[ch:1] awal mula

1.3K 118 4
                                    


"siapa laki-laki tadi?"

"dia.."

" JAWAB!"

"cuma temen kerja ku dulu rion.."

"siapa namanya?"

"gin"

"gin?"

"y-ya, gin.. gin geheboy"

"beneran cuma temen? awas ya caine, kalau sampai kamu ketahuan punya hubungan sama pria lain, ga akan aku kasih maaf"

caine mengangguk, dia bahkan tak berani melihat wajah rion. rion menatap tajam caine. sekarang terlihat linangan air mata mulai turun dari mata caine.

rion terkejut melihat caine mengeluarkan air mata, rion spontan memeluk tubuh kecil caine.

"ah, maaf. kayaknya aku terlalu kasar ya"

rion menggendong caine ala bidadari style dan menidurkan caine di atas kasur.

rion membelai surai merah caine, dan mengusap air mata yang tersisa. "rion.." suara caine yang pelan nyaris tak terdengar, memanggil rion.

"hmm?"

"kenapa kamu marah?"

"suami mana yang ga marah liat istrinya keliatan dekat sama pria lain"

"bukan, kamu pernah bilang kamu ga akan pernah mencintai caine, karena pernikahan kita cuma sebatas perjodohan?"

"jadi, kamu ga suka kalau aku cinta sama kamu?"

"engga bukan gitu!"

"kenapa caine? kamu kayaknya ga nyaman ya kalau aku deket-deket sama kamu?"

rion membuka jas nya, telihat senyum smrik di wajahnya.

"kamu lebih nyaman sama gin ya?" goda rion.

"engga rion!"

"ini semua salah kamu. kamu yang masuk ke kadang singa lalu mengusiknya" rion membuka paksa kemeja caine.

rion menggigit puting caine secara kasar.

"NGHH??" caine menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"reaksinya yang lucu" batin rion.

𝗦𝗧𝗢𝗥𝗬.

"ingat ini, pernikahan kita cuma perjodohan semata, jadi jangan harap bakal timbul rasa cinta di hati ini, ngerti?"

caine hanya mengangguk paham, rion tak menghiraukan caine yang terlihat hampir menangis.

"jaga rumah, jangan kemana-mana, makan melem aja sendiri" ucap rion sambil menggunkan jas hitamnya.

"k-kamu mau pergi kemana?" ucap caine dengan nada pelan.

"kemana? aku ada janji sama wanita malam ini" setelah itu rion benar-benar pergi meninggalkan caine sendirian di rumah.

caine hanya terdiam, ia menatap lantai dengan tatapan kosong, entah mengapa ia tak kaget atau sakit hati ketika rion mengatakan akan pergi dengan perempuan lain.

tiba-tiba ponsel caine berdering, seketika lamunan caine buyar dengan nada dering nya.

caine menerima pesan pangilan tersebut. "halo?" caine buka suara.

"yoh, caine. gimana hari pertama tinggal bareng pasanganmu?" ucap seorang di balik telepon, gin.

"aman aja" santai caine.

"bohong"

caine sontak terdiam dengan perkataan gin.

"kalau beneran aman aja, lu pasti ga akan sempet angkat telepon gw, ya kan? jujur suami lu kenapa?"

"tenang gin, dia ga macem-macem kok, cuman ngebentak aja, selagi ga main fisik, semunya aman"

"santai? gimana gw mau santai? lu tau caine, orang yang jadi suami lu itu mantan tahanan. lu tau kasusnya apa? pembunuhan"

caine terdiam tak merespon gin, ia tak tau harus berkata apalagi. caine terdiam bukan karena kaget, karena caine juga sudah tahu, bahwa rion adalah mantan tahanan.

"lu di tinggalin sendiri di rumah ya?" sahut gin.

"iya.." jawab caine.

"mau gw temenin makan malem di luar?"

"engga, rion suruh aku buat jangan kemana-mana"

"huft.. terserah lah. jaga diri ya caine, kalau tu bajingan udah main fisik lu laporin aja, gausah takut"

"iya, makasih gin"

telepon pun di matikan. caine menangis sejadi-jadinya..

sementara itu, di dimensi yang lain..

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LOVE PATH #rioncaineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang