sudah menunjukkan itu dialog batin.

⁺‧₊˚ ཐི⋆♱⋆ཋྀ ˚₊‧⁺

𝟓. 𝐃𝐢𝐚𝐥𝐨𝐠 𝐓𝐞𝐥𝐞𝐩𝐚𝐭𝐢

Dialog ini hampir mirip dengan dialog batin. Namun, perbedaan jelasnya terlihat ketika ada campuran tangan penerbit atau yang biasanya disebut selingkung. Teknik penulisan dialog ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk membuat dialog telepati, pastikan dulu agar narasi mampu menggambarkan suatu keadaan di antara dua tokoh atau lebih. 2. Penulisannya tetap dimiringkan dengan diapit oleh tanda petik, baik petik tunggal (' ... '), maupun petik ganda (" ...") ya.

⁺‧₊˚ ཐི⋆♱⋆ཋྀ ˚₊‧⁺

𝟔. 𝐃𝐢𝐚𝐥𝐨𝐠 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐛𝐮𝐧𝐠 & 𝐏𝐢𝐧𝐠 𝐏𝐨𝐧𝐠

𝐃𝐢𝐚𝐥𝐨𝐠 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐛𝐮𝐧𝐠 adalah dialog yang belum sepenuhnya selesai, tetapi terpotong oleh sesuatu. Bisa berupa dialog tag, narasi singkat, atau dialog lain. Dialog bersambung yang masih dalam satu kalimat tidak ditulis dengan awalan kapital

𝐃𝐢𝐚𝐥𝐨𝐠 𝐏𝐢𝐧𝐠 𝐏𝐨𝐧𝐠 adalah dialog yang diucapkan secara bolak-balik antar tokoh, tetapi kebanyakan yang diucapkan bukanlah hal yang penting. Informasi yang disampaikan dalam dialog ping-pong biasanya bisa dirangkum dengan narasi sebanyak dua atau tiga kalimat. Penulisan dialog ini haruslah dihindari dalam naskah.

⁺‧₊˚ ཐི⋆♱⋆ཋྀ ˚₊‧⁺