Happy Reading!✨️"Jika dunia adalah panggungnya, manusia aktornya, dan Tuhan penulis skenarionya, maka wajar bukan jika hidup penuh sandiwara? Kenapa kecewa atas kepalsuan dunia jika sejak awal kita sudah ikut berperan memainkan dramanya?"
- Author NAYANIKA.
Suasana di meja makan nampak semakin hening semenjak Kala membawa Naya pergi. Entah apa yang tengah mereka bicarakan saat ini, tak satu pun dari mereka mengetahui.
Diantara dua keluarga yang tengah menyatu itu, dua diantaranya nampak gelisah. Nampak dari raut mereka yang nampak khawatir.
"Freya izin menyusul mereka berdua ya?" tanya gadis yang tidak dapat menyembunyikan kekhawatirannya lagi.
"Buat apa, Frey? Biarin dulu mereka bicara. Percaya adikmu bisa mena--"
"Kalian liat sendiri sekasar apa, Kalandra tadi? Aku ga bisa tenang membiarkan Naya berdua dengan dia!"
"Stop! Seburuk apa pun Kala, dia ga akan melukai perempuan. Apalagi sepolos Naya. Trust me!" bela Abian terhadap adiknya. Ia sendiri paham Freya pasti tengah mengkhawatirkan Naya-adiknya, tapi Abian pun tak kalah khawatirnya.
"Tapi--"
"Kita susul berdua, kak Frey."
Keduanya lantas pergi untuk menyusul adiknya masing-masing. Sedang dua pasang orang tua yang tersisa di sana hanya bisa diam. Mengamati tiap keributan yang silih berganti hanya karena satu hal. Perjodohan.
"Apa kita batalkan saja, ya?"
"Jangan jadi jahat untuk anak-anak, Pak. Anda tega memisahkan mereka lagi?"
*****
"NAYAA!!" Freya berlari dan berteriak menghampiri adiknya tanpa peduli ia sedang berada di tempat umum.
Tangannya bergerak membenahi masker adiknya, menutupkan lagi tudung kepala sang adik, serta membenahi lengan sweater yang awalnya tergulung. Ia akan selalu melindungi adiknya dalam situasi apa pun dan dari siapapun.
"Kalian ... sejak kapan di sini?"
"Sejak Kala bilang mau terima perjodohan ini," jawab Abian. Ya. Memang benar nyatanya, saat mereka datang tadi Kala menyatakan setuju menerima perjodohan ini.
"Naya, kita masuk lagi ke dalam, ya. Di sini dingin, ga baik buat kesehatan kamu. Kita kasih kabar baik ini kepada yang lain." Naya tersenyum, menerima gandengan tangan Freya dan berjalan masuk ke dalam. Pembohong ulung! Mahir sekali dalam hal berpura-pura bahagia.
Kala melangkahkan kakinya hendak masuk mengikuti dua gadis itu. Namun, langkahnya harus terhenti saat Abian mencekal tangannya.
"Lo bisa lihat? Cuma kakaknya yang peduli sama dia."
"Hmm," jawab Kala nampak tak peduli.
"Gue tau lo ga sejahat itu untuk menjadi laki-laki bejat, Kal."
"Maksud lo?"
"Gue denger semuanya."
*****
Dalam sejenak, suasana hening dan hampa telah tergantikan menjadi bahagia dan penuh tawa. Makan malam pun mulai berjalan dengan normal meskipun diawali sedikit kericuhan. Memakan makanan dengan khidmat dengan sesekali berbincang dan bercanda tawa.
"Anak bunda emang cantik banget! Kala ga mungkin bisa menolak pesona anak gadis bunda ini." Naya tersenyum mendengar pujian dari Karina. Beginilah keluarga seharusnya.
"Adek siapa dulu?" sahut Abian.
"Adek gue lah!" jawab Freya.
"Adek gue juga!"
"Sejak kapan?"
"Sejak sekarang."
"Dih! Ga usah ngaku-ngaku, ya!"
"Sudah-sudah! Kalau makan jangan ribut!"
"Tuh, kak Freya dulu!"
"Eh, bocah SMA! Jelas-jelas lo duluan yang mulai!"
"Iya, yang udah tua."
"21 TAHUN ITU MASIH MUDA, ABIII!!"
"Makan, ya makan dulu, sayang. Jangan ribut!" ucap Hana melerai.
Suasana yang nampak hangat dan harmonis. Hangat yang pertama kali bagi Naya. Jelas! Jelas ini suasana yang menipu siapa saja yang melihatnya. Tapi tak apa, setidaknya Naya punya satu momen bahagia bersama keluarga.
Lagipula, dunia memang penuh sandiwara. Untuk apa kecewa jika semua hanya palsu?
NAYANIKA datang dengan cover baru, nih!!
Gimana cover barunya? Makin bagus? Makin jelek? Atau biasa aja?Jangan lupa vote dan komen ya
Terimakasih
Salam hangat dari Zaza!!
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYANIKA
أدب المراهقينNamaku Naya. Nayanika Zelline Anagata. Sejak kecil aku tinggal di Bandung. Sendiri, tanpa siapa pun meski aku masih mempunyai orang tua yang utuh dan seorang saudara perempuan yang sangat kusayangi. Hingga aku dibawa ke Jakarta oleh kedua orang tuak...