who?

1.3K 119 3
                                        

Pooh dan ayahnya sampai di rumahnya.

"Apa yang ayah bicarakan pada guruku?"tanyanya saat mereka berjalan memasuki rumah

"Tidak ada yang aneh. Hanya pembicaraan guru dan wali murid"

"Aku rasa kau tahu maksudku bukan itu"

Tuan kit menghentikan langkahnya lalu menghela nafas

Dia melirik Pooh "aku menyuruhnya untuk bersikap seperti guru pada umumnya"

"Kau menyuruh dia putus denganku kan?"

"Pooh kau pun sadar itu salah bukan?"

"Dimana letak kesalahannya?"

"Pooh kau tidak sadar, dia gurumu!"

"Lalu apa salahnya, aku menyukainya!"

"Tapi itu tidak layak!"

"Kenapa?"

"Pooh aku tahu kau sedang jatuh cinta, tapi kau juga harus tahu batasan cintamu, kau tidak bisa memaksakan cinta terlarang antara gurumu"

"Kenapa harus terlarang? Bisa ayah jelaskan biar aku mengerti?"

"Pooh... Orang akan mengira gurumu sangat cabul karena memacari anak di muridnya, dia akan mendapat cemoohan karena berhubungan denganmu, apa kau tidak memikirkan itu?"

Pooh terdiam.

"Aku tahu kau menyukainya tapi kau juga harus memikirkan masa depan mu dan dengannya. Aku tidak melarangmu berhubungan dengan siapapun selama itu setara dengan mu"

"Tapi kami tidak merugikan siapapun ayah!"

"Tapi dunia Tidka semudah itu Pooh..."

Pooh terdiam menunduk, dia berpikir memang ada benarnya. Tapi apakah maksudnya dia harus merelakan Pavel dan melupakannya.

Pooh tidak ingin seperti itu, Pavel tidak bisa dia lupakan begitu saja. Dan hubungan mereka tidak bisa berakhir seperti ini. Itu sangat tidak adil.

***
Sudah beberapa Minggu akhirnya semua murid kembali ke sekolah menjalani rutinitas belajar.

Pooh berjalan lemas karena dia belum mendapat kabar apapun dari Pavel sejak hari itu.

Pooh pergi ke rumahnya namun tak pernah ada tanggapan orang untuk membuka pintu.

Dia juga terus bertanya pada guru nut teman Pavel, tapi dia mengatakan tidak tahu apa-apa.

Pooh jadi bingung harus mencari dia kemana. Pasalnya Pavel bukan orang yang akan mudah menyerah.

Hanya Krena ayahnya bicara seperti itu, rasanya Tidka mungkin membuat Pavel langsung menyetujui untuk pergi dari hidupnya

Bukankah harusnya ada perjuangan dulu sebelum benar benar menyerah.

Namun lamunan nya tersadar saat akhirnya wajah yang dia cari itu ada di ujung lorong berjalan mendekatinya.

Merekapun bicara di taman sekolah.
"Phii .. bukakah sangat tidak baik bicara di tempat terbuka seperti ini?"tanya Pooh

"Pooh aku gurumu saat ini jangan memanggilku seperti itu"

"Oohh baik. Maafkan aku, selama ini kau kemana saja kenapa aku tidak bisa menghubungi mu?"

"Waktu berlibur tentu saja aku gunakan untuk liburan"

"Setidaknya hubungi aku jangan biarkan aku khawatir "

"Kau tidak perlu mengkhawatirkan ku Pooh. Aku..."

"Kau tidak apa-apa kan?aku tahu perkataan ayahku sangat tidak enak di dengar, tapi aku akan meyakinkan dia untuk merestui kita"

You Are My destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang