tiga belas

20K 1.5K 58
                                    


Orang yang berada di pintu gerbang sekolah Kevin adalah Teo. Sungguh Kevin tidak menyangka dia akan kembali padahal baru tadi pagi dia berangkat ke luar kota.

Teo terlihat berantakan dan menatap tajam kearah dirinya dan Sagara. Lebih tepatnya menatap tangan Kevin yang di pegang oleh Sagara.

Teo merasakan ada yang mengganjal di hatinya. Ia juga tidak tau mengapa saat mendapat telpon dari sekolah tentang Kevin yang membuat masalah dirinya langsung meninggalkan pekerjaannya dan kembali untuk pergi ke sekolah Kevin.

Namun apa yang ia dapat? Teo mengeraskan rahangnya dan berjalan kearah Kevin dan Sagara masih dengan tatapan tajamnya.

"Pulang" titah Teo saat berada di depan Kevin lalu menarik tangan Kevin yang satunya.

"Shh" Kevin meringis saat Teo tidak sengaja menarik tangan Kevin yang lecet parah.

"Anjing kok sakit bangsat!" batin Kevin lalu melihat tangannya yang lecet.

*Ya sakit lah Vin namanya juga luka.

Teo yang mendengar ringisan dari bibir Kevin pun langsung melepaskan tautan tangannya dan melihat tangan Kevin yang terluka.

Sementara Sagara langsung menarik tubuh Kevin mendekat kearahnya. Teo yang melihat itu tentu tak terima namun ia harus bersabar ketika melihat luka Kevin yang cukup parah.

"Pulanglah Teo. Kevin masih ada urusan bersamaku" ucap Sagara dingin.

Belum sempat Teo membantah, Kevin sudah dibawa duluan oleh Sagara ke mobilnya. Teo merasa tidak nyaman melihat kedekatan Kevin dengan Sagara.

Namun cepat-cepat ia buang perasaan itu dan memilih pergi untuk menyelesaikan pekerjaannya yang tertunda tadi.

.

.

.

.

.

.

.

.

Kini Kevin maupun Sagara telah sampai di rumah sakit tempat Kino dirawat. Tidak lama kemudian mereka akhirnya sampai di depan pintu ruangan rawat Kino.

Baik George maupun Ricky sudah sampai lebih dulu. Dengan santai Sagara membuka pintu ruangan itu dan masuk kedalamnya dengan Kevin yang mengekorinya.

Perhatian semua orang yang ada di dalam ruangan pun langsung tertuju pada Sagara maupun Kevin. Ricky adalah orang pertama yang berucap setelah keheningan melanda sejenak.

"Dek, Adek jujur ya sama abang. Dia kan yang bully kamu di toilet kemarin?" tanya Ricky membuat Kino membulatkan matanya terkejut.

Kino yang awalnya bingung dengan kedatangan rekan kerja sang Ayah dan Kevin yang kini penampilan sama parahnya dengan Ricky pun jadi terkejut ketika mendengar perkataan sang abang.

"E-eh? engga bang bukan! bukan Kevin yang bully Kino tapi murid baru yang ada di kelas Kino" ucap Kino sembari menggeleng-gelengkan kepalanya dan melambai-lambaikan kedua tangannya di depan dada.

Sekarang bisa Kino simpulkan sedikit tentang apa yang mungkin sudah terjadi dan itu membuatnya merasa bersalah kepada Kevin. Ya bayangkan saja kamu tidak tau apa-apa tapi malah dituduh dengan yakin telah melakukan kesalahan. Siapa coba yang tidak kesal?

"Apa abang nuduh Kevin yang bully Kino terus akhirnya kalian berantem?" tanya Kino dengan nada marah. Kenapa abangnya jadi gegabah seperti ini?

Ricky yang mendengar nada bicara sang adik yang terdengar marah pun hanya bisa menundukkan kepalanya dan mengangguk samar. Kino yang melihat itu pun mau tak mau menghela nafasnya.

KEVIN (slow up!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang