Chapter 20 (Jalan-jalan bersama Milo)

189 21 0
                                    

𝑯𝒂𝒊 𝑯𝒂𝒊 𝑯𝒂𝒊!!
𝑪𝒊𝒔𝒔𝒌𝒂 𝒃𝒂𝒍𝒊𝒌 𝒍𝒂𝒈𝒊 𝒏𝒊𝒉𝒉! 🥳
𝑺𝒊𝒂𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒌𝒂𝒏𝒈𝒆𝒏 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒏𝒊𝒉 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂??

𝑺𝒆𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎𝒏𝒚𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒃𝒖𝒂𝒕 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒆𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒃𝒂𝒄𝒂 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒂𝒊 𝒄𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 𝒊𝒏𝒊, 𝒍𝒐𝒗𝒆 𝒚𝒐𝒖 𝒂𝒍𝒍 ❤

𝑱𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒑𝒂 𝒚𝒂 𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒕𝒆𝒌𝒂𝒏 𝑽𝑶𝑻𝑬 𝒅𝒂𝒏 𝒌𝒐𝒎𝒆𝒏!

⚠️ 𝒎𝒐𝒉𝒐𝒏 𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒊 𝒋𝒊𝒌𝒂 𝒂𝒅𝒂 𝒕𝒚𝒑𝒐 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒌𝒆𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒑𝒆𝒏𝒖𝒍𝒊𝒔𝒂𝒏.

𝑬𝒏𝒋𝒐𝒚 𝒈𝒖𝒚𝒔!

𝑬𝒏𝒋𝒐𝒚 𝒈𝒖𝒚𝒔!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Waktu terus berlalu, hari berganti dengan hari yang lain. Tidak terasa, ujian kelulusan bagi siswa dan siswi kelas 12 Addison High School sudah dimulai.

Semua murid kelas 12 berlomba-lomba dengan deretan soal-soal ujian guna bisa mendapat nilai yang memuaskan. Begitupun dengan Abyan dan Abizar. Kedua pria itu menjadi lebih rajin dalam belajar.

Abyan dan Abizar adalah murid yang sangat pintar, tentu saja karena menurun dari kepintaran sang ayah dan ibu. Tapi tentu mereka memiliki porsi kepintaran yang berbeda. Namun, mereka juga memiliki satu kelemahan dalam salah satu mata pelajaran, yaitu biologi.

"Kayaknya ada yang lagi kesusahan belajar nih!" ledek Adeline menghampiri Abyan dan Abizar yang tengah belajar di ruang keluarga.

Abyan mendengus kesal dan Abizar melempar Adeline dengan bantal sofa, bukan hanya kesal dengan ledekan Adeline melainkan karena gadis itu juga menggendong Milo, kucingnya yang masih menjadi musuh Abizar.

"Meong!" Milo mengeong keras karena terkena lemparan bantal dari Abizar, kucing itu meronta minta diturunkan, setelahnya terjadilah aksi kejar-kejaran antara Milo dan Abizar, tentu saja yang dikejar adalah Abizar. Adeline dan Abyan menggelengkan kepala melihat Abizar dan Milo.

Adeline melirik buku Abyan yang digunakan sebagai media belajar, sampulnya bertuliskan Biologi. Mata Adeline langsung berbinar.

"Abang lagi belajar ya?" basa basinya dengan mata masih fokus ke arah buku biologi Abyan. Ah, untuk sebutan itu, karena Abyan dan Abizar yang sama-sama ingin dipanggil Abang, bukan kakak. Adeline menurut saja dengan kedua Abangnya itu.

"Hm."

"Aku ajarin ya?" tawarnya.

"Bisa?" tanya Abyan ragu.

"Bisa dong! Adek abang ini tuh pinter, cuma ketutupan goblok aja dulu," sahut Adeline setengah curhat. Abyan hanya manggut-manggut tidak mengerti arti kalimat bagian akhirnya.

I Became a Antagonis't Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang