Hari Sabtu dan juga Minggu, seperti biasanya papa dan juga mama akan pulang ke Jakarta. Kelly tahu kalau bisnis milik papanya sedang bermasalah sehingga mereka lebih banyak menghabiskan waktu di Bandung, lalu mana mungkin Kelly pergi ke Singapura dengan meninggalkan kekacauan yang ada di Indonesia. Pagi dihari sabtu ini entah mengapa suasana di meja makan terasa dingin, apakah atmosfer kemarin malam masih belum pudar.
"Gue minta maaf selama ini menyembunyikan keadaan gue lagi, gue takut kalian khawatir dan berlebihan sama gue. Gue takut anak-anak Tiger juga jadi tau apa yang terjadi sama gue, so sorry kak, Mars gue janji akan terbuka sama kalian," ucap Kelly tiba-tiba memecah keheningan di meja makan yang hanya diisi dirinya, Laura dan juga Mars.
"Gue denger waktu mama bilang ke lo buat 2 hari ke Singapura, pasti buat pengobatan lagi kan?" Tanya Mars dengan wajah kesal yang tidak bisa dia tutupi.
Kelly hanya diam, enggan menjawab pertanyaan Mars karena ia takut. Melihat itu Laura angkat bicara, "Gue maafin asal lo terbuka sama kita, jangan berfikir lo sendirian Kell disini ada gue dan juga Mars. Berapa kali sih gue harus bilang ke lo?"
"Gue udah sembuh gak perlu ke Singapura,"
Mendengar jawaban Kelly Mars mendengus, "Sembuh? Terus kemarin kenapa kak? Masih ditutupin lagi?"
"Kalian tahu kan hampir setahun bisnis papa ada masalah, gue gak mau membebani mereka harus ngantar gue bolak-balik ke Singapura. Gue juga janji gue akan lebih memperhatikan diri gue sendiri, gue peduli sama diri gue." Jawab Kelly tegas menatap Laura dan Mars bergantian.
"Gue pegang janji lo Kelly." Laura paham adik perempuannya merupakan orang yang tidak mau merepotkan orang-orang disekitarnya seberat apapun masalahnya. Kelly itu naif, dia gak sadar dengan dirinya sendiri.
Tanpa mereka tahu ada mama dan papa yang mendengarkan obrolan mereka, ketika orangtua mereka datang dan melihat ruang tamu sepi pasti anak-anaknya sedang sarapan mengingat hari ini weekend sehingga mereka memilih sarapan agak siang. Namun apa yang mereka lihat dan juga dengarkan membuat mereka sadar kalau memang anak-anaknya sudah dewasa dan mengerti kondisi antar saudaranya.
"Loh ma pa kok tumben pagi udah sampe rumah biasanya agak siangan," seru Laura melihat kedatangan orangtuanya.
Mendengar itu mama mendengus, "Pagi maksut kamu gimana sih Lau? Udah jam 10 gini.. Biasanya mama sama papa nyampe juga jam 10 an kann?"
"Kalian aja yang kesiangan sarapannya." Tambah papa.
"Masalah di Bandung udah selesai Pa?" Tanya Kelly tiba-tiba.
"Hampir selesai, papa masih ngurus manajer keuangan yang baru buat outlet di Bandung."
"Papa sendiri yang nanganin? Tim HR juga ada masalah Pa? Kapan-kapan aku mau ikut deh ke kantor pusat," ujar Mars. Dari ketiga anaknya memang hanya Mars yang tertarik mengenai bisnis, papa bersyukur paling nggak salah satu anaknya bisa meneruskan usahanya nanti.
"Namanya juga korupsi Mars, pasti mereka buat komplotan lah. Mama juga shock waktu denger mereka nipu franchise, padahal mama udah percaya banget sama mereka. Mereka temen mama sama papa dari jaman kuliah," jawab mama sendu.
Kelly tahu bahwa fasilitas yang dipakainya sekarang merupakan hasil kerja keras orangtuanya, bahkan sejak mereka duduk di bangku kuliah. Mama itu adik kelas papa waktu SMA, dan mereka berteman baik. Ketika SMA mama memilih ikut kelas percepatan sehingga mereka bisa seangkatan ketika masuk perguruan tinggi, lalu sama-sama mengambil kuliah bisnis di kampus swasta bergengsi di Jakarta, ketika ada tugas salah satu mata kuliah mama dan papa ternyata sekelompok dan alhasil mereka mendirikan sebuah bisnis desert box. Kebetulan ketika jaman itu masih belum banyak saingan bisnisnya, mereka tidak menyangka sebuah bisnis yang mereka kerjakan hanya untuk mendapatkan nilai A menjadi terkenal dan banyak peminat di pasarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationship [On Going]
Teen FictionTerkadang kita lupa bahwa semuanya itu saling berhubungan, termasuk pertemuan kita. -Kelly ------- Start : Juli 2021 (Revisi : 7 Januari 2023) Finish : -