11. Under the skin (1): I'll show you

650 50 10
                                    

Cheolhao is back!! Another episode of Cheol being obsessed with Hao's crying face. 

CW//bl0wj0b, deepthr0ath.

Enjoy :)


*****

Minghao menatap layar laptopnya, mengawasi deretan perhitungan kimia juga beberapa kalimat yang telah ia susun. Ia juga melihat sebuah karya ilmiah milik kakak tingkatnya yang ia gunakan sebagai referensi.

"F*ck!"

Minghao mengusak rambutnya, lagi-lagi ia tidak bisa fokus. Bagaimana ia bisa melanjutkan proposal penelitian jika suasana hatinya kacau seperti ini?! Ketika jemarinya menari di atas keyboard, air matanya terurai jatuh. Sesekali ia seka, berulang kali ia biarkan. Ia berusaha keras menuangkan kata-kata ke dalam proposal yang tengah dibuatnya. Ia juga berusaha mengalihkan pikirannya dari kondom yang ditemukannya tadi. Rasa frustasi memberi dorongan bagi air mata untuk terjun bebas dari ujung matanya.

"Hikss, gue harus selesaiin hari ini. Minggu depan harus udah maju proposal...."

Minghao mulai fokus. Kini, kata demi kata mulai mengalir dengan sendirinya, terasa lebih mudah untuk mengetik dan menyusun kalimat yang padu. Otaknya bisa menyingkirkan sejenak kesedihannya, ya... meskipun air mata masih menitik di pipinya. 

Setelah puluhan menit berlalu, "yap!" Satu ketikan mantap menandakan akhir dari revisi yang dikerjakan oleh Minghao. Akhirnya, ia menyelesaikan perbaikan pada bagian proposalnya yang sempat salah. Ia menyenderkan punggungnya ke belakang, mengusap air matanya.

"Hahh...." Minghao mengembuskan nafas panjang. Hari ini adalah hari yang panjang bagi Minghao. Padahal baru lewat tengah hari, belum petang, apalagi malam. Kalau Minghao simpulkan, penyebab semua masalahnya adalah Mingyu, dan tentu juga dirinya sendiri--ia membuat masalah bagi dirinya sendiri.

Haruskah Minghao menghindar dari salah satu(satu-satunya!) penyebab gundah hatinya?

"Gue ga pengen ketemu sama lo dulu, Gyu...."

Minghao mematikan laptopnya. Ia berdiri dan mengambil lalu melemparkan tas ranselnya ke atas kasur. Ia kemudian berjalan ke depan lemari, membuka lemari lalu memilih beberapa pasang baju.

"Gue mau numpang di tempatnya Jun dulu minggu ini, atau sampe minggu depan.... Atau--" Minghao berpikir ia ingin menginap di tempat Jun hingga akhir semester tiba. "Tapi gue takut kangen sama lo, kalo gue ga liat lo sehari aja...." Minghao segera menggelengkan kepalanya, menepuk dua pipi gembilnya dengan telapak tangan. Ia membawa baju-bajunya dan meletakkannya di atas kasur.

"Gue bisa seharian ga liat Mingyu--sama sekali ga ketemu sama Mingyu seharian...." Gumam Minghao sambil memasukkan baju dan laptopnya ke dalam tas. Tidak lupa juga buku-bukunya, semua ia masukkan ke dalam satu ransel besar. Gerakan tangannya begitu cepat, tapi tiba-tiba terhenti, 

"bisa... tapi mati." 

Ia mengeluarkan tawa kecil di ujung kalimatnya. Ia akan benar-benar merindukan Mingyu, sahabatnya itu. Ia ingat saat dirinya dan Mingyu sama-sama menjalani KKN(Kuliah Kerja Nyata). Mereka diam-diam sering bertemu karena desa mereka saling berdekatan. Sebegitu parahnya kadar rindu Minghao terhadap pria yang sudah menjadi sahabatnya belasan tahun itu. Ia tidak akan betah jika tidak bertemu dengan Mingyu.

Tapi mungkin Minghao harus membiasakan dirinya. Bulan depan ia akan pergi Kerja Praktek(KP) di salah satu kilang minyak terbesar di Indonesia. Selama satu bulan ia tidak akan bertemu dengan Mingyu sama sekali, karena Minghao akan pergi ke pulau lain untuk mengikuti kerja praktek itu. Jarak akan memisahkan mereka berdua dan Minghao berharap ia bisa melewati itu semua.

Bad Habit - Cheolhao / GyuhaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang