hari ini rion benar-benar diam di rumah, dan tak pergi kemanapun. hingga hari pun sudah mulai delap.
rion sibuk dengan laptopnya di kamar, ia bosan lalu pergi ke ruang tamu, di sana nampak caine yang tengah bermain bersama kucingnya.
"lho? sejak kapan kita punya kucing? jadi caine pelihara kucing dian-diam?" batin rion.
"ekhem"
caine kaget dengan suara batuk rion, lalu menyembunyikan kucing tersebut di balik badannya.
"miaw?" -kucing
"shtt.." -caine
"sekarang dia keliatan kayak anak kecil yang lagi nyembuhin permen" batin rion.
rion hanya memandangi caine. "maaf, nanti aku anterin dia ke panti hewan" sahut caine sambil menunduk.
"gausah, rawat aja sesuka hati. tapi kalau sampai dia buat ulah, aku telantarin dia ke jalan"
caine mengangguk. tiba-tiba petir bergemuruh, dan lampu pun mati.
"sial, mati lampu. ya, selamat malam caine" rion mengatakannya sebelum ia naik ke lantai atas untuk segera tidur.
tiba-tiba sebuah tangan menarik baju rion, membuat langkah rion terhenti.
rion menoleh kebelakang, wajah caine yang nampak ketakutan.
"b-boleh, ke atas bareng? ku mohon, aku takut" melas caine.
"astaga, seorang pria dewasa yang sudah menikah takut dengan gemuruh" batin rion.
"ya, tapi lepaskan bajuku" caine melepaskan genggaman nya.
tiba-tiba saja rion berlari ke atas, meninggalkan caine sendirian di bawah.
caine hanya terdiam, ia terlalu takut untuk naik ke atas. ia berniat untuk tidur di sofa malam itu, namun cuacanya sangat dingin.
caine memberanikan diri untuk naik ke atas, sangat gelap, hingga anak tangga pun nyaris tak terlihat.
caine merasa ada seseorang yang mengikuti setiap langkahnya. (yang mengikuti caine itu kucingnya) caine mempercepat langkahnya, dan sampai di anak tangga paling atas.
caine berlari ke arah pintu kamarnya, ia memegang gagang pintu, sebelum ia membukakan pintunya ia menyadari adanya kejanggalan, di belakangnya..
"dor"
kaget caine, ia sontak tersungkur ke pintu kamarnya, ia berteriak, sambil menutup matanya dengan kedua lengannya.
"HAHA, PENAKUT" ledek rion.
caine meringis kesakitan karena tersungkur ke pintu.
"hey. gausah lebay"
caine tak merespon, ia terdiam sambil memegang bagian kepalanya.
lampu menyala, pemandangan yang tak di sangka-sangka mengejutkan rion.
kepala caine di lumuri darah. ternyata kepala caine terbentur gagang pintu besi.
"s-sakit.." ucap caine, sambil meringis.
rion yang panik langsung menggandong caine di punggungnya.
ia segera mengambil kunci mobilnya dan bergegas membawa caine ke rumah sakit. ia memakaikan caine jas miliknya.
sesampainya di rumah sakit, rion yang panik kembali menggendong caine.
dokter segera menangani caine. rion sangat tak menyangka akan sejauh ini.
"sial, sial, sial. bagaimana kalau sampai caine mati? aku tidak mau kembali ke penjara, ayah pasti kecewa jika tau aku melukai caine" batin rion.
1 jam berlalu, dokter pun keluar dari ruangan caine. rion beranjak lalu menghampiri dokter tersebut.
"permisi tuan, anda itu.."
"suaminya" sahut rion.
"ah, ya. pasien baik-baik saja, tidak ada luka yang cukup serius, dia bisa pulang setelah aku menyiapkan obatnya"
"baik, terimakasih dok"
"mari pak" sambut suster yang mempersilahkan rion masuk, lalu meninggal rion dan caine berdua.
nampak caine yang tengah duduk sambil memakan potongan apple.
rion duduk di samping caine. caine terdiam, dan tidak melanjutkan makannya
"caine, itu.." -rion.
"maaf" -rion.
caine terkejut, lebih terkejut di banding di kejutkan hantu.
"rion? dia minta maaf? siapa yang mengajarinya?" batin caine.
"ya, gapapa.. mungkin karena aku juga yang terlalu lemah dan penakut" sambung caine.
"tolong jangan beri tahu ayah apapun soal ini, ku mohon caine, aku tidak ingin ayah kecewa" ucap rion sambil sujud di hadapan caine.
"ya, aku ga akan beri tahu ayah" ucap caine sambil tersenyum.
"aneh.." -rion.
"padahal, aku udah berlaku kasar. gapernah perduli terhadap mu. selalu membentak, bahkan pernah mengancammu. jika aku jadi kamu, ini kesempatan emas buat balas dendam, ini juga bisa jadi buat ancaman balik kan? tapi kenapa kamu semudah itu memaafkan aku caine?" -rion
"ga pernah terpikir dalam pikiranku, buat balas dendam atau semacamnya. aku sudah memaafkan semua atas kesalahmu, karena aku ingin menjadi istri yang lebih baik" -caine.
rion terdiam mendengar jawaban caine, rion merasa bahwa caine bukanlah istrinya melaikan lebih terasa seperti seorang ibunya.
"sepertinya aku memang orang jahat" batin rion.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE PATH #rioncaine
Short Story"ini hanya perjodohan, jangan mengharapkan cintaku" ⚠ warning justfiksi ini ga terjadi di ooc dan cuma karangan penulis. mengandung unsur bl, yg homopobic silakan pergi. ⚠