Get You the Moon

144 15 1
                                    

Mendengar perkataan dari kakak iparnya membuat ratna terdiam, sebenernya dia menginginkan Mayang ada di sini bersama dengan dirinya, apa lagi hanya mayang yang sangat menyayangi dirinya, bahkan anak anaknya pun tidak seperti mayang.

Dia pun menatap ke arah anggun kakak iparnya itu, istri dari kakak laki-lakinya yang sudah tiada sejak lama.

"Kak, izinkan mayang tinggal disini mba"

"Maafkan emba na, emba tidak mengizinkan mayang tinggal disini lagi, apa lagi saat ini mayang hanya berstatus sebagai keponakan kamu bukan mantu kamu lagi na, jadi emba ingin membawa mayang pulang"

"Tapi mba, aku sangat menyayanginya melebihi anak anak aku sendiri mba"

"Emba tau na, tapi peraturan tetap peraturan na, mayang sudah di ceraikan oleh putra mu dan sudah sepantasnya dia pulang ke kediamannya, dan dia juga sudah kehilangan kedua putranya dan putrinya tidak mendukung mayang, jadi buat apa dia bertahan disini na"

Mendengar itu mereka semua terdiam begitu juga dengan Atmadja yang ikut diam,  eh lupa atmadja kan stroke jadi tidak bisa bicara.

"Baiklah mba,, saya izinkan mayang pulang ke kediaman yang sengguh nya"

"Oh, iya na, mba juga berniat menikah'kan mayang kembali dengan ayah kandung alam, karena dia pantas menikah kembali dengan pria itu"

"Apa mba serius?"

"Mba sangat sangat serius, karena Darwin saja tidak bisa jadi suami dan ayah yang baik buat mayang dan anak anaknya jadi buat apa dia menjadi sosok suami dan ayah"

"Ya, sudah ratna mba dan mayang pulang dulu" ucap anggun.

"Ayok sayang" sambung anggun kepada mayang yang sedang menggendong cicitnya dia sangat menyukai anak dari alam.

"Mama duluan saja, nanti aku menyusul aku mau pamitan dengan ibu dulu" ucap mayang.

Anggun hanya mengangguk saja, dia lalu keluar lebih dulu dari mansion anggun menunggu di halaman mansion keluarga atmadja.

Selang kepergian anggun mayang menitipkan reynand kepada Galang dia langsung memeluk Ratna, karena sebentar lagi dia akan terpisah dengan ibu dan keluarga yang sudah dia jaga puluhan tahun lamanya.

"Jaga diri kamu baik baik di sana ya nak? Maafkan keluarga ibu yang membuat kamu menjadi seperti ini?"

"Tidak apa apa Bu, ini semua sudah takdir, jadi tidak perlu di sesali"

"Kalau saja ibu datang lebih cepat mungkin alam masih berada di sini bersama dengan kita" ucap ratna.

"Sudah Bu nggak perlu di sesali, sekarang kita fokus saja ke depan yang berlalu biarlah berlalu Bu" ucap mayang.

Membuat Ratna semakin sedih, dia tau apa yang mayang rasakan. Karena dulu dia juga pernah seperti mayang.

Setelah berpamitan Mayang pun pergi meninggalkan kediaman atmadja, dan detik itu mansion itu terasa sangat sunyi bahkan tidak ada suara tangisan lagi.

Satu hari, dua hari, tiga hari..

Dua minggu tanpa kehadiran mayang di keluarga atmadja membuat mansion itu terasa sangat sepi bahkan sangat jauh berbeda dari mansion yang dulu.

Bahkan mereka hidup masing-masing tanpa mencampuri urusan mereka.

"Nak, bagaimana dengan kandungan kamu?" Ucap Ratna kepada Frenky dengan sangat lembut.

"Sejauh ini baik baik saja nek, cuma kadang Frenky sering mual dan pusing saja"

"Itu hal biasa nak untuk hamil muda," ucap Ratna.

Alana istri dari Gilang hanya bisa menatap dengan diam, dia juga ingin mendapatkan perhatian dari nenek Ratna, tapi nenek Ratna sama sekali tidak melihat dirinya ada bahkan dia tidak mengakui dirinya.

"Sayang kamu kenapa?" Tanya Kirana kepada Alana yang sedang berdiri menatap ke arah nenek Ratna dan Frenky yang sedang berada di taman belakang.

"Nggak kenapa kenapa bunda, hanya sedih saja"

"Ngapain kamu sedih? Apa kamu iri dengan pria menjijikan seperti itu? Cihh harusnya kamu tidak perlu iri dengan pria seperti dia, pria hina menjijikan dan aneh yang bisa hamil, tidak pantas di iri in" ucap Kirana sengaja mengeraskan suaranya agar terdengar oleh mereka.

Degh

Frenky yang mendengar perkataan dari Kirana terdiam, membuat air matanya mengalir turun dari matanya.

"Susah nak, nggak perlu di ambil hati lagian buat apa kamu memperdulikan perkataan dia" ucap Ratna.

"Hm iya nek, kalau gitu aku pergi ke kamar dulu ya nek" ucap Frenky.

"Baiklah nak, tunggu suami kamu pulang dari Kantor, nanti nenek kasih tau kepada Galang untuk membawakan kamu sesuatu" ucap nenek ratna.

Frenky tidak menjawab dia langsung pergi ke kamar miliknya bersama dengan suaminya. Saat sudah sampai di kamar dia menangis sejadi-jadinya.

"Hiksss.. hiksss.. hikkss.. hikks.. tuhan apa aku tidak pantas Bahagia? Kenapa kau selalu saja menghancurkan hatiku tuhan? Kamu memberikan perasaan ini kau juga yang memberikan buah hati kami di dalam perutku dan kamu langsung menghancurkan ku lewat mereka" ucap Frenky dengan tangisnya.

PLAKK

"Berani sekali anda melukai hati cucu mantu saya hah?" Bentak Ratna kepada Kirana, dia sudah sangat kesal kepada Kirana

"Menang benar bukan Bu? Kenyataannya memang seperti itu" ucap Kirana.

"Untungnya Gilang waras jadi dia tidak mencoreng nama keluarga, kalau semua seperti itu bisa hancur reputasi keluarga Atmadja bahkan pesantren bisa di tutup"

"Diam Kirana, harusnya kamu sadar posisi di sini, kamu hanya seorang mantu biasa dan status kamu masih di bawah Jesi karena dia yang memegang mansion ini" ucap Ratna membuat Kirana terkejut, mendengar pernyataan dari bumer.

"Apa maksud itu?"

"Tidak lebih, maksud aku adalah aku menyerahkan tanggung jawab mansion kenapa Jessi karena dia yang berhak atas semua ini" ucap Ratna langsung pergi meninggalkan kedua wanita beda usia.

"Sial, aku tidak terima jika Jessi yang memegang kunci mansion, jika sampai dia menguasai maka posisiku di mansion Atmadja akan tersingkirkan apa lagi Jessi memiliki satu putra yang otomatis putranya akan mendapatkan kekayaan atmadja, nggak aku nggak akan membiarkan itu aku harus melakukan sesuatu" batin Kirana.

"Alana apa kamu masih mau tinggal di kediaman atmadja?"

"Mau bunda"

"Kalau gitu kamu harus mau menuruti keinginan bunda, kamu harus buat Jessi tersingkirkan, karena dengan tersingkirnya Jessi kamu akan menjadi mantu perempuan satu satunya yang akan di akui dunia bahkan kamu akan mendapatkan kekayaan atmadja" ucap Kirana, dia tah kalau alana sangat terobsesi dengan kekayaan dan dia akan melakukan apa pun agar bisa mendapatkan kekayaan itu.

"Bunda serius?"

"Ya, bunda serius, jika kamu tidak ingin maka bunda akan menyuruh Gilang menceraikan kamu dan bunda akan menikahkan Gilang dengan wanita lain"

"Jangan bunda, aku akan melakukan apapun sesuai keinginan bunda bahkan aku akan menurutinya" ucap Alana. Membuat Kirana tertawa bahagia dia pun pun membisikkan sesuatu kepada Alana tentang rencana yang harus di jalankan oleh Alana.

"Bunda apa itu tidak berbahaya?"

Get You the MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang