02. House of Altair

140 9 2
                                    

•••

     Perjalanan dari rumah Darius dan Maria menuju rumah utama Altair memang cukup jauh. Perlu 4 jam perjalanan dengan jalur darat, cukup melelahkan walaupun hanya duduk menjadi penumpang. Maria terus melirik cucunya sepanjang perjalanan, Gail tidak rewel seperti biasanya. Anak itu hanya diam dan lebih memilih menonton rintik demi rintik hujan yang jatuh diatas tanah basah.

      Pertama kali setelah satu setengah tahun tidak datang kerumah utama, Darius dan Maria merasa rumah itu terasa hampa. Ruang luas itu terasa sunyi walaupun pembantu rumah tangga berkeliaran di dalam maupun luar rumah.

      “ Selamat datang kembali Tuan Darius dan Nyonya Maria.” Ucap salah satu pembantu rumah tangga yang asing dimata dua orang berumur itu.

     “ Hanya menyapa kami berdua? Apa Tuan dan Nyonyamu disini tidak mengenalkan anggota termuda Altair?” Tanya Maria dengan tatapan mata sinis.

     “ Maaf Nyonya, saya baru bekerja selama 4 bulan dan Nyonya Bella mengatakan jika anggota termuda Altair adalah Nona Luna.” Ucapnya dengan menundukkan kepalanya.

    “ Dengar baik-baik, anggota termuda Altair adalah Gail, tidak ada yang lain.” Tegas Darius.

    “ Baik Tuan, saya meminta maaf atas kesalahan saya. Maaf Tuan Gail, saya membuat Anda tidak nyaman.” Ucapnya dengan suara yang gemetar.

    “ Tidak apa-apa, aku mengerti.” Balasan Gail cukup membuat Maria dan Darius menautkan alisnya. Gail sebelum ini selalu mendesak Maria dan Darius memecat pekerja dirumah hanya karena tidak disapa dengan baik.

    “ Gail? Apa kamu tidak salah? Biasanya kamu akan meminta untuk memecatnya, sekarang apa tidak mau?” Tanya Maria.

     “ Tidak, dia sudah minta maaf, kan?” Maria tersenyum dan merangkul Gail untuk masuk ke dalam rumah.

     Sesampainya di dalam rumah, semua anggota keluarga Altair berkumpul. Gail tahu apa yang biasanya ia lakukan ketika sampai dirumah ini dulu, yaitu merengek pada kakak-kakaknya walaupun berakhir diabaikan. Tapi Gail yang sekarang tidak akan melakukannya, lihat bagaimana cara anak itu memandang setiap anggota keluarganya, hanya berkedip tanpa ekspresi.

     “ Mama, sudah lama tidak berjumpa. Senang akhirnya Mama dan Papa bersedia tinggal disini bersama kami.” Ucap Mia sembari memeluk ibu mertuanya.

    “ Ya Mia. Jika bukan karena Gail, mungkin Mama akan tetap tinggal di sana daripada disini.” Balas Maria dengan senyuman kecil.

     “ Mama terlalu memanjakan Gail, aku tidak mau dia merengek ini dan itu dirumah ini. Aku tidak ingin tahu apapun tentangnya.” Sela Bella yang sibuk mengoleskan lotion pada Luna.

     “ Dia tidak akan merengek padamu lagi Bella. Cucuku tidak akan mau berurusan denganmu lagi.” Balas Maria dengan lirikan sinis.

     “ Nek, aku ingin pergi ke kamarku.” Gail berucap pelan pada Maria.

     “ Tentu saja, kita akan pergi kesana.” Jawab Maria dengan raut wajah berganti lemah lembut.

     “ Ma, bawa Gail ke kamar tamu, kamarnya yang dulu sudah aku berikan pada Luna jadi sekarang dia tidak punya tempat lagi disini.” Tanpa menoleh sedikitpun, Bella berujar sedemikian.

On My Way; Soul MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang