XXIII

314 36 4
                                    

*Happy reading :)
-
-
-
-
-
-

Malam itu suasana Rumah sakit tidak begitu ramai,hanya terlihat beberapa orang dan para perawat yang lalu lalang dari satu ruangan ke ruangan lain.

Saat ini isi fikiran Adel sedang porak-poranda,dadanya berdegup begitu kencang sesaat setelah mendengar Amarah dari Ayah Flora yang terdengar begitu meledak-ledak.

Di tambah rasa bersalah dan juga cemas akan kondisi Flora yang tak kunjung siuman,dan bahkan Dokter masih belum keluar dari ruangan nya.

Sampai setelah beberapa Jam lama nya,akhirnya Dokter pun keluar sambil membuka masker yang dia kenakan,seketika Adel pun langsung berdiri dari duduk nya kemudian menghampiri sang Dokter untuk menanyakan kondisi Flora.

"Dok,gimana kondisi Flora?dia gak papah kan Dok?dia baik-baik aja kan Dok?" Lirih nya sambil menatap ke arah sang Dokter dengan mata sembab.

"Kondisi nya Ba-"

Saat Dokter itu hendak memberitahu kondisi Flora tiba-tiba,terdengar suara langkah kaki seseorang yang terhentak begitu keras menuju ke arah ruangan Flora,dari kejauhan orang itu menyebut nama lengkap Adel sambil mengepalkan tangan nya menahan Amarah.

"ADELINA SEKAR ANDARINI!!".

Mendengar namanya menggema memenuhi ruangan,Adel pun langsung menoleh ke arah suara tersebut dan ya,orang yang menyebut namanya itu adalah Daniel.

Saat Adel melihat wajah Daniel yang nampak merah menyala dipenuhi emosi,seperti Api yang siap melahap tumpukan daun kering.

"Om Daniel.."lirih nya dengan mata terbelalak di ikuti irama jantung yang kembali tak beraturan.

Daniel yang di kuasai Amarah langsung mengenggam lengan atas Adel dengan kasar,kemudian dia menarik paksa gadis berjaket hitam itu menjauh dari pintu ruangan Flora.

Daniel memandang tajam ke arah gadis di hadapannya itu,dia masih menggenggam kuat lengan atas si gadis dan tak menghiraukan wajahnya yang tampak menahan rasa sakit.

"Kamu.."-menariknya mendekat-."Sudah berapa kali saya bilang,untuk berhenti bergaul dengan anak saya"ucap Daniel yang semakin mengencangkan genggaman di lengan atas Adel.

"A-Aku minta maaf Om,aku tau ini salah aku,tapi-"

Plakk..

Saat Adel hendak membela diri,Daniel melepas genggaman di lengan atas Adel, kemudian melayangkan satu tamparan keras ke pipi Adel hingga membuat ujung bibir Adel berdarah.

"Jangan coba-coba membela diri di depan saya!"-mengacungkan telunjuk ke wajah Adel-."Dengar ucapan saya baik-baik Adelina Sekar Andarini!"pekik Daniel yang kembali menggenggam lengan atas Adel dengan kasar.

"Gara-gara kamu,anak saya tidak bisa ikut ujian terakhirnya besok,dan gara-gara kamu juga, sekarang anak saya harus dirawat di Rumah sakit"-menatap tajam-."Dan untuk yang terakhir kalinya,saya peringatkan kamu lagi untuk, JANGAN PERNAH DEKETIN FLORA!!,FAHAM KAMU!!"bentak Daniel sambil melepas kasar lengan atas Adel kemudian mendorongnya menjauh dari hadapannya,lalu pergi menghampiri Istrinya sambil menatap sinis ke arah Adel.

Gadis berjaket hitam itu hanya terdiam,
dan kini air matanya kembali mengalir,dia berdiri mematung mengelus lengan nya yang sedari tadi di cengkram kuat oleh Daniel sembari melirik tipis ke arah Daniel yang masih menatap sinis ke arah nya.

"Gimana Dok kondisi anak saya sekarang?dia baik-baik aja kan?"tanya Indah kepada sang Dokter dengan wajah cemas.

"Anak Ibu baik-baik saja,dia juga sudah mulai siuman,Ibu dan Bapak bisa menemui nya sekarang,silahkan"ucap sang Dokter tersenyum sambil membuka pintu ruangan.

Soulmates arent just loves Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang