6

44 3 0
                                    


"MMMHHHHHH aaahhhh ahhhh say-ahhhh sayanghhh saakit Aaahhhh ahhhhh sayanghhh ahhh pelanhh ahhhh ahhhhhh" Aku merasakan sedikit perih saat dia mulai mengocok dua jari nya di vagina ku.

"Gapapa Nanti enak sayang "

"Aahhhh ahhhh ayanghhhh aaahhh eungghhhh iyahh ayanghhh ahhh enakhhh ahhh ahhhhh terushh ayanghhh"

" Ahhh ahhh ayanghhh ahhh mauu pipiss ayanghhh ahhhh "

" Iya sayang pipis ya sayang gapapa keluarin "

" Aaahhh ahhhh ahhhh ayanghhh ahhhh AAAAHHHHHHHH "

Crotttt

Cairan ku keluar seperti air mancur. Dia segera mencabut jari nya. Aku benar-benar lemas dan nafas ku tidak beraturan.

"Makasih ya sayang. Kamu pasti capek. Bobo aja ya " Dia menutup tubuh ku dengan selimut lalu dia memeluk ku.

Karena terlalu lelah aku terlelap tidur. Saat aku terbangun opet tertidur di samping ku. Aku melihat jam di HP ku dan waktu menunjukkan pukul 15:30. Ternyata sudah sore. Aku dan opet sudah tidur cukup lama.

"Sayangg" Aku memanggil nya pelan mencoba untuk membangun nya.

"Sayangg"

"Euhh? Hoaamm ayang udah bangun"

"Ummm.. Ayang ayok bangun udah sore "

"Aaaa masih mau peluk ayang.. Sini sini" Dia menarik tubuh ku dan memeluk ku.

"Issshhh bangunn.. Mandi gih "

"Gamauu"

" Ayok bangun. Bangun sekarang, kalo gamauu akuuuu "

"Awww. Sakit yang ih" Aku mencubit hidung nya yang membuat dia meringis kesakitan.

"Hehe maafinn. Makanya bangun"

Seperti itulah yang terjadi. Setelah itu kita berdua bangun lalu mandi. Sore pun berganti menjadi malam, aku dan opet Tertidur lelap.

Pagi hari yang cerah, matahari perlahan naik dan menyebarkan cahayanya yang hangat.

"Mmhhhh" Aku terbangun dari tidur ku setelah merasakan lumatan di bibir ku dan tentu saja itu ulah opet kekasih ku. Aku membuka mata ku perlahan dan melihatnya tersenyum kepada ku.

"Selamat pagi sayang"

"Uhmm pagi yang, hoammm" Aku masih mengantuk padahal sudah sangat terang diluar sana.

"Ayang mau bangun sekarang atau... "

" Atau apa? "

" Ekhemm itu! "

" Eh eh udah bangun ini, hu ha hu ha tuh udah melek"

"Hahaha" Opet tertawa puas karena melihat ku memaksakan mata ku untuk terbuka. Lebih baik aku bangun sekarang dari pada harusss ah sudahlah.

" Ya ampun yang leher nya kenapa kok merah-merah haha " Dia tertawa seraya memperhatikan leher ku yang tentu saja terdapat bekas ciuman nya.

" Hidih ini juga ulah kamu ya "

"Maaf sayang leher kamu menggoda sih "

"Nyenyenye udah sana mandi "

Aku dan opet bergegas mandi, untuk leher biarlah seperti itu tapi aku harus tetap hati-hati jangan sampai terlihat oleh orang lain yng nantinya pasti akan menimbulkan kecurigaan.

sekarang aku dan dia sedang menonton tayangan upin ipin di TV. Saat tengah asik menonton ayah ku datang.

"Kita ke rumah kakak yuk, dari pada bosen, kita main aja kesana" Ajak ayah ku.

"Nanti aku yang bawa motor? " Tanya ku

" Iya, kamu bonceng opet ya "

Setelah mendengar itu aku bergegas ke kamar dan opet mengikuti di belakang.

"Ayang mau pakai hoodie? Kita samaan aja ya " Karena kebetulan aku dan dia memiliki hoodie yang sama jadi aku memutuskan untuk memakai itu.

"Kamu bisa bawa motor? " Tanya nya padaku. Apa dia meragukan ku, padahal kan keahlian mengendara ku sudah seperti rossi haha.

"Aku aja yang bawa ya" Lanjut nya.

"Aku bisa kok bawa motor. Tapi paling kayak naik kuda aja soalnya jalan ke rumah kakak ku berlubang "

"Bentar-bentar jangan bilang kamu ga ngehindar yang ? "

"Hehe ngga, aku debrak aja "

"Udah udah aku aja yang bawa ya "

"Hilih bilang aja takut "

Setelah siap semua aku, opet, om, istri om, anak om, dan kedua orang tua ku pun berangkat. Sudah seperti rombongan saja.

Aku sangat gugup, jantung ku berdegup lebih cepat dari biasanya, rasanya tubuh ku tiba tiba menjadi lemas. Jujur saja baru kali ini aku dibonceng oleh seseorang yang merupakan kekasih ku. 

" Kamu ga ada niat buat peluk gitu? Ekhem biar romantis "

Pertanyaan nya membuat ku sedikit terkejut, aku tidak pernah memeluk seseorang yang membonceng ku. Ahh malu bukan.

"Ayang.. ih di tanya kok"

"Apa sih gamau ada orang tua ku di belakang.

" Sini " Dia meraih tangan ku dan meletakkan nya melingkar di perut nya. Aku benar-benar gugup terlebih lagi di belakang ada kedua orang tua ku bagaimana jika mereka mencurigai ku.
Tetapi semakin lama aku menjadi terbiasa dengan posisi seperti itu. Aku tidak lagi menghiraukan orang tua ku atau orang lain yang melihat nya.

Tbc..

Terima kasih ya yang sudah mampir baca. Maaf kalo tulisan ku ngga jelas atau buat teman-teman bingung aku masih belajar 🙏😊😊 Terima kasih teman-teman

TENTANG AKU & DIA (gxg) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang