Himmel - Episode 31

6.9K 719 68
                                    

Selamat membaca danSemoga suka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca
dan
Semoga suka
.
.
.
.
.

Mici melihat suaminya yang selalu melihat ke arah halaman depan. Tempat yang selalu menjadi arena bermainnya bersama putri kecil mereka. Rue sangat menyayanginya sampai tidak rela jika putrinya itu akan berpindah tangan. Ketakutannya itu membuat dia membakar sebuah hasil kerja keras seorang pria yang mendambakan putrinya. Tak ingin putrinya jadi milik orang lain. Pria itu selalu menyingkirkan siapapun yang berani mendekatinya. Perlindungannya yang sudah kelewat batas itu membuat dirinya bertengkar hebat dengan putri sematawayangnya.

Nada bicara Miracle yang begitu. Sorot mata yang pulang dalam keadaan marah dan basah. Menunjukkan jika dia sudah terlalu berlebihan. Putrinya itu sangat marah. Dia pergi dan sampai mengatakan hal yang membuatnya sakit hati.

Istrinya juga marah. Dia terlalu berlebihan dalam mengawasi putri mereka sehingga tidak ada tempat untuk privasi. Rue hanya ingin Miracle baik-baik saja. Memastikan dia aman dan bahagia.

"Rue ..."

"Aku sudah tidak mengawasinya lagi. Aku sudah terlalu berlebihan. Dia sudah dewasa. Jadi dia tidak butuh aku. Dia bisa memilih jalan hidupnya sendiri. Dia bilang dia benci aku dan tidak ingin menjadi putri ku lagi."

Mici memeluk Rue dengan erat. Sejak kepergian Miracle tidak ada semangat di wajah suaminya.

"Apa yang harus ku lakukan untuk mendapatkan maaf darinya Mici? Aku sungguh menyesal. Aku ingin dia kembali padaku."

࿇ — H i m m e l — ࿇

"Oooohhhh ... Aaaahhhhh ... Ruby!"

Czar menggerakkan kepala Miracle dengan cepat di bawahnya.

"Aaaahhhhhh ... Aaaaahhhhh ..."

"Aaaaahhhhhh ..." Czar menahan kepala Miracle. Membiarkan semua cairannya di telan habis olehnya.

Czar menjauh kejantanannya. Beralih mengangkat tubuh Miracle. Di lingkarkannya kedua kaki Miracle pada pinggangnya agar tidak terjatuh. Menghimpit tubuhnya ke dinding kaca. Mengerahkan kejantanannya untuk masuk. Sejak Czar berhasil merebut kesucian Miracle. Sejak saat itu dia dan Miracle selalu bercinta. Dimana pun setiap kali ada kesempatan. Mereka akan melakukannya.

"Aaaaaahhhh ... Aaaaaahhhhh ..."

"Aaaaahhhh ... Czar! Aaaahhhhhh ..."

"Aaaahhhhh ... Aaaahhh ..."

Semakin hari, Czar semakin agresif. Miracle menyukainya. Bahkan setiap kali Czar melakukan kekerasan kecil seperti menampar wajah atau bokongnya.

Himmel [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang