9. Perpisahan

38 9 2
                                    

"Mengejar kesetaraan itu berat ya Del, minimal aku harus jadi musisi besar, biar tidak jomplang dengan gelar Dokter didepan Namamu nanti." -Reynaldi Abraham

Perpisahan yang cukup dingin diawal Januari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perpisahan yang cukup dingin diawal Januari. Mungkin lirik lagu Bernadya akan mewakili perpisahan Rey dengan Adelia, perempuan kesayangannya Pagi ini.

Walaupun bukan dibulan Januari, namun Rey tetap sedih berpisah dengan Adelia untuk sementara waktu.

Sejak pagi buta, Adelia sudah berada dirumah Rey, membantu pria itu menyiapkan kebutuhannya untuk berangkat ke Jakarta. Katanya kalau nanti Rey lolos, akan lanjut pada masa karantina yang berlangsung selama lima bulan.

"Kayaknya aku mending mundur aja kali ya Del? Bisalah, nanti daftar jadi fotografer nya acara talent ini. Sama-sama terkenal, biasanya tim fotografer itu sosmed nya sama ramenya kayak si artis Del, soalnya diserbu post foto si artis yang kadang privat." Oceh Rey sepanjang memilih celana dan baju untuk dimasukkan kedalam koper.

"Bawa dikit aja Del, palingan bentar lagi juga dipulangin." Ucapnya lagi.

Sementara Adelia sudah menghela napas berkali-kali menghadapi laki-laki itu.

"Ini mau dibawa?" Tanya Adelia, meraih kalung dengan lambang salib disana.

"Eh sini aku aja." Ucap Rey merasa tidak enak. Sangat terlihat dinding diantara merek jika sudah dalam suasana seperti ini.

Sopir Adelia dan Mamanya juga sudah bersiap, sejak tadi menunggu Rey didalam mobil, tepatnya dihalaman rumah Rey.

"Lama sekali... ada yang perlu tante bantu?" Ucap Indira yang tiba-tiba saja masuk ke ruang tengah rumah Rey, tempat mereka prepare koper-koper milik Rey.

"Enggak tante. Yang lama Adelia nih... Rey nggak mau berangkat tapi dipaksa." Ucap Rey, mengundang tatapan tajam dari Adelia.

"Orang gila dia ini Mah... diluaran sana tuh banyak yang mau diberangkatin ke Jakarta untuk audisi selanjutnya... si monyet ini malah pakai acara drama nggak mau berangkat." Omel Adelia, sesekali menunjuk wajah Rey yang nampak melas.

Sementara Indira hanya mengulum senyum melihat tingkah laku dua sejoli didepannya. Persis seperti dirinya dan Alm suaminya dulu dimasa muda.

***

Perpisahan bukan hanya terjadi di Bandara. Begitulah gambaran Rey dan Adelia sekarang.

Indira meminta sopirnya mengantar mereka sampai gedung stasiun TV yang menyiarkan acara pencarian bakat yang diikuti Rey.

"Tante, makasih banyak ya... udah anterin Rey kesini. Rey nggak punya siapa-siapa selain tante sama Adelia." Ucap Rey dengan tulus, mencium punggung tangan Indira.

"Sama-sama Rey. Kamu udah tante anggap seperti anak tante sendiri kok. Kabarin kami terus kalau kamu ada waktu pegang handphone ya." Ucap Indira, sementara Adelia hanya tersenyum memandangi pria itu. Adelia masih tidak menyangka bisa mengantarkan Rey meraih mimpinya yang sedikit lagi mungkin akan berhasil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EMPTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang