BAB 18: Kekecewaan

5 1 0
                                    

"Gue udah nyuruh Satria bawa Kaana ke sini nanti. Jadi aman," ucap Nam.

Kehadiran Nila di sana menjadi lega untuk Nam, karena akhirnya dia tahu Nila baik-baik saja. Meski Nam melihat ada kerut-kerut kesedihan di garis wajah Nila, sementara cewek itu menolak untuk berceria.

Berkali-kali Agla dan Nam menanyakan keadaan Nila, tapi selalu Nila jawab bahwa dia baik-baik saja dengan senyum menenangkan. Tapi lesunya wajah Nila dan tatapan kosongnya membuat Agla dan Nam nggak percaya.

"Dia masih butuh waktu," ucap Agla saat itu, yang disetujui oleh Nam.

Jadi, sekarang mereka berada di pendopo umum yang biasanya menjadi tempat persembunyian Nam ketika dia sedang menarik diri dari hiruk-pikuk dunia. Dan karena pendopo itu nggak pernah dipakai dan nggak pernah ada orang yang main di sana, jadi mereka menggunakannya untuk tempat kejutan ulang tahun Kaana.

Semua ide kejutan dari Nam, sebab memang dia yang selalu effort untuk teman-temannya dan punya banyak inisiatif.

"Eh bentar, aku jemput Revel dulu," ucap Nam, lalu menatap ke seberang pendopo. Di sana sudah ada Revel yang melambai ke arahnya.

Sementara Agla yang sempat mengecek untuk mencari keberadaan Regas segera berpaling karena cowok itu benar-benar ada di sana. Segera saja Agla menyibukkan diri dengan berbagai hiasan untuk dia tempel di pilar-pilar pendopo.

Setibanya Nam di sana, dia menyapa Revel dengan senyuman. Begitu juga Revel, kemudian dia menarik seorang cowok asing untuk diperkenalkan kepada Nam.

"Vokalis baru Soundscape. Namanya Satria."

Ada dengusan tawa yang keluar dari mulut Nam karena dia terkesan, sebab nama vokalis baru Soundscape mirip nama pacarnya Kaana.

"Namsherra." Nam memperkenalkan diri.

Cowok yang bernama Satria itu tersenyum ramah sebagai penerimaannya atas perkenalan mereka. Namun, ada sedikit hal yang membuat fungsi otaknya bekerja lebih cepat dari pada biasanya, bahwa dia menyadari sesuatu.

Kata Regas, mereka akan tampil di acara ulang tahun teman mereka yang bernama Kaana, yang membuat Satria teringat dengan mantan pacarnya yang bernama Kaana juga. Lalu dia diperkenalkan dengan cewek bernama Namsherra, yang secara kebetulan namanya juga mirip dengan nama temannya Kaana. Hal itu membuat Satria menduga-duga.

"Yang ulang tahun Kaana, ya?" tanyanya.

Nam mengangguk. "Iya. Makasih ya udah mau datang."

Satria mengangguk-angguk, lalu kembali bertanya. "Areescha Nata bukan?"

Pengetahuan Satria soal nama panjang Kaana membuat Nam terpengarah. "Iya. Kenal, ya?"

"Oh, aku mantan dia sih."

"Mantan?"

Nam mulai bertanya-tanya, apakah Kaana sempat memiliki pacar bernama Satria sebelumnya, dan putus lalu kembali mendapat pacar lagi dengan nama yang sama. Namun, dugaan itu langsung disangkal oleh dirinya sendiri, karena Nam merasa itu nggak masuk akal.

Pikiran nggak masuk akalnya itu diperkuat oleh keanehan Satria—pacar Kaana saat ini, yang bekerja di rental DVD dengan Nam. Keanehannya berupa kejanggalan dalam setiap perilaku dan jawaban cowok itu seputar dirinya sendiri, sebab berbeda dari yang pernah Kaana ceritakan. Hal itu membuat Nam sadar sesuatu.

Ketidaksesuaian minat dan hobi, perbedaan kepribadian dan inkoherensi dalam cerita antara Satria asli dan cerita dari Kaana membuat Nam curiga bahwa Satria yang dia kenal di rental DVD bukanlah Satria asli.

"Nama kamu Kastara Satria? Dari Bandung? Baru kelar skripsi? Suka Messi? Suka The Strokes? Suka—"

"Woah, woah. Iya, iya, itu aku." Satria mendorong-dorong udara dengan maksud menginterupsi kalimat beruntun Nam. "Jadi Kaana sering banget nyeritain tentang aku, ya?"

Cewek Gemini [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang