4. Juri Pertama

44 9 0
                                    

Janji terus sama aku ya Del? Jangan sampai ada pria lain lebih dulu menyematkan cincin dijari manis kamu ini. Cuma aku yang boleh !

Tidak terasa, setelah menjalani 5 hari tanpa bertemu Rey, setelah dari kampus waktu itu, Kini saatnya mereka bertemu rutin di hari Sabtu Malam dengan cuaca cukup sejuk setelah hujan reda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak terasa, setelah menjalani 5 hari tanpa bertemu Rey, setelah dari kampus waktu itu, Kini saatnya mereka bertemu rutin di hari Sabtu Malam dengan cuaca cukup sejuk setelah hujan reda.

Malam ini Rey tidak akan mengajak Adelia jalan-jalan seperti sabtu malam biasanya, karena Rey sudah di rumah Adelia sejak sore tadi, ia menjemput Adelia dari kampus hingga menunggu Adelia membersihkan diri.

Rey memutuskan untuk bermalam minggu di rumah Adelia. Bukan tanpa alasan, Rey ingin menunjukkan bakatnya di depan Adelia sebelum lusa akan mengikuti audisi pencarian bakat. Kali ini ia sedang menunggu di depan teras rumah Adelia sambil mengulik gitarnya.

Sesuai janji Adelia, ia akan menjadi juri pertama jntuk Rey. Kali ini ia membiarkan Rey untuk mengulik beberapa chord lagu yang sudah pria itu pelajari. Rey jago menciptakan lau, hanya saja posisi nya sekarang masih menjadi masyarakat biasa yang tidak punya daya untuk memperdengarkan karya nya.

"Udah selesai?" Tanya Rey melihat Adelia keluar dengan dress hitam sepanjang betis dan berlengan pendek.

"Udah. Kamu ditanyain mama tuh. Makan dulu mau ga?" Tanya Adelia. Mama nya pulang sejak tadi siang, kebetulan besok juga hari liburnya.

"Yaudah ayo masuk dulu." Ajak Rey menggandeng tangan Adelia dan meletakkan gitarnya di teras.

Mereka pun masuk, melangkahkan kaki di ruang makan dengan meja yang tidak terlalu besar. Melewati dapur, terlihat wanita berumur namun masih tetap cantik sedang sibuk mengaduk teh hangat.

"Eh Rey, sini masuk dulu. Dari tadi di luar ya? Maaf tadi tante masih sibuk masak. Ayo makan dulu ya." Ajak mama Adelia memegang punggung Rey yang mencium tangannya.

"Eh iya tante. Kayaknya masakannya enak." Goda Rey yang sudah dianggap seperti anak sendiri di rumah itu.

"Masakan mama aku selalu enak emang! Ayo ma kita makan." Ajak Adelia.

Mereka bertiga menyuapkan nasi dengan beberapa lauk yang tersedia di meja makan.

"Kok masak sendiri tante? Bibi kemana?" Tanya Rey seusai minum. Hanya beberapa menit saja makanan Rey sudah ludes. Mungkin ia terlalu rindu dengan masakan rumah.

"Bibi lagi ijin hari ini, jadi yaidah tante tadi juga pulang siang dan langsung beres-beres rumah deh." Jawab mama Adelia.

Setelah perbincangan ringan di meja makan, Rey dan Adelia kembali ke depan teras untuk memainkan gitar yang sudah Rey bawa.

Walaupun malam hari hanya gelap yang tersisa, namun rumah Adelia nampak tidak pernah membosankan. Rumah dengan bangunan tidak terlalu megah, namun cukup nyaman dengan isinya. Rumah yang di cat warna putih dengan halaman luas dan pagar yang tidak terlalu tinggi. Di depannya di tumbuhi pohon mangga dan jambu air. Sekeliling ujung teras juga ditanami berbagai bunga karena mama Adelia menyukai tanaman.

EMPTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang