01 ; [Pertemuan Pertama]

238 23 3
                                    

"Bangsat emang."

Anak laki-laki dengan model rambut dibelah tengah sudah siap dengan rerumputan ditangannya, "Kalo ngomong difilter anjing."

"Lu sama aja bego."

Ketika mereka sudah selesai mencabut rumput selama 10 menit, laki-laki bernama Jay Lee duduk di tepi lapangan. Di sampingnya ada Sunghoon Kim yang juga menyeka keringatnya. Teringat kenapa mereka berdua ada di pinggir lapangan juga salah dari mereka sendiri.

Awalnya cuma iseng, sekarang mereka terkena hukuman.

"Lagian lu pake bilang itu ide gue."

Sunghoon menggeleng, "Ya emang ide lu."

Baru saja ingin membalas tapi udara panas membuatnya ingin tidur saja. Mengingat sebentar lagi juga bel istirahat akan berbunyi. Mungkin hanya Sunghoon yang bersiap tertidur, sedangkan Jay kembali melihat sekitar. Siapa tahu ada target untuk dijahili lagi.

Cantiknya...

Itu suara batin Jay melihat anak laki-laki, sudah pasti kelas lain, yang baru saja keluar dari perpustakaan. Selama hampir 3 tahun di sekolah ini, ia belum pernah bertemu dengan laki-laki manis itu. Jay yang tidak tahu siapa, akhirnya membangunkan sang teman.

"Hoon, bangun Hoon!" Ujarnya sembari menepuk-nepuk paha sang teman.

Sunghoon membuka matanya meski merasakan silaunya mentari di pagi hari, "Apaan?"

"Sini bangun dulu."

Sebagai teman yang baik tentu si Kim menurutinya. Begitu melihat apa yang ingin dibicarakan, Sunghoon langsung membuka kedua matanya lebar-lebar.

"Cantik anjir," beo Sunghoon tanpa melepas tatapannya dari si anak laki-laki.

Beruntunglah kita punya Jay yang sigap untuk memukul kepala belakang Sunghoon, "Lu udah punya Jungwon, bego."

"Iya sih, tapi dia cantik," Sunghoon melanjutkan, "Melebihi Jungwon."

Karena anak laki-laki tadi sudah memasuki kelasnya, Sunghoon menoleh pada Jay. Sepertinya ia akan terkena masalah.

"Cok hapus Cok!"

Jay berusaha menjauhkan handphonenya, "Gue laporin Jungwon, mampus lu!"

"Yah si anjir, gak gitu."

Seperti apa yang diharapkan, mereka sekarang terlihat bermain kejar tangkap di tengah lapangan. Guru yang tadinya memberi hukuman harus menghela nafas sabar.

***

Jam istirahat telah dimulai~

Begitu suara yang dinanti telah terdengar tentu ramai yang datang ke kantin. Entah itu anak laki-laki atau perempuan, para guru sekalipun atau bahkan kucing kantin juga ikut mengeong. Semuanya tertata dengan antrian yang pastinya membludak. Antri sana-antri sini tanpa henti.

Tapi di antara ramainya orang, Jay dan Sunghoon tetap masuk untuk memuaskan rasa lapar mereka. Sepertinya tidak ada bangku kosong tapi satu orang mencuri perhatian Jay. Anak laki-laki yang tadinya ia lihat sekarang duduk bersanding bersama banyak siswa lain. Rasa ingin menghampiri, tapi malu. Jika tidak dihampiri ia akan rugi.

"Jungwon!"

Melihat Sunghoon melangkah ke sana, tentu Jay mengikutinya. Begitu Sunghoon menempel pada kekasihnya, maka Jay tidak ada alasan untuk tidak menoleh pada sang pemikat. Ternyata kupu-kupu yang hinggap pada dirinya adalah Jake Sim.

"Iya, udah pasti Jay suka sama Yuna!"

Jay langsung menoleh pada suara, "Sok tahu lu."

Kemudian Jay mengulurkan tangannya pada anak laki-laki di sebelah kanan, "Gue Jay, kelas 12 - 1."

Anak laki-laki yang Jay suka langsung menoleh, "Aku Jake Sim, kelas 12 - 2. Salam kenal ya."

'Muka lucu, suara lucu, rugi banget gak gue pacarin,' ucap Jay dalam hati.

Setelah mereka berjabat tangan, ternyata Sunghoon mengajak Jay untuk pergi. Tapi Jay menggeleng, siapa juga yang akan menyia-nyiakan kesempatan. Bisa saja jika mereka di sana untuk lebih lama, Jay akan mendapatkan nomor telefon si cantik Jake?

Sunghoon berbisik, "Ini meja khusus yang cantik-cantik."

Untuk saat ini Jay lihat siapa saja yang ada di meja tersebut. Ada Jungwon Lee, dia sepupu Jay. Ada juga Wonyoung Jang, Sunoo Kim, kalo ini sepupunya Sunghoon, ada Yuna Shin dan si cantik Jake Sim. Baiklah, pandangannya terpaku pada Jake saja.

"Gila ya lu," ucapan Sunghoon membuat Jay tertarik pada kenyataan.

Jay yang terus memperhatikan Jake membuat Sunghoon geli sendiri. Sepertinya baru kali ini ia melihat sang teman sangat tergila-gila pada seseorang. Apalagi laki-laki, iya sih Jake cantik, tapi biasanya yang pihak bawah yang akan mengejar Jay, bukan sebaliknya. Apa mungkin Jake ini berbeda?

Dalam pikiran Jay hanyalah Jake yang rambutnya dibelah tengah, berwarna hitam, rambutnya jatuh, kedua matanya berkedip, dan jangan lupakan bibirnya yang tebal dengan warna merah muda yang segar. Jay memang pertama kali menyukai seorang laki-laki, tapi juga pertama kali ia benar-benar tertarik. Selama ini, ia memacari seorang gadis hanya karena ingin tahu rasanya saja. Saat mereka meminta putus, ya sudah Jay tidak akan membela.

Baru saja Sunghoon akan berkata, akan tetapi lebih dahulu Jungwon berujar, "Kak Jay jangan lihatin Jake mulu, kasihan dia risih."

"Aduh ayang gue bener, ayo pret!" Ajakan Sunghoon harus dilakukan Jay karena Sunghoon menarik kerah seragam Jay dari belakang, seperti anak kucing dan induknya.

***

"Kalo lu balik, Jungwon gimana?"

Sunghoon menjawab, "Gue udah bilang kalo dia balik duluan pake bis. Dia sih oke-oke aja."

"Minimal lu anterin lah terus ke sini lagi 'kan bisa. Gini amat punya temen pertama kali pacaran."

"Bacot bener cuy, dahlah gue ke ruang musik duluan ya."

Setelah demikian, Sunghoon pergi untuk menuntaskan kewajibannya yang bergabung dalam ekstra musik. Melihat sang teman pergi, maka Jay juga pergi sedetik kemudian. Ia pun melewati halte berharap dapat bertemu si cantik. Dewi Fortuna sedang berpihak padanya.

"Kalian belum balik?"

Jake sih sudah menatap Jay sejak beberapa meter tadi, sekarang Jungwon mendongak setelah bermain handphonenya. Jungwon sedang berkirim pesan dengan kekasihnya, ia sebagai atlet taekwondo juga sering pergi sendirian. Jadi, tidak masalah juga apakah kekasihnya bisa mengantarnya atau tidak.

"Belum kak Jay."

Jay mengangguk kemudian ia menoleh pada Jake yang mengayunkan kedua kakinya, "Jake, balik bareng yuk."

Jake mengangkat pandangannya, "Maaf, tapi Jake mau pulang sama Jungwon aja."

'Bisa-bisanya lu lupa mereka bestie.'

"Kalo gitu bentar," ujar Jay.

Pria itu lalu membuka handphonenya untuk berkirim pesan pada sang teman yang sedang berlatih musik. Meski panggilan satu tidak dijawab, tapi yang kedua dijawab. Simple saja, Jay ingin Sunghoon ke halte mengendarai motor untuk menghantarkan Jungwon pulang. Jika Sunghoon tidak melakukannya, rahasia besar Sunghoon pagi tadi akan ia katakan pada Jungwon.

Begitulah asal muasal Sunghoon yang sudah lebih dahulu pergi bersama Jungwon. Sedangkan Jay sangat amat bahagia memboncengi Jake, laki-laki yang ia sukai.

- tbc.

OBSESSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang