Aku berhasil di langkah pertama. Aku harap kamu selalu sudi untuk menemani dilangkah berikutnya, dan seterusnya.
Sejak pagi tadi, Rey telah disibukkan dengan segala persiapannya untuk ke lokasi audisi. Jangan lupa, Adelia juga tidak bisa tenang karena Rey telah melakukan panggilan video sejak jam 5 Pagi hanya untuk memperhatikan Rey gonta ganti outfit. Kadang ia tampil di layar handphone dengan outfit musim dingin yang ciri khas nya pakaian berlapir-lapis, kadang ia cosplay menjadi manusia di musim panas memakai lekbong berwarna hitam dengan rambut di acak acak tidak jelas membuat Adelia mengendus kesal.
"Udah bener itu Rey yang tadi, pakai kemeja aja, sama jeans. Pokoknya rapi." Teriak Adelia di layar handphone nampak stress melihat Rey pagi ini.
"Kok marah sih. Yaudah iya aku ganti." Ucapnya dari seberang sana.
Rey kemudian muncul dengan pakaian yang agak waras dan lumayan layak untuk di pandang. Akhirnya Adelia bisa menampilkan senyum nya, karena lelaki itu nampak tampak dengan senyuman khas nya dan rambut yang telah di oles pomade.
"Nah. Udah sana berangkat. Nanti kabarin hasilnya ya." Ucap Adelia sambil memandangi wajah pria di seberang sana dengan raut menggemaskan.
"Hehe oke del, nanti ketemu yuk." Ucapnya tanpa dosa. Padahal mereka tidak pernah bertemu di malam hari tepatnya saat weekday. Karena mahasiswa kedokteran tidak sebebas itu, tentu saja banyak tugas yang menanti mereka, terlebih mama Adelia tidak akan membiarkan anaknya di apeli pria sampai melupakan tugas kuliah nya. Adelia sudah berjanji akan mengutamakan kuliahnya.
"Jangan bercanda. Waktu kita ketemu masih 5 hari lagi. Semangat! Besok Senin." jawab Adelia.
"Hehe oke semangat kuliahnya ya." Jawab Rey dengan melambaikan tangannya.
***
Rey telah sampai di tempat audisi, rasanya mules dan ingin pulang sekarang juga karena di tempat lokasi audisi sekarang ada beribu jiwa yang mengantri untuk mendapatkan selembar tiket ke babak berikutnya.
"Anjir bisa pulang sebelum tampil ga sih gue kalo gini caranya." Ucapnya sambil menunduk di barisan ribuan manusia bersuara emas. Gatau lagi kalau ada yang bukan emas..
"Semangat bro, inget tujuan lo kesimi untuk apa." Ucap pria dibelakangnya. Pria berpostur tinggi dengan perawakan setengah bule.
"Gue gaada tujuan." Balas Rey tidak ramah bintang satu.
"Yaudah pulang ae lah cok, ngakeh ngakehi antrian ae." Jawabnya mendadak mix bahasa jawa, padahal wajahnya bule. Mungkin blasteran Jawa anggora. Pikir Rey sudah kesal, sudah bodoamat dengan sekitarnya ditambah panas yang rasanya menembus kulit kepala.
"Orang kok unik, logat nya jawa tapi audisi di Bandung yang mayoritas nya Sunda." Batin Rey tanpa suara. Ia sudah malas berurusan dengan bule tidak jelas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
EMPTY
Teen Fiction"Rey, kamu adalah ciptaan tuhan paling sempurna. Aku beruntung mengenalmu di waktu emas kita." - Adelia. "Aku tidak menjanjikanmu kepastian kalau kita akan bersama selamanya Del, Aku hanya bisa berusaha selalu ada untuk kamu dalam keadaan apapun."...