💮Chapter 1💮

201 18 5
                                    

Happy reading guys 🤗
Jangan lupa vote dan komen ya😊
.
.
.
.
.

Disebuah mobil terlihat dua orang remaja yang sedang terlibat adu mulut. Dua orang itu adalah Bianca Stella Anastasia Kenzie dan Arion Giovano Liam Kenzie anak dari Melvin dan Key yang merupakan seorang pengusaha sukses dan desainer. Ingat jika dulu Key kuliah mengambil jurusan desainer berkat kuliahnya itu sekarang Key telah memiliki berbagai cabang butik diseluruh Indonesia bahkan diluar negeri pun ada namun tidak sebanyak didalam negeri.

"Aduh gimana kalau kita dimarahin sama Daddy" ucap remaja perempuan yang duduk disamping kemudi kepada remaja laki-laki yang berada disampingnya.

"Udah lah Lo santai aja gak usah khawatir gitu" jawab laki-laki itu sembari melihat ke arahnya sekilas dan kembali menatap ke arah jalanan yang mulai lenggang karena hari sudah semakin larut.

"Mana bisa Rion tau sendiri Daddy kalau marah gimana apalagi kita pulang gak tepat waktu" Yaps laki-laki yang sedari tadi mengobrol dengan Bianca adalah sang Adik Arion atau sering disapa Rion.

"Cuma beda 1 jam kok" Ingin rasanya Bianca memukul Adiknya ini tapi dirinya terlalu sayang pada Adiknya hingga tidak tega melakukan hal tersebut.

"Daddy kalau udah marah serem" Rion terdiam tidak bisa menjawab perkataan sang Kakak. Memang jika Daddy sudah marah terlihat sangat menyeramkan dan hanya ada 1 orang saja yang bisa menghentikan kemarahan sang kepala rumah tangga yaitu istri tercintanya Keyra. Kita semua tau bagaimana bucinnya Melvin terhadap Key bukan.

"Udah Lo tenang aja kalau nanti Daddy marah biar gue yang jelasin lagipula juga salah gue kita pulang terlambat" ucap Rion tiba-tiba ketika merasakan Bianca tidak lagi bersuara. Rion dapat merasakan apa yang tengah dirasakan oleh Bianca sekarang mungkin karena mereka saudara kembar jadi bisa merasakan apa yang sedang dirasakan saudaranya. Khawatir dan gelisah itu lah yang sedang dirasakan Bianca sekarang namun bukan Bianca saja yang merasakannya Rion pun ikut merasakannya juga.

Bianca dan Rion baru saja pulang dari pesta ulang tahun teman mereka. Mereka mendapatkan izin dari Daddy dan Mommy hanya sampai pukul 11 malam namun sekarang sudah pukul 00:15 mereka belum sampai rumah. Sudah pasti mereka akan mendapatkan omelan dari Daddynya itu. Berharap saja semoga Daddy sudah tidur bersama sang Mommy.

Keadaan hening karena tidak ada yang berbicara lagi. Rion sedang fokus pada jalanan sedangkan Bianca memandang ke luar jendela mobil. Seketika Bianca mempertajam penglihatannya ketika mendapati seorang pemuda berjalan ditepi jembatan seperti hendak bunuh diri.

"RION BERHENTI!" Secara refleks Rion menghentikan laju mobilnya ketika mendengar jeritan dari Bianca. Beruntung jalanan sepi jadi tidak akan menimbulkan kemacetan apalagi kecelakaan. Bayangkan saja jika keadaan jalan ramai sudah dipastikan akan terjadi kemacetan bahkan lebih parah bisa menimbulkan kecelakaan karena mobil mereka berhenti mendadak.

"Apaan sih Lo?! Tadi kalau kita kecelakaan gimana hah?!" ucap Rion dengan murka. Bianca menundukkan kepalanya tidak berani menatap wajah Rion karena jika Rion sedang murka seperti ini akan sangat mirip dengan Daddy Melvin.

"Maaf.." mendengar suara lirih dari Bianca membuat Rion tidak enak hati karena sudah membentak Bianca. Rion menghembuskan nafasnya pelan guna menetralkan rasa terkejutnya.

"Ada apa sampai Lo jerit gitu?" tanya Rion dengan lembut. Rion tidak bisa lama-lama marah terhadap kembarnya ini.

"Lo lihat orang diseberang sana? Menurut Lo ada yang aneh gak sih?" Bianca menunjuk keseberang jalan dimana terdapat seorang pemuda yang berjalan dengan lunglai dan dengan pandangan mata kosong.

RAFFAEL [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang