PHOTOGRAPH

60 4 5
                                    

WARNING!! CERITA INI FULL DIBUAT DENGAN AI.

•DON'T LIKE? DON'T READ•

Perjalanan panjang di Grand Line tidak pernah mengenal lelah bagi kru Topi Jerami. Meskipun dihadapkan pada bahaya dan tantangan, mereka selalu menemukan momen untuk beristirahat sejenak, menikmati ketenangan langka di lautan yang tak terduga ini. Malam itu, Thousand Sunny meluncur dengan tenang di atas permukaan air yang tenang, di bawah langit malam yang berkilauan oleh gemerlap bintang.

Luffy, kapten yang penuh semangat, terbaring santai di dek kapal, matanya terangkat ke langit yang penuh bintang. Di sisinya, Nami, navigator cerdas dan penyimpan uang kru, bersandar di atas pagar kapal, melihat ke arahnya dengan senyuman kecil. Mereka berdua merasa keseimbangan yang jarang mereka alami—tidak ada serangan bajak laut, tidak ada badai mengerikan, hanya ketenangan malam yang mengelilingi mereka.

"Tadi aku menemukan ini!" seru Luffy tiba-tiba, mengacungkan sesuatu di udara.

Nami mengangkat alis, penasaran dengan kegembiraan Luffy. "Apa itu, Luffy?"

Luffy tersenyum lebar, menunjukkan sebuah Den Den Mushi yang terpasang dengan kamera. "Ini kamera Den Den Mushi! Aku menemukannya di salah satu pulau tadi. Ayo kita foto-foto!"

Nami tertawa ringan melihat antusiasme Luffy, tetapi dia menerima kamera tersebut dengan senang hati. Dia membuka tutupnya dan menatap layar kecil yang ada di dalamnya. "Bagus juga ya. Ayo kita coba."

Luffy dengan cepat berdiri dan mengambil posisi duduk yang dramatis, mengisyaratkan agar Nami segera memotretnya. Nami mengarahkan kamera ke arahnya dan menekan tombol pengambil gambar. Suara klik kecil terdengar, dan Luffy tersenyum lebar dalam potret pertamanya.

"Giliranmu, Nami!" seru Luffy sambil menyerahkan kamera kepadanya dengan antusias.

Nami mengambil alih kamera dengan senyum tipis di bibirnya. Dia berpura-pura bersikap serius, membuat Luffy tertawa saat dia menekan tombol dan menangkap ekspresi lucu Nami dalam potret itu.

"Bagus sekali!" puji Luffy sambil melihat hasil foto mereka. "Mari kita ambil foto anggota kru yang lain!"

Mereka berdua berjalan-jalan di sekitar kapal, mengabadikan momen-momen unik dari kehidupan sehari-hari di Thousand Sunny. Luffy mengambil gambar Chopper yang sedang bermain-main dengan sakura di dek, sementara Nami mengabadikan Sanji yang sibuk dengan masakannya di dapur kecil. Mereka tertawa saat mengambil gambar Usopp yang sedang berteriak ketakutan karena dikeroyok oleh Zoro dan Franky dalam sebuah permainan kartu.

Setiap kali kamera mengeklik, rasanya seperti mereka mengambil potongan kecil dari kehidupan mereka bersama, yang penuh dengan tawa, persahabatan, dan petualangan di lautan yang luas ini. Mereka mengambil banyak foto, mencakup semua anggota kru dari yang paling kecil hingga yang paling besar, dan bahkan menangkap momen-momen lucu dan spontan di antara mereka.

Setelah beberapa jam berlalu, mereka berdua duduk bersama di dek kapal lagi, menyaksikan pemandangan laut yang tenang di bawah cahaya bulan. Nami melihat ke arah Luffy yang masih sibuk melihat-lihat semua foto yang mereka ambil tadi.

"Keren ya, Nami!" ucap Luffy dengan antusias. "Kita harus membuat album foto dari ini!"

Nami tersenyum tipis, merenungkan usulan Luffy. "Mungkin suatu hari nanti kita bisa melakukannya. Tapi untuk sekarang, mari kita nikmati momen-momen ini."

Luffy mengangguk setuju, menatap ke arah laut yang tenang di depan mereka. Bintang-bintang di langit malam tampak lebih terang dan lebih dekat, memantulkan keindahan alam yang mereka nikmati selama perjalanan mereka.

Di dalam hati mereka, Luffy dan Nami memahami bahwa foto-foto ini bukan hanya sekadar gambar. Mereka adalah kenangan yang diabadikan dalam waktu, yang akan terus mengikat mereka bersama-sama bahkan setelah petualangan mereka berakhir. Mereka adalah bukti dari ikatan yang kuat antara anggota kru Topi Jerami, dari kebersamaan dan kegembiraan yang mereka rasakan setiap hari.

Kapal mereka, Thousand Sunny, melanjutkan perjalanannya melintasi lautan yang luas. Kamera Den Den Mushi yang kecil, terlupakan di dek kapal, tetap menyimpan semua tawa dan cerita dari sekelompok bajak laut yang berani dan penuh semangat ini.

Mereka berdua duduk di atas dek, merenung dalam keheningan yang menyenangkan. Angin lembut mengelus wajah mereka, mengingatkan mereka akan petualangan yang sudah mereka lalui dan yang masih menunggu di masa depan. Tapi untuk saat ini, mereka hanya menikmati momen berharga ini bersama-sama, dengan kenangan-kenangan yang terukir dalam foto-foto yang mereka ambil.

Dalam gemerlap bintang malam yang memantulkan cahaya di atas laut yang tenang, Luffy dan Nami tersenyum satu sama lain, tahu bahwa mereka memiliki sebuah keluarga yang tak tergantikan di atas kapal yang mereka sebut rumah.

FIN

Let's make LuNa With AITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang