Chapter 18 (hukuman)

396 43 4
                                    

𝑯𝒂𝒊 𝑯𝒂𝒊𝒊 𝒈𝒖𝒚𝒔!!

𝑪𝒊𝒔𝒔𝒌𝒂 𝒃𝒂𝒍𝒊𝒌 𝒍𝒂𝒈𝒊 𝒏𝒊𝒉𝒉!

𝑻𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒑𝒂𝒓𝒂 𝒓𝒆𝒂𝒅𝒆𝒓𝒔 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒔𝒕𝒂𝒚 𝒅𝒂𝒏 𝒏𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖𝒊𝒏 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒊𝒏𝒊 💖

𝑼𝒅𝒂𝒉 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒏𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖𝒊𝒏 𝒚𝒂𝒌𝒌??
𝑯𝒆𝒉𝒆.. 𝑱𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒑𝒂 𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒕𝒆𝒌𝒂𝒏 𝒗𝒐𝒕𝒆𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒌𝒐𝒎𝒆𝒏!

𝑩𝒕𝒘, 𝒌𝒂𝒍𝒐 𝒂𝒅𝒂 𝒕𝒚𝒑𝒐 𝒃𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒅𝒊𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒊𝒏 𝒚𝒂😉

𝑬𝒏𝒋𝒐𝒚 𝒈𝒖𝒚𝒔!

Abyan dan Abizar terdiam mendengar perkataan sangat ayah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Abyan dan Abizar terdiam mendengar perkataan sangat ayah. Mereka melirik Adeline yang berdiri dibelakang badan Mama Vyora, wajahnya berpaling kearah samping, enggan melihat mereka berdua.

"Abyan ... Abizar ... Mama sama Papa udah dari dulu maafin kalimat berdua, tapi kalian juga harus minta maaf ke adik kalian juga. Dia yang paling banyak dapat imbas buruk dari kalian," ucap Mama Vyora. Abyan dan Abizar kembali menatap kedua orangtuanya.

Si kembar berdiri lalu berjalan mendekati Adeline. Tapi tak disangka-sangka, Adeline malah berjalan mundur selangkah. Sontak hal tersebut membuat Abyan dan Abizar merasa seperti ditolak.

Tidak menyerah, Abizar mencoba menyentuh pergelangan tangan gadis itu namun ia kalah cepat. Adeline yang langsung paham segera sigap menghindarkan tangan supaya tidak dapat digapai.

"Adel-"

"Ma, Pa, aku capek. Aku mau pulang," sela Adeline, dan tanpa ingin mendengarkan kelanjutan ucapan Abyan, ia segera pergi meninggalkan keluarganya menuju area parkiran sekolah, tempat yang ia yakini mobil sangat ayah berada di sana.

Katakanlah Adeline kurang ajar karena mengabaikan sampe meninggalkan keluarganya, tapi sungguh ia tidak siap jika harus memaafkan kedua kakaknya. Mungkin untuk saat ini, ia belum siap.

Disisi lain, melihat Adeline yang pergi dan nampak menghindar membuat Abyan dan Abizar terdiam ditempatnya. Mereka berdua syok melihat sikap Adeline yang terang-terangan menjauhi mereka dan selalu membuang muka apabila bertatapan walau tidak disengaja.

Tangan Abizar mengepal, lalu sedetik kemudian langsung menghambur ke pelukan Mama Vyora dan menangis sesenggukan.

"Mama ..." rengek Abizar.

Papa Arfan yang melihat hal itu mendengus kesal. Saat ingin memisahkan antara ibu dan anak itu, niatnya diurungkan lantaran mendapat tatapan tajam dari sang istri yang seolah mengatakan
'diem kamu Mas!'.

I Became a Antagonis't Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang