Bab 1 - Hari Sial

52 26 2
                                    

Bandung, Juli 2012

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bandung, Juli 2012.


Bruk!

Kaki gadis itu mendarat dengan sempurna. Kemala Kahyang Purnama namanya. Kata kedua orang tuanya ia lahir saat bulan purnama penuh. Saat ini adalah hari pertamanya bersekolah sebagai siswi resmi di SMA Tunas Bakti setelah menjalani masa pengenalan lingkungan sekolah selama tiga hari kemarin.

"Hei, jangan bergerak!" Ucap seorang satpam membuat mata Kemala melotot sempurna.

Gadis berkuncir kuda dengan poni yang menutupi dahinya itu segera berlari sekencang mungkin menghindari satpam tersebut. Ya, ini hari pertamanya tapi ia sudah terlambat saja. Tadi sewaktu Kemala akan berangkat, tiba-tiba saja perutnya terasa melilit sehingga ia harus melaksanakan ritual paginya terlebih dahulu, yakni buang air besar. Namun, saat di perjalanan ia sedang mengendarai sepeda motornya dengan terburu-buru tiba-tiba saja ada sebuah mobil yang melaju kencang sehingga menyipratkan genangan air kotor ke baju seragamnya.

"Sial, sial!" Kemala terus mengumpat sembari berlari mencari tempat persembunyian.

Kemala yang belum terlalu hafal dengan denah di sekolahan ini hanya terus berlari secara asal.

"Aduh, ini toilet dimana, ya?" Tanyanya pada dirinya sendiri dengan napas yang tersengal.

Kemala menoleh ke belakang dan terlihat satpam itu masih mengejarnya yang mau tak mau membuat Kemala kembali berlari.

Kemala menoleh ke arah kanan dan melihat sebuah pintu bertuliskan toilet di atasnya. Tanpa pikir panjang gadis itu segera masuk ke dalam toilet itu.

"Huh, hampir aja." Kemala meraup oksigen secara rakus.

Kemala merogoh ponsel blackberry nya dan mengirimkan pesan melalui aplikasi yang bernama BBM kepada seseorang disana. Kemala memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas nya.

Kemala terpaksa menitipkan sepeda motor matic miliknya ke warung yang berada di samping sekolahannya demi bisa memanjat tembok sekolah.

"Itu satpam udah pergi belum, ya?" Kemala melangkah pelan membuka pintu toilet. Ia menengok ke kanan dan kiri untuk memastikan suasana sudah sangat sepi.

Saat Kemala akan melangkah menuju kelasnya tiba-tiba seseorang menabrak bahunya dengan kencang sehingga membuat mereka berdua jatuh secara bersamaan.

Kemala mengusap bahunya yang terasa sangat sakit akibat benturan yang cukup keras tersebut. Ia menatap ke depannya dan terlihat seorang laki-laki yang terlihat tak beraturan. Kancing seragam sekolahnya dibuka memperlihatkan kaos oblong hitam miliknya, tidak memakai dasi, dan juga tidak memakai sabuk.

"Ah, lo ngalangin jalan gue." Kesal laki-laki itu membuat Kemala melongo.

"Hah? Enak aja! Lo yang tiba tiba nabrak gue!" Sahut Kemala tak terima. Kemala menatap name tag laki-laki itu. Bimo Apta Adiwangsa. Baiklah, Kemala akan menandai nama itu dengan buruk.

Hai, DirgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang