Bab 4 - Sifat lain Naya

40 17 37
                                    

"Rasa benci hanya akan membunuh hatimu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rasa benci hanya akan membunuh hatimu. Berhenti membenci, mulai cintai diri sendiri, dan sembuhlah,"

- Author NAYANIKA

****

"Diam saat ditindas sama saja memberi peluang kejahatan menghampiri. Lawan dan jadilah berani, sebab pahlawan sebenarnya adalah dirimu sendiri,"

- Nayanika Zelline Anagata

Nayanika mencuci wajahnya di wastafel kamar mandi dengan setengah panik. Benarkah dia - gadis itu datang ke sini juga. Atas dasar apa? Sedendam itukah sampai-sampai dia mengejar Naya kemanapun ia pergi? Kesalahan apa yang pernah Naya lakukan sebenarnya? Dosa sebesar apa yang Naya buat?

"Halo ..., teman," sapaan terdengar begitu nyaring dan jelas di telinga Naya.

"Rasanya sangat rindu setelah beberapa hari tidak berjumpa denganmu, anak yatim. Bagaimana kabarmu?" ucap gadis bername tag Siska Aveline Thalasa itu berniat basa-basi.

Plakk!!

"Jangan ngasal! Aku bukan anak yatim, bukan anak piatu!"

Siska memegang pipinya, berani sekali gadis di depannya ini menamparnya. Memangnya dia siapa? Tapi, sebagai permulaan dia hanya akan diam, lihat apa yang akan Siska lakukan nanti.

"Nyali lo gede juga sekarang, Nay. Dikasih makan apa sampai berani nampar gue?"

"Naya punya orang tua, Naya punya kakak. Naya juga punya Kalandra, jadi ga akan takut sama kamu!"

Siska mencoba mengingat-ingat nama yang baru saja disebutkan Naya. Kalandra? Sebuah nama yang tidak asing lagi baginya. Anak kelas XI IPS 1, satu kelas dengannya. Pemuda itu ... boleh juga.

"Kalandra, ya? Lo siapanya? Pacarnya? Gue lihat, dia ganteng juga. Buat gue aja, ya?" ucap gadis itu dan diakhiri dengan senyum penuh kemenangan. Dia harus mendapatkan apa yang dia mau. Dan dia harus melakukan apa yang dia inginkan. Tidak akan tunduk dan mau diperintah orang lain.

"Jangan ngarep! Kalandra juga ga akan mau sama kamu, Siska!"

"Lo nantangin gue?" Siska bertanya dengan raut tak pedulinya. Gadis itu? Melawannya? Siska hanya bisa tertawa membayangkannya.

"Iya! Naya ga akan diam!" pungkas gadis itu dan berlalu pergi meninggalkan Siska.

Selepas kepergian Naya, Siska tertawa kencang dengan suara melengkingnya. "Dasar bocah! Lo ga akan bisa lawan seorang Siska, Naya. Lo bukan lawan yang sebanding buat gue."

*****


Naya, mendatangi Kala ke kelasnya setelah tidak menemukan pemuda itu di kantin sekolah. Berjalan dengan berbekal arahan dari Abian yang menunjukkan letak kelas Kala, XI IPS 1. Lalu kemana perginya Abian? Tentu saja sedang bersama CALON KAKAK IPAR Naya, menata masa depan katanya dan membiarkan Naya berjalan sendiri meski belum tau banyak tempat di sekolah ini.

Pemuda itu juga cukup sabar menghadapi Naya yang ribet sendiri, "Gimana kalau Naya hilang? Gimana kalau Naya nyasar? Kalau diculik gimanaaaaa!!". Abian salah kira menganggap Naya adalah gadis yang kalem. Pemuda itu mengatakan telah mengirim peri penjaga untuk Naya, sehingga Naya tidak perlu khawatir dan dia tidak akan hilang.

"XI IPS 3 ... XI IPS 2 ... XI IPS 1, Nahh!! Ini dia kelasnya!"

Gadis itu benar-benar menemui Kala di kelas yang hanya berisi beberapa siswa itu. Gadis itu heran. Di saat murid lain pergi ke kantin karena lapar, kenapa Kala justru memilih berada di kelas yang sepi? Apa dia tidak lapar? Benar-benar aneh!

Gadis itu berjalan memasuki kelas XI IPS 1. Duduk di depan Kala sembari melipat tangannya di meja lalu meletakkan kepalanya di sana sembari menatap teduh wajah tampan Kalandra. Sedang si pemuda yang ditatap itu justru tidak sadar karena fokus pada gawainya.

"Gantengnya ..., mahakarya Tuhan ga pernah gagal, ya."

Pemuda itu terusik. Menatap Naya dengan tatapan polos dan bodohnya itu. Cih! Benar-benar mengganggu!

"Kala ga makan? Makan yuk!"

"Ga laper."

"Tapi Naya lapar, Naya mau makan."

"Makan aja sendiri."

"Ga mau! Maunya sama, Kala!"

Kala tampak masih tidak peduli. Pemuda itu masih fokus pada gawainya. "Naya belum makan," ucap gadis itu tanpa lupa memasang wajah melasnya.

Kalandra menutup gawainya dan beralih menatap Naya. "Mau, ya?" bujuk gadis itu.

"Hmm."

"YEYY!!! AYO MAKAN BAKSO SAMA ES TEH, YANG BAYAR KALA!!"

Gadis ini? Sudah diberi hati malah minta jantung beserta paru-paru dan ginjalnya. Tapi sudahlah, uang Kala tidak akan Habis juga hanya untuk membeli bakso dan es teh.

Halooo!!!
Zaza up lagi!!!!
Zaza mau rajin update, nih, sebelum sibuk ujian dan P5
Naya titip salam buat kalian nih, luvv💜💜

Halooo!!!Zaza up lagi!!!!Zaza mau rajin update, nih, sebelum sibuk ujian dan P5Naya titip salam buat kalian nih, luvv💜💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
NAYANIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang