dua belas

18.9K 1.6K 55
                                    


Pagi ini Kevin mulai dengan berangkat sekolah lebih awal dan sarapan di warung makan. Kevin sedikit berbincang dengan sang pemilik warung makan tentang hal-hal yang tidak penting.

Saat bel masuk sekolah kurang dari 30 menit, Kevin pun pamit pada si pemilik warung untuk kembali melanjutkan perjalanannya menuju sekolah.

Sesampainya di parkiran sekolah Kevin melepas helm dan kemudian turun dari motornya. Baru saja hendak berbalik tubuh Kevin didorong kuat hingga punggungnya menghantam dinding di parkiran.

'Ugh'

Kevin sedikit meringis sebelum melihat siapa yang berani melakukan hal seperti ini pada dirinya. Dan terpampang lah wajah Ricky yang memerah seperti sedang menahan amarah.

Kevin tentu saja bingung mengapa kakak dari si protagonis ini malah marah padanya. Kemarin saja Kevin tidak berangkat, jadi mana mungkin ada masalah yang ia timbulkan.

Atau memang sudah takdirnya menjadi antagonis jadi setiap ada masalah menyangkut protagonis maka ia yang akan disalahkan? Aish itu sungguh tidak adil.

Ricky mencengkram erat kerah seragam Kevin lalu menatap wajah Kevin yang malah terlihat sangat santai. Karena terlanjur emosi Ricky pun memukul perut Kevin dengan tinjunya.

Kevin yang tidak terima pun ikut tersulut emosi dan mendorong balik Ricky hingga tubuhnya agak oleng ke belakang. Kevin menatap tajam Ricky sembari memegangi perutnya yang terasa perih.

"Lo apa-apaan bangsat? dateng-dateng main ninju perut orang. Gila lo ya?" ucap Kevin yang geram dengan tingkah laku tidak beres dari orang di depannya.

"GAK USAH BANYAK BACOT LO ANJING! LO KAN YANG UDAH BULLY ADEK GUE DI TOILET SAMPE PINGSAN?? NGAKU LO BANGSAT! BILANGNYA MAU TOBAT TERNYATA CUMA OMONG KOSONG" teriakan marah Ricky berhasil mengundang perhatian para siswa yang masih di luar kelas maupun yang sudah berada di dalam kelas.

"APAAN GOBLOK LO TIBA-TIBA NUDUH GUE HAH?? GUE GAK TAU APA-APA YA SOAL ADEK LO YANG DI BULLY ITU. DAN BUKAN GUE YANG BULLY DIA ANJING!!" balas Kevin dengan berteriak juga karena sudah kepalang emosi.

"JANGAN BOHONG LO BAJINGAN!" ujar Ricky sebelum membogem keras wajah Kevin. Kevin pun membalas bogeman Ricky tak kalah keras. Pertengkaran tak lagi terelakkan.

Banyak siswa yang rela kembali keluar kelas hanya untuk menyaksikan pertarungan brutal dari Kevin dan Ricky.

Baik dari geng DREA'S maupun geng SKYLAR yang baru datang sudah mencoba memisahkan kedua orang itu namun gagal. Andre yang nekat mendekati keduanya malah mendapat bogeman mentah di pipinya.

Semua orang yang menyaksikan pertarungan dua orang itu jadi merinding saat melihat keduanya saling menyerang secara brutal dan tanpa belas kasih.

Wajah tampan Kevin kini dihiasi oleh banyak luka namun tidak berbeda jau juga dengan Ricky, malahan dia yang terlihat lebih parah karena Kevin menyerangnya tanpa ampun.

Kedatangan guru bk menjadi akhir dari pertarungan sengit itu. Baik Kevin maupun Ricky langsung dibawa ke ruang bk untuk dipanggil orang tuanya.

Keadaan kedua orang itu benar-benar sudah tidak karuan. Lebam dimana-mana, darah yang terlihat mengalir keluar dari luka di wajah mereka hingga seragam mereka yang kotor.

Guru bk tersebut mengatakan akan menelpon orang tua Kevin maupun Ricky untuk membahas masalah yang terjadi.

"Cih sayang banget 'dia' udah pergi keluar kota tadi pagi" batin Kevin yang mengingat bahwa Teo baru saja berangkat ke luar kota pagi tadi.

"Kalo gini entah siapa yang bakal dateng" batin Kevin lagi saat menyadari jika mungkin tidak akan ada yang datang sebagai walinya.

Waktu terus berlalu dengan suasana ruang bk yang sepi dan suram. Kevin dan Ricky masih saja saling melemparkan tatapan tajam yang menusuk. Guru yang ditugaskan mengawasi keduanya hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan.

'Kreitt'

Suara pintu dibuka membuat atensi semua orang mengarah kearahnya. Terlihat sosok pria tampan berjas hitam dengan wajah yang senantiasa tanpa ekspresi.

"Alasan?" tanya pria itu sambil menatap datar Ricky.

"Dia yang udah bikin Kino masuk rumah sakit Yah" tunjuk Ricky pada Kevin yang membuat Kevin tak terima.

"Heh anjing! udah gue bilang bukan gue goblok! kemaren aja gue gak berangkat, mana gue tau kalo adek lo dibully sampe masuk rumah sakit" jelas Kevin yang tidak terima atas tuduhan yang diberikan padanya.

"Alasan lo bangsat! lo pasti langsung kabur kan setelah bully adek gue hah?? ngaku aja lah babi" cerca Ricky sambil terus menunjuk-nunjuk Kevin.

"Huft, berhenti Ricky" titah pria itu yang dipanggil Ayah oleh Ricky. Dia adalah George Ferdinand.

"Baby sudah sadar. Jadi sekarang tanyakan saja sendiri padanya dan kalau perlu kau ikutlah juga" ucap George pada Ricky lalu Kevin.

Kevin mengangguk setuju daripada nanti malah makin rumit masalahnya.

'Kreit'

Pintu dibuka untuk kedua kalinya menampakkan seorang pria berjas rapi hampir sama seperti George. Kevin yang melihat kehadiran pun melongo tak percaya.

"Astaga Kevin, wajahmu sungguh ah sudahlah. Kenapa berkelahi?" tanya Sagara penuh selidik. Yap pria berjas yang tadi membuka pintu adalah Sagara.

"Huh tanya aja noh sama tuh orang" jawab Kevin sembari menunjuk Ricky dengan dagunya.Sagara mengalihkan pandanganya kearah Ricky dan seolah terkejut.

"Kau? kau putra sulung George bukan?" tanya Sagara yang dibalas anggukan singkat oleh Ricky.

"Ekhem" deheman dari arah belakang membuat Sagara penasaran dan menoleh. Betapa terkejutnya ia saat melihat kehadiran orang ya ia kenal.

"Wah ternyata kau juga disini" ucap Sagar menghampiri George lalu merangkulnya tanpa izin.

Kevin dan Ricky menatap keakraban kedua orang itu dengan tatapan heran lalu tanpa sengaja keduanya melakukan kontak mata namun langsung diputus oleh Ricky.

"Dia putramu?" tanya George pada Sagara sambil menatap kearah Kevin yang juga sedang menatapnya.

"Calon" bisik Sagara ditelinga George namun juga menganggukkan kepalanya membenarkan ucapan George.

"Ayo cepat ke rumah sakit Ayah! aku ingin segera menemui baby" pinga Ricky yang mendapat anggukkan pelan dari George.

"Kalian berdua ikutlah" ucap George pada Kevin dan Sagara.

.

.

.

.

.

Saat berjalan menuju gerbang Kevin hendak berbelok untuk pergi ke parkiran mengambil motornya. Namun tidak jadi karena seseorang mencekal tangannya.

"Mau kemana?" tanya Sagara sambil menatap punggung tangan Kevin yang lecet.

"Ke parkiran, ambil motor" jawab Kevin berusaha melepaskan cekalan Sagara ditangannya.

"Mengendarai motor dengan tangan seperti ini? lupakan! ikut aku naik mobil" titah Sagara membuat Kevin hanya menganggukkan kepalanya pasrah. Toh ia juga sedang malas mengendarai motornya.

Kevin berjalan mendahului Sagara dengan tangan kiri yang masih dicekal oleh Sagara. Sagara yang melihatnya pun tak bisa menahan senyumannya.

Tiba-tiba Kevin menghentikan langkahnya membuat Sagara yang sedari tadi setia melihat tautan tangannya di tangan Kevin pun ikut berhenti dan mendongakkan kepalanya untuk melihat apa yang terjadi.

Tepat di pintu gerbang terdapat seseorang yang mampu membuat Kevin terkejut atas Kehadirannya.

~~~

Jangan lupa vote and komen
kalo boleh follow juga😉
Typo tolong tandai

Wah siapa tuh yang bikin Kevin sampe terkejut?

Maaf ya karena banyaknya kata-kata kasar di chapter ini🙇
Aku nulisnya sambil agak marah hehe

Niatnya mau up besok tapi ternyata besok ada kesibukan jadi takutnya aku lupa up, jadi up nya sekarang aja;)

Makasii yang udah follow ya^^

KEVIN (slow up!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang