17. Partner II

141 19 3
                                    

Demi menghadiri acara pernikahan teman sebangku SMA-nya, Helena perlu menyiapkan pakaiannya dalam beberapa hari sebelum acara itu dimulai. Jarang menghadiri agenda seperti ini membuatnya tak banyak memiliki baju bagus, Helena hanya mempunyai pakaian-pakaian yang sederhana. Alhasil setelah pulang mengajar di sore ini, ia pun pergi menuju salah satu toko pakaian di dalam mal.

Toko pakaian yang dikunjunginya itu terdapat satu temannya yang menjadi pegawai di sana. Helena sudah tiba di depan toko itu, melihat dari kejauhan pakaian-pakaian bagus itu memajang untuk menarik para pembelinya di luar sini. Karena terlalu lama memperhatikan dari luar akhirnya Helena masuk juga ke dalamnya.

Pakaian yang dijual di sini adalah pakaian dari merk menengah ke atas. Harganya tak bisa dikatakan murah sekalipun mereka sudah memberikan seperempat diskon. Helena kerap meringis melihat harga-harga yang tertera di sana, bahkan blus yang berhasil menarik perhatiannya pun masih enggan untuk dibeli karena harganya yang tak ramah di kantongnya.

Selagi ia tengah mencari-cari pakaian lainnya, ada satu suara yang tiba-tiba memanggilnya dari samping. Suara itu setengah berbisik kepadanya.

"Helena!"

Di situ Helena mendapati temannya yang bekerja di tempat ini. Ia tersenyum dan memanggil namanya, "Rani?"

Rani adalah nama temannya yang bekerja di tempat ini sebagai SPG. Keduanya sudah berteman akrab sejak SMA. Di pertemuan perdana mereka setelah beberapa tahun tak berjumpa, mereka tak banyak mengobrol karena Rani masih berada di jam kerjanya dan sesekali bertingkah seperti SPG yangs edang membantu pelayannya.

"Kamu datang ke nikahannya Nindy minggu ini?" Helena membuka obrolan mereka.

"Iya. Kayaknya satu kelas diundang deh," balas Rani selagi ia merapikan baju-baju di atas meja tersebut.

"Gimana kalau kita datang bareng aja?"

"Aku gak bisa. Aku datang bareng pacarku, Hel."

Pernyataan Rani berhasil mengejutkan Helena dalam diamnya. Dan sebaliknya Rani malah penasaran padanya. "Kamu datang juga dong sama pacarmu."

Ajakan itu ditangkis oleh gelengan Helena. "Aku nggak punya pacar."

Masih jomblo akut, pikir Rani. "Hel, kamu kerja dimana?" tanyanya langsung merubah topik pembicaraan mereka.

"Aku ngajar, Ran," jawab Helena.

"Oh ya? Dimana? Kamu jadi guru TK atau guru SD? Udah jadi PNS belum? Kemarin aku denger pelantikannya."

"Guru balet, Ran. Aku ngajar anak kecil."

Rani pun berbalik menatap kagum, sedikit tak percaya dengan pernyataan Helena. "Kamu bener-bener ngejar mimpi kamu jadi guru tari ya."

Ternyata Rani masih mengingatnya. Sebenarnya menjadi guru bukan impiannya juga, Helena hanya suka mengajar saja dan menari adalah salah satu semangatnya yang sudah digemarinya sejak kecil dulu.

Saat keduanya tengah mengobrol kecil-kecilan di sini, tiba-tiba ada yang menghampiri di samping Rani. Helena terpaku melihat seorang perempuan yang bergaya mahal itu tengah menyodorkan sepotong baju pada Rani.

"Mbak yang ini ada ukuran M-nya?"

Rani terpaksa pergi untuk mencarikan baju permintaannya. Sekilas Helena melihati perempuan itu ia seperti mengenalnya dan kontak mata di anatar mereka tak sengaja terjadi.

"Kamu..." Perempuan itu mengerutkan dahinya berusaha mengenali suatu dari Helena. "pacarnya Azka?" sambungnya.

Dan barulah Helena menyadarinya bahwa mereka sudah pernah bertemu sebelumnya. Ia ingat saat mereka bertemu di salah satu pesta pernikahan temannya Azka.

into foreverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang