MEMORIES GARVIN

13 1 0
                                    

Attention⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Attention⚠️

Cerita ini karangan murni yang ditulis author berdasarkan imajinasi dan ide tanpa menjiplak karya author lain. Cerita ini dibuat bukan bermaksud untuk menjelekkan nama tokoh atau semacamnya. Cerita ini dibuat hanya untuk sarana hiburan. Apa bila ada persamaan tokoh dan alur cerita itu hanya kebetulan. DILARANG KERAS PLAGIAT! COPY-PASTE! MEMPUBLIKASIKAN ULANG!

➤; Memories Garvin.↶

Cerita bermula saat seorang wanita dan suaminya yang kaya raya mengunjungi panti asuhan. Mereka berniat ingin mengadopsi anak bayi karena sudah lama mereka tidak dikaruniai seorang anak. Wanita itu menghampiri box bayi laki laki yang sangat imut dan menggemaskan, seketika ia teringin untuk merawatnya. Bayi itu menatap wanita itu dan berusaha meraih surai hitamnya dengan tangan dan jemari nya yang pendek itu. Mereka pun memutuskan untuk merawat dan memilikinya. 

Dan sekarang bayi itu berusia delapan belas tahun, dia menjelma menjadi pria tampan dan menggemaskan. Tidak hanya itu, dia baik hati, ramah dan memiliki tutur kata yang lembut. Bahkan ia disenangi oleh teman teman di sekolahnya. Ya, dia Garvin Anggara Putra atau biasa dipanggil Garvin.

Pagi itu Garvin dibangunkan oleh alarm hpnya, tiba tiba ia mencium bau masakan yang sangat lezat. Ia pun bergegas turun dari ranjang tidurnya dan pergi kedapur. Terus mengendus-endus dan dia menjumpai kedua orang tuanya yang sedang sarapan dimeja makan. "Wuihhh, mamah masak apa nih? Bau nya enak banget." Sahutnya dengan riang gembira. 

Namun suasana terasa hening, kedua orang tua Garvin tidak meresponnya mereka sibuk dengan hp mereka. "Kok, ayah sama mamah diem aja?" Ujar Garvin dengan senyum tipis. "Mamah lagi ada urusan, kamu berangkat sekolah hati hati ya nak." Ucap Mamanya Garvin dengan mengelus kepala anaknya, lalu pergi tanpa berpamitan dengan ayahnya Garvin. 

"Ayah, ayah lagi berantem ya sama mamah?" Ujar Garvin sambil duduk di hadapan Ayahnya. "Tau ah, ayah mau berangkat ke kantor dulu ada meeting soalnya. Inget kamu harus menang lomba basket nanti di sekolah, kan nilai kamu kemarin cuman sembilan puluh." Kekeh Ayahnya Garvin. 

Garvin terdiam dengan raut wajah sedih seolah ia bingung harus berbuat apa untuk mendapatkan penghargaan dari ayahnya. Meskipun ia belajar bersungguh-sungguh sampai larut malam dan dengan nilai yang cukup bagus, tapi tetap saja ia tidak mendapatkan penghargaan apapun dari orang tuanya. "Iya yah. Garvin bakal berusaha untuk memenangkan pertandingan basket nanti." Jawab Garvin dengan senyum tipis. 

"Jangan iya iya aja kamu. Kamu harus bisa bayar uang yang ayah sama mamah kasih buat merawat dan membesarkan kamu. Camkan itu." Ucap Ayahnya Garvin, ia pun meninggalkan Garvin begitu saja. Lagi lagi Garvin merasa terkucil kan, kedua orang tuanya terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka dan tidak memiliki sedikit waktu untuknya.

Tiba tiba ponsel Garvin berdering sebuah notif pesan masuk dari sahabatnya, Davin. 'Heh Garvin buruan datang kesekolah acara mau dimulai nih,,'  Tulis pesan dari Davin. 

AKSARA HITAM PUTIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang